Perjalanan Selingkuh - Bab 237 Berangkat
Aku selalu mengira keturunan laki-laki keluarga Demina sangat sedikit, tapi tidak disangka keluarga semarga juga sangat besar, orangnya juga tidak sedikit.
“Kita istirahat dulu, nanti sore, Steven kamu pulang ke rumah lama pergi menjenguk kerabat keluarga Himura.”
Selesai mengatakan, pria itu menoleh bertanya padaku: “Apa kamu mau pergi dengan Steven?”
Tepat sewaktu aku mau membuka mulut, direbut dulu oleh Weni, wanita itu tersenyum melihat ke ayah Steven: “Tidak bisa seperti itu, Safira adalah keturunan keluarga Demina, seharusnya juga pergi bertemu dengan para tetua keluarga Demina.”
Ayah Steven mengangguk: “Ini juga sudah seharusnya, tapi mereka berdua sudah mau menikah, biar mereka berdua berkunjung sama-sama juga bagus, setelah pergi ke rumah keluarga Himura, pergi ke rumah keluarga Demina.”
Tak disangka dua orang tua yang hampir berusia setengah abad karena hal ini jadi berdebat.
Terakhir, Weni menghela nafas dengan dingin sebentar: “Tunggu nanti sudah menikah baru pergi berkunjung juga tidak terlambat.”
Aku tidak menyangka mereka berdua berinteraksi bisa ada situasi seperti ini, namun Steven terlihat sudah terbiasa, langsung menarikku naik ke atas.
Aku masih agak khawatir terus melihat ke arah mereka.
“Ibuku sepertinya tidak menyukai Paman.” Aku tanya ke Steven.
Steven mengangguk: “Setelah ibuku meninggal belum setahun, ayahku membawa pulang Justin ibu dan anak, dan tante Weni dulu itu teman baik ibuku, tentu saja tidak suka melihatnya, jadi komunikasi mereka berdua juga jadi tidak cocok.”
Aku tiba-tiba jadi mengerti, tapi benar juga, melihat hubunganku dengan Sisi, kalau Fuji berbuat sesuatu yang menyakitinya, aku juga akan memutus hubungan dengan pria itu, jangan lihat pria itu adalah pamanku.
Setelah masuk kamar, Steven langsung menggendongku ke atas ranjang: “Sudah semalaman tidak tidur, kamu baring istirahat sebentar.”
“Nanti sore aku pergi dengan kamu saja?”
Steven mengelus kepalaku, dengan suara yang lemah lembut: “Aku sendiri pergi saja, kamu sekarang yang paling penting itu tidur.”
Aku tahu, Steven takut aku terlalu lelah, yang terpenting adalah, pria itu seharusnya takut aku bisa ada bahaya kalau berada di sisinya.
Tapi aku juga khawatir Steven.
“Rumah lama keluarga Himura dimana?” Aku tanya ke Steven.
“Rumah lama keluarga Himura dan Demina tidak jauh, semuanya di sekitar aliran Yun Yin, dengar-dengar di sana ada tempat pemakaman aliran Yun Yin, anggota keluarga Himura dan Demina dulu akan kembali ke sana untuk menikmati hari tua sekalian menjaga makan, kemudian perlahan, tidak sedikit kerabat juga pindah ke sana.”
“Di sekitar aliran Yun Yin?”
Aku pernah mendengar Weni mengatakan, perkataan seperti itu, dari sini lumayan jauh, itu berada di daerah pinggiran, kebanyakan semuanya adalah jalan gunung.
“Keluarga Himura dan Demina di sana membangun beberapa pabrik pengelola makanan, jadi, mereka kerabat keluarga semarga juga memiliki saham di dalamnya, jadi hidupnya sama sekali tidak bermasalah, yang terpenting adalah, di sana sudah dibeli semua oleh dua keluarga ini, di sana hanya ada dua marga, tapi dua keluarga tinggal di dua kampung yang berbeda.”
Himura menceritakan ini ke aku, mendengarnya aku agak terobsesi.
Mungkin aku semakin membawa diriku kembali ke peran Safira dulu, lalu aku jadi semakin ingin tahu tentang semua hal mengenai keluarga Demina.
Aneh sekali, jelas-jelas kembali ke keluarga Demina belum lama, tapi aku semakin terbiasa menjadi Safira, dan Linda itu, sebaliknya jadi sama seperti mimpiku saja.
Mendengar Steven bercerita, tak disangka aku perlahan tertidur.
Tunggu setelah aku terbangun, Steven tidak ada, hatiku kacau, kaki ayam turun dari ranjang mencarinya kemana-mana.
Setelah turun ke bawah, kelihatan Steven masih ada, aku baru tenang.
“Aku kira kamu sudah pergi?” Aku agak sedih melihat Steven.
“Aku sudah diskusi dengan baik ke tante Weni, kali ini aku tetap bawa kamu ke sana! Kita naik pesawat ke sana, di sana ada bandara yang dibagun bersama oleh keluarga Himura dan Demina.”
Aku melihat Weni, melihat wanita itu mengangguk: “Aku percaya Steven akan membantuku menjagamu dengan baik.”
Mendengar perkataan wanita itu, aku gembira dan tersenyum.
Weni menghela nafas: “Kalau dibahas, kakekmu seharusnya dikubur di sana, tapi aku dulu sungguh tidak berniat, ditambah bujukan ayahmu, lalu membeli sebuah makam di sini, sekarang dipikir-pikir, apa yang kulakukan sungguh tidak pantas.”
Berkata sampai di sini, tidak tahu aku memikirkan apa, wajah jadi pucat.
Aku buru-buru turun, dengan wajah khawatir melihat wanita itu: “Bu, sewaktu kakek hidup juga berharap kamu gembira.”
Tapi dia menggeleng melihatku: “Ibu hanya teringat saat proses pemakaman, hal-hal yang kulakukan terhadapmu itu, hati jadi sakit sekali.”
Selesai mengatakan, air mata wanita itu menetes: “Tidak menyangka aku tidak mempercayai putri kandungku, mataku buta baru bisa salah mengenali orang.”
Aku menggeleng: “Ini tidak bisa menyalahkan kamu, sungguh.”
Semakin berinteraksi dengan Weni, aku semakin memahaminya.
Apalagi saat itu, suami dan teman baiknya bekerjasama membohonginya, ditambah aku dan Sunni mirip, bahkan golongan darah juga sama, salah mengenali juga tidak menyalahkan dia.
“Apa saat itu sangat sakit?” Dia memegang mukaku bertanya dengan suara ringan.
Aku segera menggeleng: “Tidak apa-apa.”
Setelah Weni menangis sebentar, akhirnya berhasil aku hibur.
“Dulu waktu kecil aku dan kakekmu pernah membawamu ke sana sekali! Sayangnya saat itu kamu masih terlalu kecil, seharusnya sudah lupa, tapi tetua di sana sangat baik, setelah kamu sampai di sana, ingat bantu ibu menyapa mereka, oh iya, barang-barang aku sudah meminta orang beli.”
Selesai mengatakan, menunjuk ke tumpukan kotak di lantai berkata: “Ini semua adalah hadiah yang aku berikan ke mereka, namanya sudah tertulis di atas semua, kamu ingat saat berkunjung mau bawa ini semua.”
Aku melihat barang-barang yang menumpuk jadi gunung kecil itu agak tidak bisa berkata-kata, untungnya ada pengawal yang ikut, setelah turun dari pesawat juga ada mobil yang menjemput, kalau tidak, barang-barang ini sungguh tidak bisa dibawa ke sana.
Setelah aku merapikan dan membersihkan diri dan juga membawa beberapa baju ganti, lalu pergi bersama Steven.
Dari sini terbang ke rumah lama perlu 3 jam.
Di rumah tidurnya belum cukup, Steven lalu merangkulku menyuruhku istirahat di sampingnya, dan dia mengambil laptop di sampingku mengerjakan urusan kantor.
Jarinya yang panjang dan langsing terbang menari di tombol keyboard, membuat orang yang melihat jadi terpesona.
Ditambah wajah samping yang sempurna dan tampan, membuat orang teringat satu patah, pria tampan wanita cantik, dijodohkan oleh yang di Atas.
Beruntung sekali, tidak menyangka seorang pria seperti ini bisa menjadi milikku, berpikir sampai di sini, hatiku sangat bangga sekali.
“Kenapa belum tidur juga?”
Aku baring di atas paha Steven, dia berhenti mengetuk keyboard, jari panjang dan langsingnya bergerak maju dan mundur di antara rambut panjangku, jarinya memijat kulit kepalaku, tenanganya pas, membuat orang sangat nyaman.
“Kalau memejamkan mati tidak bisa melihatmu lagi.”
Selesai mengatakan, aku baru menyadari, kalimat ini sungguh seperti sedang menggoda, membahas ini, usiaku ini sudah merupakan wanita tua, pernikahan kedua lagi, tapi tidak disangka, sekarang masih bisa bertingkah seperti gadis kecil saja.
Tapi Steven yang mendengar perkataanku ini tentunya suasana hati juga sangat baik, aku kedengaran dia tertawa kecil, sangat enak didengar.
Saat Steven tidak tertawa, meski dingin, walau demikian, bisa menarik tidak sedikit wanita muda menerjang ke depan dan berbaris mengantri di belakang.
Dan sekali tertawa seperti ini, lebih memikat hati orang lagi, melihat dari sudutku ini, membuatku melihatnya lebih terpesona lagi.
“Wanita, mesum, air liur sudah menetes.” Ibu jari Steven mengusap ujung bibirku, nada suara yang meledek.
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriPredestined
CarlyPernikahan Kontrak
JennyLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangLove And War
JanePerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya