Perjalanan Selingkuh - Bab 57 Kamu Bukan Lindaku

Bab 57 Kamu Bukan Lindaku

Steven bagaikan kecanduan narkoba yang tidak bisa aku hentikan, sebelumnya, aku sangat tergila-gila dengannya, dan mau bagaimana berhenti pun tetap tidak bisa dihentikan, tetapi setelah sebulan tidak bertemu dengannya, kecanduan tersebut bisa ditekan dengan perlahan.

“Aku ingat aku pernah memberitahumu bahwa, sejak kamu memilih untuk memulai, dan ketika kamu ingin mengakhirinya, itu tidak akan segampang itu.” Suara Steven tidak keras, tetapi terdengar jelas masuk ke telingaku.

Aku mengira, jika kami tidak bertemu selama sebulan, maka Steven akan menyerah total tentang hubungan antar kami berdua.

Tetapi aku tidak menyangka bahwa, Steven hanya teringat aku ketika dia ingin menginginkan seorang anak.

“Kamu lepaskan dia, tidak bisakah kamu melihat dia tidak mau?” Jason melangkah maju dan meraih tanganku satu lagi dan memandangi Steven dengan pandangan yang memperingatinya untuk waspada.

“Steven, sejak kapan kamu belajar untuk memaksa seorang wanita?” Jason memandang Steven dengan penuh cemooh.

Ketika Steven mendengar kata-kata Jason, wajahnya langsung memburuk, dan memandang Jason dengan ganas: "Jason, jangan mengira aku tidak tahu apa yang sedang kamu mainkan."

“Pikiranku sangat sederhana, hanya saya tidak bisa melihatmu memaksa Linda, terutama kamu Steven, tujuanmu hanya provokasi.” Jason menatap Steven dengan penuh makna, kamu datang ke aku tanpa rasa takut.

Aku sangat bingung dengan kata-kata kedua orang ini.

Mereka sudah bermusuhan selama bertahun-tahun, aku tidak ingin campur tangan.

“Kalian lepaskan aku, aku mau pulang.”

Tangan yang masih ditarik oleh kedua pria ini merasa sangat tidak nyaman, dan hubungan mereka berdua adalah musuh, aku tidak ingin menjadi orang tengah.

Karena Jason ada disitu, Steven tidak ingin memiliki banyak keterikatan, tetapi ketika dia pergi, dia menatapku dan pandangannya memberi tahuku bahwa dia masih belum menyerah.

Tetapi aku dengan cepat melupakannya, aku tidak bisa melawannya, maka yang bisa aku lakukan hanya bersembunyi.

Untungnya Moli masih ada sedikit biaya, di dekat pusat perbelanjaan menemukan satu ruang apartemen untuk disewa, dan dua hari ini dia membawa Ami ikut dengannya.

Dan aku, mengemas barang-barang dan bersiap untuk pindah rumah.

Tetapi ketika aku sedang mengemas barangku, tiba-tiba ibuku meneleponku, nadanya masih agak dingin, sepertinya kemarahan dia masih belum mereda.

Tetapi bisa mendapatkan telepon dari mereka, aku sudah merasa sangat bahagia: “ibu, apa kabarmu dan ayah?”

Aku mengira mereka memanggilku karena ingin memaafkanku.

Tetapi aku tidak menyangka, ibuku meneleponku hanya untuk menyuruhku pulang, karena nenekku sedang sakit, sekarang sudah didalam tahap stadium akhir kanker, dan satu-satunya keinginannya adalah bisa melihatku untuk terakhir kalinya.

Sejujurnya, aku sangat tidak akrab dengan nenekku. Setelah sepuluh tahun aku amnesia, orang tuaku tidak pernah membawaku kembali ke kota asalku dimana nenekku tinggal. Ketika mereka pulang kesana, mereka akan meninggalkan aku sendirian di rumah dan setelah satu minggu mereka baru kembali lagi.

Walaupun kami tidak akrab, aku tetap harus pulang melihatnya untuk terakhir kalinya. Lagipula, dengar ibu berkata, aku tinggal bersama dengan nenekku di pedesaan sebelum aku berumur sepuluh tahun, dia merawatku selama bertahun-tahun, maka mau bagaimanapun juga, aku harus tetap melihatnya pada masa-masa terakhirnya.

Berpikir, aku sudah menaruh semua barangku yang sudah kukemas itu di tempat Sisi, lalu aku juga akan memberinya kunci agar dia bisa memberinya ke Adit dan biarkan Adit yang menyerahkan kuncinya kepada Steven.

“Linda, kapan kamu akan kembali?” Di stasiun, Sisi bertanya padaku sambil meraih tanganku dengan erat dan tidak tega melepaskannya.

“Aku juga tidak tahu, tetapi jika aku kembali, aku akan langsung menghubungimu.”

Setelah berkata, aku memeluk Sisi, dan aku melambaikan tangan kepadanya sambil menarik koperku.

Aku akan kembali ke kota dulu, lalu mencari mobil dan transit beberapa kali baru bisa sampai didesa.

Ini adalah pertama kalinya lagi aku datang ke desa ini, jika aku tidak bertanya jalan lagi dan lagi, aku khawatir aku akan tersesat.

“Permisi, boleh aku bertanya, apakah kamu tahu dimana rumah Tarmini?” Aku bertanya kepada tante yang sedang duduk dan ngobrol didepan pintu.

“Tarmini, Putranya yang bernama Halim kan?” Tante itu menatapku dan bertanya padaku.

Aku segera mengangguk kepala: “Benar, Halim adalah ayahku.”

“Hei, ternyata kamu adalah Linda!” Setelah tante ini mendengarkan perkataan ku, dia tiba-tiba memukul pahanya dan nadanya sangat mengagetkan.

Aku menganggukkan kepala dengan kaku.

“Sudah bertahun-tahun tidak bertemu, sekarang sudah tumbuh besar menjadi gadis cantik, dulu kamu seperti seorang tomboy, dan dengan kulit hitamnya dia sering lari mengitari desa.”

”Hei bocah, apakah kamu pergi melakukan operasi plastik?” Salah satu tante disana melihat wajahku dan mulai berbicara.

“Kamu tidak usah mengatakannya, coba kamu lihat, dia sekarang ini sama sekali tidak mirip dengan ketika dia masih kecil! Aku dari tadi melihatnya saja masih tidak bisa mengenalnya, perubahan ini sangat besar, matanya juga menjadi besar, hidungnya juga menjadi lebih mancung.”

Sekempulan tante itu lalu berbincang tanpa henti, dan Linda merasa sangat malu.

“Itu, bolehkah kamu memberitahuku, dimana ketak rumah kakekku?” Aku dengan cepat menanyakannya lagi.

“ini baru beberapa tahun saja belum pulang, dia sudah melupakan rumahnya.” Salah satu tante itu menghela napas.

Tante lainnya mengulurkam tangannya dan berkata: “Apakah kamu melihat gang itu? Rumah ketiga dari gang dan disebelah kiri jalan.”

Aku mengangguk kepala dan mengucapkan terima kasih: “Terima kasih!”

Setelah selesai berbicara, aku langsung menarik koperku dan lari, aku benar-benar tidak bisa bertahan lama-lama dengan sekumpulan tante ini.

Masih mengatakanku mengoperasi plastik? Aku tidak pernah pergi operasi plastik! Kecantikanku sekarang ini adalah murni dan alami!

Rumah ketiga dari gang, aku berdiri didepan pintu dan memandangi beberapa pintu halaman tua, aku menjadi bingung. Jujur saja, semua yang ada di sini sangat asing bagiku.

Aku mengatakan bahwa aku pernah tinggal di sini selama sepuluh tahun, tetapi aku sama sekali tidak memiliki gambarannya.

Aku mendorong pintu dan berteriak: “Apakah ada orang?”

Ibuku baru saja keluar dari dalam, setelah melihatku, dengan pelan dia menjawab: “sudah datang maka langsung masuk saja!”

Aku segera berlari ke depan ibuku dan pergi menarik tangannya untuk membujuknya.

Tetapi malah didorong oleh ibuku.

Sikapnya terhadap aku sangat dingin, dingin seperti orang asing, sejujurnya, hatiku sangat sedih.

“Nenekmu sedang berbaring di tempat tidur! Masuk dan menjenguknya!” Ibuku menyipitkan matanya dan berkata padaku.

Aku mengangguk kepala, meletakkan koperku ke samping, dan kemudian mendorong membuka pintu kamar.

Seorang wanita tua berambut abu-abu berbaring di tempat tidur dan tubuhnya sangat kurus hingga tertinggal tulang saja. Ini seharusnya adalah nenekku!

“Nenek” Aku memanggilnya dengan pelan

Nenekku membuka matanya dan menatapku dengan bingung : “Siapa kamu?”

“Aku adalah Linda nek!”

Berkata, aku melangkah maju dan ingin membantunya menutupi selimut.

Tetapi ketika aku baru saja mengulurkan tanganku, langsung disingkirkan oleh nenekku, dia sangat marah dan dengan sangat marah dia menunjuk kearahku: “Awas kamu! Kamu bukan Lindaku.”

“Nenek, aku beneran Linda!” Aku menganggap bahwa karena nenekku sudah banyak tahun tidak melihatku, maka dia sekarang sudah tidak mengenaliku.

Neneku marah sampai batuk dan menunjukku: “Mataku masih melihat dengan jelas, kamu bukan Linda cucuku.”

Setelah berkata, dia menghela napas, dan mulai berteriak: “Apakah kalian sedang mengerjai wanita tua aku ini? Dari mana kalian mencari seorang bocah ini untuk berpura-pura menjadi Linda?”

Ibuku buru-buru berlari kemari dan melihat aku berdiri di sana dengan ekspresi yang tidak berdaya dan menatapku, "Mengapa nenekmu saja kamupun tidak bisa membujuknya?"

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu