Perjalanan Selingkuh - Bab 52 Ayo Ikut Aku
Bab 52 Ayo Ikut Aku
Terakhir, ketidakpercayaan Steven terhadapku semakin menjadi pukulan yang sangat berat bagiku.
Moli tidak bertanya apapun lagi kepadaku, dia hanya menepuk punggungku dengan pelan untuk menenangkanku.
Setelah aku lelah menangis, dia memapahku ke kamar untuk istirahat.
Saat aku bangun, itu sudah waktunya untuk makan malam.
Sisi mengantar Ami pulang, saat dia melihat mataku yang merah dan bengkak, dia bertanya kepadaku : "Bukankah hari ini kau pergi kerja? Kenapa kau pulang dengan mata yang bengkak, apakah ada yang menindasmu?"
Ami juga menatapku dengan cemas, dia mengulurkan tangannya dan menarik tanganku, menghiburku tanpa suara.
"Tidak apa-apa, sekarang sudah jauh lebih baik."
Sisi beberapa kali terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi saat dia melihat Moli dan Ami, akhirnya dia tidak jadi mengatakannya.
Adit masih belum pulang kerja, Sisi sekalian mengeluarkan piring dan sendok untuk makan malam di sini, selesai makan, dia langsung menarikku untuk masuk ke dalam kamar.
Setelah pintu tertutup, dia langsung menatapku dengan tatapan bertanya : "Linda, kau jangan menutupinya dariku, ada masalah apa sebenarnya?"
Aku tidak menutupinya lagi dari Sisi, aku memberitahunya segala sesuatu yang terjadi di perusahaan hari ini.
Sisi sangat marah sampai wajahnya berubah merah : "Wanita ini sangat kejam, bahkan dia tega untuk mencelakai dirinya sendiri."
"Aku juga tidak menyangka ternyata dia bisa berbuat seperti itu, apakah dia tidak takut terjadi sesuatu kepada anaknya? Aku sudah melihat anak itu di rumah sakit, dia sangat kecil, sangat kurus dan lemah berbaring di dalam inkubator." saat aku memikirkannya, aku merasa sangat kasihan pada bayi itu, aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa Kinara bisa begitu kejam.
"Ibu kandungnya saja tidak peduli, kenapa kau harus peduli? Yang penting saat anak itu sudah besar nanti jika kesehatannya tidak baik, dia tidak bisa menyalahkanmu, ibu kandungnya yang bersalah, tidak ada hubungannya denganmu." Sisi menatapku dengan kesal.
"Aku tetap tidak mengerti, untuk apa dia sampai berbuat seperti ini hanya demi mengusirku dari perusahaan?"
"Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan olehnya, mungkin saja otaknya kemasukan air."
Setelah itu Sisi berkata lagi : "Tetapi dia menggunakan cara licik ini, kelihatannya hubunganmu dan Steven semakin tidak mungkin ada harapan."
Setelah mendengar perkataan Sisi, aku sudah hampir menangis lagi.
"Linda, bisa tidak kau jangan lemah seperti ini!" Sisi mendorong kepalaku dan menatapku dengan kesal.
"Bahkan aku tidak diperbolehkan untuk patah hati?" Aku melihatnya dengan marah.
"Apakah kau bisa dibilang patah hati? Hubungan kalian hanyalah teman tidur saja." Sisi membeberkan kenyataan dengan tidak berperasaan.
Teman tidur vs kekasih dan anaknya, dilihat dari sisi manapun, sudah jelas aku yang kalah.
Tetapi dengan Steven hanya menyuruhku berhenti, takutnya di mata semua orang, hukuman ini terlalu ringan untukku.
"Sebenarnya, masalah ini intinya adalah Steven mempercayai siapa, kalian berseteru di kamar mandi, di sana tidak ada CCTV, juga tidak ada orang lain, meskipun kau menjelaskan seperti apapun tetap saja kau tidak punya bukti."
Sisi adalah seorang pengacara, sangat mengutamakan bukti, jadi dia sangat mencemaskanku.
"Malam ini aku pergi ke tempat Adit untuk bertanya-tanya kepadanya, aku mau tahu identitas wanita itu yang sebenarnya." melihatku tidak bersemangat, Sisi langsung berkata seperti itu.
Aku menganggukkan kepalaku dan membenamkan wajahku ke atas lututku, kesedihan ini serasa ingin menenggelamkanku.
Sisi menghela napasnya dan membuka pintu lalu keluar dari kamar.
Tidak lama kemudian, sesosok anak kecil naik ke atas ranjang : "Tante."
Aku menoleh dan melihat Ami memeluk boneka teddy bear, matanya yang besar melihatku dengan gugup.
Aku memeluk Ami dan bertanya dengan lembut kepadanya : "Ami hari ini sudah memilih belum mau belajar apa?"
Setelah mendengarnya, mata Ami langsung berbinar, bagaikan bintang di langit, sangat menyilaukan, suaranya juga terdengar sangat gembira : "Aku mau belajar taekwondo."
Pilihan Ami membuatku sedikit kaget.
Tetapi saat aku mendengar perkataan dia selanjutnya, aku merasa sangat sedih.
"Aku mau melindungi ibu."
Setelah berkata seperti itu, dia melihatku dan berkata lagi : "Juga mau melindungi tante."
Setelah mendengar perkataan Ami, aku merasa sangat terharu, aku mengelus kepalanya dengan sayang : "Taekwondo sangat melelahkan."
"Aku tidak takut!" Ami melihatku dengan pandangan tegas.
Aku tidak menyangka Ami yang terlihat seperti tidak mempunyai nyali ini bisa membuat pilihan yang seperti ini, pada saat yang bersamaan aku juga merasa pilihannya lumayan, dengan begitu setidaknya nanti dia dapat melindungi dirinya sendiri : "Kalau begitu Ami harus makan yang banyak, harus makan makanan yang bernutrisi."
Ami menganggukkan kepalanya berulang kali dan melihatku lagi : "Tante, tadi tante menangis yah?"
Perkataannya membuatku sedikit malu, tidak tahu harus berkata apa, di depan Ami aku selalu menunjukkan figur seorang wanita yang kuat, agar dapat membuatnya merasa aku bisa melindunginya, tetapi saat ini aku malah begitu lemah, aku takut dia akan kecewa padaku!
Aku memandang Ami dengan tatapan yang kusut, tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaannya.
Jika menjawab tidak, aku sudah berbohong di depan anak kecil, ini pertama kalinya aku menyadari kalau mengajar anak kecil bukanlah hal yang mudah.
Untung saja, tiba-tiba Moli membuka pintu kamar dan menggendong Ami yang ada di atas ranjang : "Tante hari ini sangat lelah sehabis pulang kerja, ibu membawamu keluar yah?"
Ami melihatku, akhirnya dia menganggukkan kepalanya : "Kalau begitu tante istirahat yang baik."
Setelah itu, Moli membawa Ami keluar dari kamarku.
Di dalam kamar dalam seketika terasa sangat sepi, aku menyalakan televisi, tetapi tidak menonton acara apapun, yang penting ada suara yang bisa mencegahku untuk berpikir yang tidak-tidak.
Keesokan harinya saat aku bangun tidur, aku melihat Jason di ruang tamu.
Aku tidak menyangka dia akan mencariku kemari, aku berkata kepadanya dengan kesal : "Untuk apa kau datang kemari?"
Moli sedang keluar dari dapur membawa sarapan, mendengar aku berkata seperti itu, dia memandangku dengan terkejut : "Apakah dia bukan temanmu?"
Aku duduk di meja makan, mengambil sarapan yang sudah dipanaskan oleh Moli dan berkata kepadanya : "Tidak semua orang bisa dipercaya, jika ketemu orang jahat bagaimana?"
Setelah Moli mendengarnya, dia melihatku dengan tatapan bersalah : "Aku sudah merepotkanmu, maaf!"
"Bukan itu maksudku, aku hanya berharap kau bisa sedikit lebih waspada." aku berkata sambil menghela napas.
"Kalau begitu dia orang jahat atau bukan?"
Moli menatap Jason dengan waspada.
Jason berdiri dari sofa dan berjalan ke arahku, Moli dengan waspada segera berlari ke dapur.
Tidak lama kemudian, saat dia kembali, di tangannya sudah memegang pisau dapur.
Aku dan Jason menatapnya dengan terkejut, setelah itu, aku bisa menebak maksud Moli, aku tidak tahu harus tertawa atau menangis : "Tidak apa-apa, aku mengenalnya."
Jika aku masih berani berkata kalau aku tidak mengenalnya, takutnya Moli benar-benar akan menganggapnya sebagai orang jahat dan memenggal kepalanya.
Setelah mendengar aku berkata seperti itu, barulah Moli merasa lega, hanya saja pisau dapur yang ada di tangannya masih tetap dipegangnya, tidak dikembalikan ke dapur.
Bahkan saat Jason jelas-jelas ingin membicarakan sesuatu denganku, Moli masih tetap di sana.
"Ada masalah apa, bilang saja!" aku berkata dengan datar kepada Jason.
"Aku dengar kau sudah diberhentikan." Jason diam sebentar dan berkata kepadaku.
"Iya! informasimu sangat cepat sekali." aku menatapnya sambil tertawa mengejek.
Pasti Justin menempatkan mata-mata di perusahaan Steven, jika tidak saat itu Steven tidak akan mungkin sengaja bersandiwara dengan Erik.
Jason tidak terganggu dengan ejekanku, dia hanya menatapku sambil terus berkata : "Dia tidak menginginkanmu, aku menginginkanmu, bagaimana jika kau ikut aku ke perusahaan Justin?"
Novel Terkait
Kembali Dari Kematian
Yeon KyeongRahasia Istriku
MahardikaMy Superhero
JessiWaiting For Love
SnowUnlimited Love
Ester GohNikah Tanpa Cinta
Laura WangHis Second Chance
Derick HoPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya