Perjalanan Selingkuh - Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan

Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan

Pada sore hari, ibu David membawa Ling Ling datang untuk membicarakan permohonan pengampunan.

Secara khusus, Ling Ling berlutut di depan pintu masuk perusahaan dengan perutnya yang sudah membesar, yang segera menarik perhatian banyak orang untuk menonton. Selalu mudah bagi wanita hamil untuk menarik simpati orang lain. Mereka tidak perlu memikirkannya, orang-orang disana pasti sudah bersimpati dan berdiri di pihak Ling Ling.

Ketika sekretaris datang memberi tahu Steven tentang hal ini, dia tidak bisa menahan diri untuk menatap ke arahku beberapa kali. Kemudian dia berkata dengan hati-hati, "Dia bersikeras mau menemui Asisten Linda. Jika dia tidak bisa menemuinya, dia akan menceritakan aib Asisten Linda di depan umum."

Aku menoleh dan menatap Steven. Aku tidak takut dipermalukan, tetapi aku tidak ingin Steven terpengaruh. Aku mengerutkan kening dan berkata kepada Sekretaris, "Bawa dia ke ruang tamu dan aku akan menemuinya."

Steven juga tidak menghentikan aku. Dia hanya mengatakan kepadaku untuk berhati-hati. Dia akan mendukungnya.

Aku mengangguk dan perasaan hangat mengalir di dalam hatiku.

Aku bertemu dengan mantan ibu mertuaku Riska dan Ling Ling di ruang tamu. Riska menatapku dengan tajam setajam pisau, tetapi dia tidak bisa apa-apa karena dia ingin memohon sesuatu kepadaku.

Ling Ling berdiri dengan perut besarnya, yang kelihatannnya sudah hampir melahirkan itu dan menatapku dengan mata merah. Di hadapanku ini ada satu wanita tua dan satu wanita yang sedang hamil tua, sepertinya telah disiksa olehku.

Aku pergi ke sofa, dan duduk sambil melipat kakiku: "Katakan! Ada apa mencariku?"

Ling Ling menggigit bibirnya dan menatapku, dan segera melangkah maju dan langsung berlutut: "Melihat hubungan dan perasaanmu pada David di masa lalu, tolong selamatkan dia kali ini!"

"Perasaan di masa lalu?" Mendengar kata-kata Ling Ling, aku mencibir dan menatap lurus ke arahnya yang berlutut di depanku.

"Perasaan itu sudah lama musnah olehmu. Jangan katakan soal perasaan lagi padaku." Aku meliriknya dengan ganas, lalu dengan santai membersihkan kukuku.

Sikap yang paling ampuh untuk menghadapi musuh adalah memperlakukan mereka layaknya udara, tak terlihat oleh mata, dan menganggap mereka tidak ada.

Aku pikir, mungkin karena aku telah bersama Steven untuk waktu yang lama, dan aku bahkan mengikuti temperamen Steven dalam menghadapi orang dan aku juga terpengaruh sikap dingin Steven. Setidaknya, sekarang Ling Ling menjadi takut padaku.

Dia menatapku dengan penuh kebencian, mengira aku tidak melihatnya dan kemudian tiba-tiba dia mengubah tatapannya menjadi menyedihkan:

"Pokoknya, tolong selamatkan dia! kamu memiliki hubungan yang begitu baik dengan Presdir Steven, dia pasti akan menuruti kamu. "

Aku tidak menyangka Ling Ling akan menarik Steven keluar untuk membicarakan persoalan ini, ini yang membuatku sangat marah, dan menatapnya dengan mata galak: "Ling Ling, jangan asal bicara tentang sesuatu yang tidak pantas dibicarakan."

Ling Ling terkejut, lalu melihat ke bawah, dan terus membuka mulutnya: "Selama kalian bersedia menyelamatkan David, aku tidak akan pernah memberitahu siapa-siapa tentang kamu dan Presdir Steven."

"Apakah kamu mengancam aku?" Aku menyipit dan menatap Ling Ling dengan tatapan waspada.

Ling Ling tiba-tiba tertawa dan berkata, "Linda, aku sudah tidak punya apa-apa sekarang, tetapi tidak seperti kamu, jika kamu ingin posisi Nyonya Muda di samping Steven, kamu tidak bisa membiarkan aib yang akan membuat reputasi kamu tercoreng."

Kata-kata Ling Ling benar-benar menusuk ke dalam hatiku.

Tapi selama keluarga Steven ingin memeriksa masa laluku, aku tidak bisa menyembunyikannya sama sekali. Aku juga tidak terpikir akan bisa menyembunyikan hal seperti ini dari orang lain. Bahkan jika aku menutup mulut Ling Ling, masih ada banyak mulut lainnya!

"Aku tidak peduli."

Dengan itu, aku berdiri dan berbalik untuk pergi.

Dan Ling Ling tiba-tiba memegang perutnya dan berteriak, "Ah, cairan ketuban pecah, sepertinya aku sudah mau melahirkan ……."

"Ling Ling, apa yang terjadi?"

"Tidak, kita harus bergegas ke rumah sakit." Riska juga panik.

"Ayo, aku akan meminta seseorang untuk mengantarmu ke rumah sakit." Aku juga gugup. Sejujurnya, tidak peduli seberapa aku membenci Ling Ling, anak di perutnya tidak bersalah.

Setelah terjadi kekacauan sejenak, Ling Ling akhirnya dibawa ke rumah sakit.

Mendengar teriakan di dalam, aku merasa takut. Bagaimanapun, aku tetap berharap Ling Ling tidak akan mengalami musibah disini, belum lagi bahwa anaknya tidak bersalah, karena air ketuban Ling Ling pecah di Perusahaan Steven, aku takut perusahaan lain akan menyebarkan rumor yang tidak-tidak tentang hal ini.

Aku menelepon Steven untuk memberitahukan hal ini, aku juga mengatakan bahwa aku ingin tinggal dan melihat hasilnya, tetapi Steven memintaku untuk kembali dulu, dan dia akan mengirim orang lain untuk kesana mengurusnya.

Aku tahu apa yang dimaksud Steven. Dia takut Ling Ling akan menjebak aku. Tapi aku pikir, setelah semua ini, akulah yang memprovokasi sampai terjadi masalah ini. aku harus menyelesaikannya dengan hati-hati.

Akhirnya, Steven terpaksa mengatakan bahwa aku cukup menunggu di sana, dan dia akan datang setelah dia menyelesaikan pekerjaannya.

Tak lama setelah itu, ayahnya David juga bergegas ke rumah sakit. Setelah melihat aku sekilas, dia pergi untuk berbicara dengan Riska: "Sudah berapa lama?"

"Sudah lebih dari satu jam, aku tidak tahu apakah situasinya baik atau tidak. Hatiku dalam kondisi pasang surut."

"Seharusnya tidak apa-apa."

Mereka saling menghibur dan menggangap aku yang berdiri di samping mereka seperti tidak ada.

Aku menemukan tempat duduk dan duduk melihat ponselku sambil terus-menerus mencari berita terbaru.

Tiba-tiba aku melihat foto Ling Ling berlutut di depanku dengan perut besarnya. Ada dua gambar. Ekspresi wajah Ling Ling dan aku juga jelas diambil dari sudut yang berbeda.

Aku menatap Ling Ling dengan dingin, dan Ling Ling berlutut dan menangis dengan menyedihkan di hadapanku.

Tak perlu dihindari, hanya dengan dua gambar ini cukup membuat komentar netizen membawa berita ini ke puncak diskusi, hanya dalam satu jam, komentar sudah melebihi sepuluh ribu.

Aku menyumpahi Ling Ling dalam hati, dia adalah orang yang bisa menjebak orang lain kapan saja dan di mana saja. Tidak heran dia bisa menahan emosi Riska selama ini.

Aku memberi tahu Steven tentang hal itu, terutama bertanya apakah itu akan berdampak pada perusahaan.

Steven mengatakan kepadaku untuk tidak khawatir, masalah seperti itu sangat mudah dipecahkan.

Aku tidak tahu bagaimana Steven menyelesaikannya, tetapi komentar pedas di Internet belum berubah. Aku hanya bisa menahan diri saat ini.

Baru saja memikirkannya, pintu ruang bersalin terbuka dan dokter berjas desinfeksi biru berjalan keluar.

"Siapa anggota keluarganya?"

"Aku, aku ibu mertuanya." Riska segera menunjuk dirinya sendiri dan berkata.

Kemudian dia bertanya kepada dokter, "Apakah anaknya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan?"

Ketika dokter mendengar ini, dia terlihat serba salah dan terlihat aneh.

"Laki-laki atau perempuan?" Suara Riska naik tajam.

"Atau apakah anak itu tidak selamat?" Ayah David memegang bahu Riska dan bertanya dengan wajah khawatir.

"Anak itu selamat……. " dokter itu berkata dengan lemah.

Riska hanya memperhatikan kalimat itu, langsung tertawa senang, dan kemudian melipat tangannya, berdoa mengucapkan syukur: "Baguslah kalau selamat,yang penting selamat, harus berterima kasih kepada Tuhan ……"

Setelah mengucapkan syukur, Riska meraih tangan dokter dan bertanya, "Apakah itu laki-laki atau perempuan?"

Dokter itu merasa serba salah dan tidak tahu harus menjawab apa. Perawat yang keluar memberikan Riska seorang anak yang dibungkus dengan selimut dan berbisik, "Lihat sendiri!"

Riska dengan cepat menggendong anak itu di tangannya dan mengulurkan tangan untuk melepaskan selimut anak itu. Ketika dia melepaskan selimutnya, dia langsung melongo dan akhirnya melepaskan tangannya. Riska langsung jatuh kebelakang seperti orang yang mau pingsan.

Dokter dengan cepat menyambut anak yang terlepas dan akan jatuh ke lantai.

Ayah David membantu Riska, dan perawat memberikan pertolongan pertama untuk Riska. Untuk sementara, seluruh koridor rumah sakit berada dalam kekacauan.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu