Perjalanan Selingkuh - Bab 209 Sisi Hamil
Bahkan beberapa hari yang lalu, banyak orang yang menyukai Sunni tiba-tiba berubah menjadi benci.
Dan Sunni dinobatkan sebagai pelacur yang paling hebat dan paling pintar berakting.
Ketika aku melihat komentar ini, Steven tiba-tiba mendorong kursi roda datang ke belakangku, bertanya dengan pelan: “Puas?”
Aku menangguk: “Lumayan, aku tidak menyangka akan tersebar begitu cepat.”
“Aku mencari orang untuk mendorongnya.”ucap Steven.
Aku baru menyadari kali ini yang membantuku di belakang adalah Steven.
“Kalau begitu masalah Sunni sebelumnya juga kamu yang mencari orang untuk mendorongnya!”
Aku ingat dua hari yang lalu Sunni hanya memposting beberapa hal kegiatan amal, bahkan itu saja bisa didorong netizen menjadi trending topik, apanya yang paling cantik dan baik dll.
Sekarang kalau di pikir-pikir, Sunni yang bisa terkenal itu juga cukup aneh, tapi kalau digabungkan dengan masalah hari ini, aku bisa memahaminya.
Steven mengangguk: “Iya.”
Lalu dia berkata: “Sunni ini pada dasarnya sangat sombong, tidak tahu prinsip kejayaan akan mundur jika sudah mencapai suatu titik ekstrem, ketika masih terkenal dia sangat sombong, dan betapa senang dirinya kala itu, mungkin sekarang dia sangat marah!”
“Terutama ketika baru kalah dari gugatan, mungkin malam ini mereka tidak akan bisa tidur nyenyak.”
Memikirkan hal ini, hatiku merasa sangat senang.
Tidak ada yang lebih membahagiakan dari pada menyaksikan musuh sendiri menderita.
“Aku telah banyak membantumu, tidakkah seharusnya kamu memberiku hadiah.”
Steven tiba-tiba memelukku dari belakang, dan dengan santai memelukku ke pangkuannya, lalu kedua tangannya mulai nakal.
“Jangan——”
Tubuhku gemetar, mengingat kejadian tadi pagi yang tidak etis, wajahku langsung berubah menjadi merah.
Tepat saat ini, terdengar suara ketukan pintu.
Aku menghela nafas lega, tapi pada saat yang sama merasa kecewa, Steven memelukku dan mencium sudut bibirku: “Jangan kecewa, aku akan memberikan hadiah padamu nanti malam.”
“Siapa yang kecewa?”tanyaku melirik dirinya.
Lalu bangkit membukakan pintu.
Di luar pintu, Weni berdiri di depan pintu.
“Bu, ada apa?”
“Aku berencana pindah tinggal di tempat pamanmu, apakah kamu ingin ikut bersama denganku?”
“Aku——”
Aku baru saja ingin menjawab, Steven yang mendengarnya langsung berkata: “Meskipun sekarang sudah memenangkan gugatan, tapi Siro dan lainnya pasti tidak akan terima, mungkin saja mereka akan melakukan sesuatu pada kalian, lebih baik tinggal di sini!”
“Di tempat Fuji juga sangat aman.”
“Bibi, aku sudah memutuskan untuk menikahi Safira begitu aku sembuh, aku pikir akan lebih baik kalau kalian tinggal di sini.”bujuk Steven memandang ibuku.
Ibuku memandang diriku lalu memandang Steven, dan tersenyum.
“Aku tahu hubungan kalian sangat baik, dan aku juga tidak memaksa kalian untuk berpisah, aku pulang sendiri tinggal di sana, pikiranku kadang sadar kadang tidak, aku hanya tidak ingin merepotkan kalian.”
“Bu, kenapa kamu berpikir begitu?”
Sebenarnya tidak peduli apakah ibu dalam keadaan sadar atau tidak, orang yang selalu dia ingat adalah diriku, bagaimana mungkin aku merasa direpotkan olehnya.
Ibuku menghela nafas, membelai rambutku, dan berbicara dengan pelan: “Aku tahu kamu tidak rela, dan aku juga tidak rela, tapi kamu sudah dewasa, aku tidak bisa terus memaksamu berada di sisiku, kalian mempunyai kehidupan sendiri, sudahlah, lagipula jarak dari sini ke rumah pamanmu juga tidak jauh, kalian bisa kapan saja datang melihatku.”
Sikapnya sangat tegas.
Pada akhirnya, aku dan Steven mengantarnya pulang ke rumah Fuji.
Dan kebetulan Sisi ada di rumah, aku sudah lama tidak bertemu dengannya, dengan senangnya aku ingin menceritakan kemenangan hari ini kepadanya.
Tanpa menunggu aku berbicara, aku mendengar kabar yang mengejutkan dari Sisi.
“Linda, aku sudah hamil.”
Aku membelalakkan mataku dengan bodoh: “Apa?”
Wajah Sisi memerah, lalu menundukkan kepala dan berkata: “Awalnya hari ini aku dan Fuji ingin pergi menghadiri persidangan, tapi ketika keluar rumah aku pingsan, sesampai di rumah sakit baru diketahui, ternyata aku hamil.”
“Pingsan? Apakah kamu baik-baik saja!”
Mendengar perkataan Sisi, diriku merasa khawatir, aku sendiri yang pernah mengalami keguguran tiga kali, mengkhawatirkan kehamilan Sisi takut terjadi sesuatu pada dirinya.”
“Aku baik-baik saja, kamu tenang saja! Hanya tekanan darah rendah.”ucap Sisi sibuk menenangkan diriku yang terlihat gugup.
Aku baru merasa lega.
Aku yang duduk di samping Sisi, hampir setiap saat terus menatap perutnya.
Selang sesaat aku bertanya kepadanya: “Sudah berapa bulan?”
“Satu bulan lebih.”ucap Sisi pelan dengan wajah memerah.
“Tidak disangka hubungan kalian berkembang dengan cepat.”ucapku yang mulai iri.
Karena trauma yang diterima rahimku cukup besar, aku lebih sulit hamil dibandingkan dulu, semenjak aku rujuk dengan Steven, aku tidak pernah menggunakan KB apapun, tapi sampai sekarang juga tidak kunjung hamil.
“Aku dulu bahkan pernah berpikir, setelah aku mempunyai anak, aku harus menjadi ibu yang baik, tapi sekarang, kamu sudah menikah dengan pamanku, bayi dalam kandunganmu akan menjadi adikku.”
Berbicara tentang ini, aku tidak bisa berkata apa-apa, berpikir teman baikku berubah menjadi bibi sendiri, bahkan nama panggilan juga berubah menjadi sangat canggung.
Sisi yang mendengar aku berkata begitu, juga merasa canggung.
“Nanti setelah kamu mempunyai anak, aku akan menjadi nenek, kedengarannya sangat tua, dan kamu menjadi kakak dari anakku.”berbicara tentang ini, Sisi mengerutkan kening, dan tampak sangat tertekan.
Mendengar Sisi berkata begitu, aku tidak bisa menahan diri untuk tertawa.
“Oh iya, sekarang kamu sudah hamil, kapan kamu berencana untuk menikah?”tanyaku kepada Sisi.
Sisi menggelengkan kepala: “Aku tidak tahu!”
Aku ingat sebelum keluar rumah Steven pernah berkata kepada ibuku, dengan tatapan berbinar: “Bagaimana kalau kita mengadakan pesta pernikahan bersama.”
Ketika kuliah, aku dan Sisi pernah berkhayal, dan sepertinya khayalan itu bisa diwujudkan sekarang.
Mata Sisi berbinar: “Bagus!”
“Tapi kalian harus cepat sedikit, aku tidak berharap perutku besar sendirian di acara pesta pernikahan.”
“Kamu tenang saja, sebulan kemudian, aku jamin bisa melakukan pesta pernikahan bersama.”
Steven tiba-tiba melirik ke sini dan menyela pembicaraan.
Fuji yang berada di samping bercanda dengan Steven: “Jangan lihat aku yang tidak memiliki pengalaman cinta lebih dari lama dari dirimu, tapi masalah istri dan anak aku tidak ketinggalan.”
“Beberapa generasi keluarga Fu sebelumnya hanya memiliki satu keturunan, dan sekarang akhirnya ada keturunan, di tambah dengan kemenangan gugatan hari ini, kita harus merayakannya dengan baik.”
“Sekarang langit sudah gelap, kita hanya bisa merayakan sendiri di rumah.”
“Satu keluarga merayakannya sudah cukup, aku pergi ke dapur memasak untuk kalian.”
“Bu, ada koki, kamu sibuk apa?”
Ibuku menoleh, memandangku: “Beberapa tahun ini, banyak masakkan yang aku pelajari, sejak awal aku ingin memasakkan masakkan kesukaanmu, sayangnya kala itu aku buta, menganggap mata ikan sebagai mutiara, dan sebaliknya menyayangi orang yang tidak tahu berterima kasih.”
Aku tahu dia membicarakan masalah Sunni, dan juga tahu dia takut mengingat dirinya yang selalu mencelakai diriku demi Sunni.
“Ibu, itu semua sudah berlalu, kita akan menjadi lebih baik dan lebih baik.”
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanBlooming at that time
White RoseSi Menantu Dokter
Hendy ZhangMenantu Hebat
Alwi GoThe Gravity between Us
Vella PinkyPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya