Perjalanan Selingkuh - Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya

Steven terang-terangan bermesraan denganku, hingga membuat wajah Yosi cemberut.

Senyum diwajah Yosi menghilang.

Ibuku memandang Yosi dengan wajah tertekan, lalu menatapku dengan wajah aneh: “Linda, kenapa bisa kamu melakukan ini? Akhir-akhir ini Yosi sering datang kemari menjagaku dan ayahmu, ya sudah kalau tidak mau berterima kasih, tapi kenapa bisa kamu mengatakan kata-kata seperti ini?”

“Bu, kamu mau aku bagaimana mengatakannya?” Aku memandangi ibu yang telah membesarkanku selama beberapa tahun dengan ekspresi kecewa.

Dulu tidak tahu, tidak mengerti, sekarang setelah mengerti, aku baru tahu dihati mereka mungkin posisiku benar-benar tidak layak diungkit.

Aku hanya seorang pengganti, sebuah mainan yang mengganti kekosongan dihati mereka, ketika owner yang asli kembali, aku yang sebuah mainan ini sudah tidak dibutuhkan lagi.

Ibu menatap mataku lalu mengalihkan padangan tidak berani menatapku lagi.

Ayahku marah melemparkan gelas kearahku.

Tindakannya tidak dapat terprediksi, ketika melihat diriku tidak bisa menghindar, Steven menghadang gelas didepanku.

Gelas itu mengenai dada Steven, dan kemejanya basah.

“Bagaimana dirimu?”Aku menatap Steven dengan gugup, dan membuka kancing kemejanya.

Ada bekas kemerahan di dadanya, dan air di gelas itu masih panas, aku yang melihatnya merasa sedih, bingung tidak tahu harus melakukan apa bagusnya.

Steven mengerutkan kening, menenangkan diriku: “Tidak apa-apa, selama kamu baik-baik saja.”

“Tunggu, aku akan membawamu ke dokter dan mengoleskan obat melepuh.”

Tatapan merah itu pasti datang dari air panas, aku tidak menyangka ayah begitu tega, kalau tadi buka Steven yang menghadangnya, air panas itu pasti mengenai wajahku, kalau tidak bisa diobati, pasti ada kemungkinan cacat.

Pada saat ini, perasaan ku pada orang tua sudah hilang.

Sekalipun orang tua kandung, menyakiti sekali demi sekali pasti bisa juga memudarkan hubungan, terlebih sekarang aku yang sudah sembuh, dan semua ingatanku sudah kembali.

Aku tidak sanggup bertengkar dengan mereka, sekarang seluruh perhatianku tertuju pada luka Steven.

Untung menemukan dokter dirumah sakit dan berhasil meminta salep, setelah diberikan salep hatiku baru tenang.

Hatiku perih melihat kulit yang merah itu.

“Sudah memakai baju masih bisa begini, kalau terkena ke wajahmu, pasti akan lebih parah.”ucap Steven cemas menatapku.

Selesai mengatakannya, dia memegang tanganku: “Kedepannya lebih baik jangan datang kemari, kalau kamu merasa ingin memberi kompensasi pada mereka, aku bisa memberikan uang kompensasi, tapi aku pasti tidak akan membiarkanmu kembali untuk dimarahi.”

Aku mengangguk: “Boleh juga begitu.”

Dan aku merasa, sikap orang tua ku padaku akhir-akhir ini semakin aneh.

Mereka sedih dan merasa bersalah pada Yosi, dan menatapku dengan tatapan benci.

Dulu aku tidak mengerti, sekarang aku sudah mengerti, mereka takut aku menjadi Linda, membuat mereka tidak dapat mengenali putrinya sendiri dan menyalahkanku.

“Aku sepertinya menjadi orang ketiga yang tidak diperlukan.”ucapku tersenyum pahit pada Steven.

“Kamu bukan orang ketiga.”ucap Steven memegang tanganku mengerutkan kening.

“Kalau tidak ada kamu, mungkin seumur hidup ini aku bakal menjadi perjaka tua.”ucap Steven mengejek dirinya untuk membuatku senang.

Aku tersenyum: “Siapa yang tidak tahu Steven pria yang disukai wanita single, wanita yang ingin menikah dengannya bisa keliling kota beberapa putaran.”

“Dari puluh ribuan, hanya ingin mengambil satu saja.”

Steven menatapku penuh kasih sayang, dalam tatapannya yang dalam membuatku memanjakan diri.

“Uhukk uhuuk……”

Suara berdeham ini menyadarkanku.

Aku menoleh, melihat Yosi berdiri disana melipatkan tangan menatapku.

“Linda, kamu kemari sebentar, ada yang ingin ku bicarakan denganmu.”Dia menatapku dengan jijik di wajahnya dan sombong.

Steven ingin menahanku, aku memberi tatapan tenang pada Steven, lalu bangkit mengikuti Yosi pergi.

Jangan lihat kakek Yosi hanyalah pembantu rumah tangga dari keluarga Demina.

Tapi karena ada hubungan dengan keluarga Demina, paman Yosi membangun kerajaan bisnis dari nol di negara lain.

“Linda, kita to the point saja!”ucap Yosi menatapku dengan sombong dan langsung ke topik permasalahan.

“Apa yang kamu ingin bicarakan?”ucapku menatap Yosi dingin.

“Apakah benar kamu tahu segalanya?”ucap Yosi menatapku dengan tajam.

Aku tidak menyangka pengamatan Yosi sangat hebat, hatiku terkejut dan menggeleng: “Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.”

“Kamu benar tidak tahu? Atau tidak jelas dengan identitas asliku?”Yosi menatapku dengan curiga.

“Aku tahu kamu, kakek mu pernah menjadi pengurus rumah tangga di keluarga Demina, pamanmu membangun banyak usaha diluar negeri, sekarang sudah menjadi salah satu orang kaya di Jakarta.”ucapku menatap Yosi.

“Tidak, itu semua bukan diriku yang sebenarnya, identitas asliku seharusnya kamu tahu.”ketika mengatakan ini Yosi tertegun sejenak lalu lanjut mengatakan: “Atau kamu tahu, identitasmu yang sekarang adalah milikku iya kan?”

Ucapan Yosi ini benar-benar membuatku membesarkan mata.

Ternyata, Yosi dari awal tahu semua ini.

“Apa maksud ucapanmu ini?”tanyaku terkejut menatap Yosi.

“Jangan pura-pura, aku selalu memperhatikan masalahmu, kali ini menyuruhmu datang, hanya ingin menguji, ternyata sekarang kamu sudah mengetahui semuanya.”ucap Yosi berbalik menatapku.

“Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.”sekarang yang bisa kulakukan hanya menggeram gigi tidak mengaku.

Sekarang aku tidak mengerti Yosi ini lawan atau teman, tapi tidak peduli dia sebagai apa, aku tidak menyukai orang sepertinya.

Yosi memainkan jam yang ada dipergelangan tangannya, lalu berkata dengan pelan: “Kalau kamu mau mengakuinya, mungkin aku masih bisa membantumu.”

“Tidak perlu, aku tidak tahu apa yang dibicarakan nona Yosi.”

Selesai mengatakannya, aku berbalik pergi.

Yosi ini selalu memberikan ku kesan seperti seorang wanita yang sulit ditebak.

Aku ingin mencari Steven, pada saat ini kebetulan Steven juga keluar mencariku, ketika melihatnya, aku langsung lari memeluknya dengan erat.

Sekarang aku memerlukan Steven untuk menenangkan perasaanku.

Masalah ini tampaknya bergerak kearah yang tidak terkendali, dan siapapun tidak tahu, ini kearah bagus atau jahat.

Steven bisa merasakan suasana hatiku, dia membawaku meninggalkan rumah sakit, lalu naik mobil, dia bertanya padaku: “Apa yang dikatakan Yosi padamu?”

“Yosi tahu semuanya.”

“Yosi tahu kamu bukan Linda, tentu saja akan menyelidikinya, ingin mengetahui ini semua tidaklah sulit.”

“Yosi bertanya padaku, apakah aku sudah mengetahui identitasku sendiri, dan aku tidak mengakuinya.”ucapku menatap Steven.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu