Perjalanan Selingkuh - Bab 89 Steven Tolong Aku
"Tetapi yang aku inginkan dari dulu hanyalah dirimu yang dulu." setelah itu Steven menatapnya dengan dalam lalu berbalik dan melangkah pergi.
Setelah Sunni memelototiku dengan garang, dia segera berlari mengikuti Steven : "Steven, tunggu aku--"
Justin menikmati menonton adegan di depannya lalu dia memandang kedua sosok yang baru saja pergi itu dengan penuh minat, akhirnya dia terkekeh dan menatapku : "Kehidupanmu sekarang sangat sulit, apakah kamu mau masuk ke dalam pelukanku?"
Sambil berbicara, dia merentangkan kedua tangannya lalu tersenyum dengan santai kepadaku : "Ayo kemari! pelukan kakak selamanya akan selalu terbuka untukmu."
Aku meliriknya dengan datar : "Tidak tertarik."
Setelah itu aku berbalik dan masuk ke dalam kamar pasien.
Kakek melihatku masuk, dia menatapku dengan tatapan cemas, aku duduk di atas ranjang pasien dan menggenggam tangannya : "Kakek tenang saja, aku tidak apa-apa."
"Kakek mau makan tidak?"
Saat melihat kakek menganggukkan kepalanya, aku menaikkan ranjang pasien lalu bangkit berdiri dan membuka termos, setelah itu aku mengeluarkan satu mangkok dan menuang sedikit bubur ke dalamnya.
Aku mendinginkan bubur dengan menggunakan sendok sambil meniupnya, setelah itu baru mendekatkan sendoknya ke depan mulut kakek : "Kakek makan sedikit, aku menghabiskan waktu 3 jam untuk membuatnya."
Kakek tersenyum dan menganggukkan kepalanya, lalu dia memakan semangkuk bubur hangat dari tanganku sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Setelah selesai makan, tubuhnya terlihat sedikit bertenaga, suaranya juga terdengar sedikit lebih keras.
"Gadis kecil, bisakah kamu menceritakan masa kecilmu kepada kakek?" dia menatapku dengan sayang.
Aku tersenyum malu : "Bisa dibilang Itu adalah sebuah takdir yang aneh, saat aku berumur 10 tahun, ketika ibuku menjemputku dari desa ke kota untuk pergi bermain, aku jatuh ke dalam sungai, setelah aku diselamatkan, karena kepalaku terbentur, malam itu aku panas tinggi, jadi aku kehilangan semua ingatanku yang dulu."
Setelah aku baru saja selesai berkata tentang hal ini, tatapan mata kakek langsung berubah, dia langsung memegang lenganku.
Aku merasa sangat terkejut dan sedikit bingung.
"Gadis kecil--" kemudian dia membalikkan tanganku, lalu tatapan matanya jatuh ke atas bekas luka yang sangat tipis di punggung tanganku, seketika dia sangat bersemangat."
"Gadis kecil, Safiraku--"
Dia memegang dadanya dengan bersemangat, akhirnya dia menatapku dan air matanya mengalir keluar tetapi aku malah tidak mampu berkata apapun.
Aku sangat kaget sehingga segera menekan bel untuk menghubungi dokter.
Ketika barisan dokter masuk ke dalam, kakek sudah tidak sadarkan diri, aku bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.
Dokter sedang berusaha menyelamatkannya, tetapi aku hanya bisa mondar-mandir menunggu di luar kamar dengan cemas.
Tidak lama kemudian, Weni datang dengan tergesa-gesa, dia masih mengenakan setelan kerjanya, dia terlihat cakap dan cerdas, wanita yang telah berumur 50 tahun tetapi terlihat seperti wanita yang belum berumur 40 tahun.
Begitu datang dia langsung bertanya kepada dokter dengan cemas : "Bagaimana keadaan ayahku?"
"Nona Demina, anda jangan panik dulu, saat ini kami sudah mengirimnya ke ruangan operasi untuk diselamatkan."
"Diselamatkan? Bukankah kalian berkata kalau ayahku sudah melewati masa kritisnya? kenapa sekarang bisa seperti ini?" Weni menatap dokter yang ada di depannya dengan marah.
Dokter merasa sangat takut sampai berkeringat : "Emosi Kakek tidak stabil sehingga menyebabkan hal ini terjadi, mungkin ada sesuatu hal yang membuatnya seperti itu."
Setelah itu, dokter itu tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menatap ke arahku.
Saat ini Weni baru menyadari kehadiranku yang duduk diam di sudut ruangan.
Dia menatapku dengan sangat marah : "Kamu lagi? Apakah kamu yang menyebabkan penyakit ayahku semakin parah?"
Aku tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, karena kali ini sepertinya benar-benar merupakan tanggung jawabku, aku juga tidak tahu kenapa kakek bisa begitu bersemangat seperti itu.
"Aku tidak tahu....."
Aku bergumam pada diriku sendiri, aku merasa sangat kacau, aku juga sangat sangat mengkhawatirkan keadaan kakek, begitu aku berpikir kemungkinan akan terjadi sesuatu kepadanya, aku merasa sangat takut.
"Apa yang kamu tidak tahu? Bukankah aku sudah memberitahumu untuk menjauhi keluargaku, apakah kamu tidak mengerti?" Weni langsung menarikku berdiri dari bangku lalu menatapku dengan sangat marah.
"Aku hanya ingin membuatkan bubur dan menjenguk kakek sebentar saja." setelah itu air mataku mengalir dengan deras.
"Tidak usah berusaha untuk mengambil hati ayahku, apakah kamu mengira dengan mengambil hati ayahku maka kamu akan mendapatkan sesuatu? Kuberitahu kamu, bukan hanya kamu tidak akan mendapatkan apapun, aku juga akan membuatmu membayarnya."
Weni mendekatiku selangkah demi selangkah, tatapan matanya menatapku dengan sangat garang.
"Linda, kuberitahu sesuatu, jika sampai terjadi sesuatu kepada ayahku, aku akan membuatmu menghabiskan sisa hidupmu di dalam penjara."
Setelah itu dia mendengus lalu berbalik dan pergi dari sana.
Saat ini aku tidak terlalu mempedulikan peringatan Weni, aku mengira kalau itu hanya perkataan yang terucap saat sedang marah saja, lagipula hal yang paling aku khawatirkan saat ini adalah keadaan kakek.
Tidak lama kemudian, orang-orang mulai berdatangan satu persatu.
Di antaranya juga ada suami Weni, Siro Likan, di belakangnya ada seorang wanita yang berpenampilan mahal seperti kalangan atas, penampilan wanita itu membuatku merasa sedikit familiar.
Tetapi aku tidak bisa mengingatnya, aku hanya mengingat seperti pernah bertemu dengannya di suatu tempat.
"Weni, kamu jangan cemas, paman pasti akan baik-baik saja." wanita ini maju ke depan dan menghibur Weni dengan lembut.
Mata Weni memerah, dia berkata kepadanya : "Lulu, aku merasa sangat takut."
Siro juga berjalan ke depan Weni dan memeluk pundaknya serta menghiburnya dengan lembut : "Jangan takut, aku berada di sisimu."
Postur Weni yang terlihat kuat tiba-tiba melemah, dia menangis dengan keras di pundak Siro.
Aku melihat Siro dan Lulu saling memandang, lalu mereka mengalihkan pandangannya seperti tidak terjadi apa-apa.
Lulu menoleh dan menatapku, tatapan matanya terlihat menilaiku dari atas ke bawah, dia mengerutkan alisnya dan berkata : "Bukankah kamu adalah wanita yang membuat onar di pesta pertunangan Safira?"
Aku tidak menjawab pertanyaannya.
Weni menghapus air matanya dan berkata kepada Lulu : "Kemarin Fuji yang membawanya kemari."
"Fuji benar-benar yah, sembarangan membawa masuk orang, menurutku penyakit kakek semakin memburuk kali ini pasti ada hubungannya dengan dia bukan?" Lulu melihatku dari atas ke bawah.
Weni menoleh dan berkata kepada 2 bodyguard yang ada di kedua sisinya : "Kalian urus dia dulu, jika sampai terjadi sesuatu kepada ayahku, aku mau dia membayar dengan nyawanya."
Bodyguard itu menjawab iya lalu berkata kepadaku : "Ayo jalan!"
Lulu juga menatapku dengan tatapan berbahagia di atas penderitaanku.
"Aku tidak mau pergi, aku mau di sini menunggu kakek sadar kembali."
Aku menatap Weni dengan keras kepala.
Aku tidak mau pergi, meskipun aku tidak tahu kenapa kakek bisa begitu bersemangat seperti itu, tetapi tatapannya yang penuh dengan air mata saat menatapku terakhir kali, benar-benar terukir dalam-dalam di hatiku, serta menyentuh jiwaku.
Begitu aku memikirkan hal itu, hatiku terasa sangat sakit.
Weni tersenyum dingin : "Di sini kamu tidak berhak membuat keputusan apapun."
Setelah itu dia menoleh dan memerintahkan kedua bodyguardnya : "Bawa dia pergi--"
"Tidak, aku tidak mau pergi--" aku menggelengkan kepalaku dengan panik, tetapi tubuhku ditahan oleh dua bodyguard yang berbadan besar itu.
"Kumohon padamu, bisakah biarkan aku tinggal disini?"
Aku menangis dan berteriak kepada Weni.
"Dia terlalu berisik, tutup mulutnya." Weni mengerutkan alisnya dan berkata dengan dingin.
Lulu menatapku dengan gembira, tatapan matanya mengandung kebencian juga mengandung senyum yang tidak aku mengerti.
Saat bodyguard memegang lenganku dan menarikku ke arah lift, pintu lift terbuka, Steven berjalan keluar dari dalamnya.
Di tengah kepanikanku, aku tiba-tiba memegang lengan baju Steven dengan sangat erat : "Steven, kumohon tolong aku..."
Novel Terkait
Kembali Dari Kematian
Yeon KyeongCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinHalf a Heart
Romansa UniverseUnperfect Wedding
Agnes YuThe Gravity between Us
Vella PinkyAwesome Husband
EdisonUnplanned Marriage
MargeryPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya