Perjalanan Selingkuh - Bab 212 Diusir Keluar

Penampilan Weni yang terlihat tenang, pelan-pelan membuat Siro menjadi mulai curiga.

Tepat pada saat ini, Lulu dan Sunni keluar dari dalam villa.

Lulu jalan ke arah Siro dan air matanya mengalir sebelum dia sempat berbicara : "Siro, jangan dengarkan omong kosongnya. Pada waktu itu, aku benar-benar merawat Weni dengan sepenuh hati. Dia mengandung anakmu, dan aku juga menyayangi dirinya. Aku juga tidak mungkin akan mencelakai anak yang ada di kandungannya. Aku tahu kamu sangat berharap dan menantikan anak itu. "

Sikapnya yang seolah-olah dia lemah seperti ini. Jika aku tidak tahu sifat aslinya, mungkin aku akan tertipu dengan sikapnya sekarang, Dan sikapnya yang sekarang ini persis dengan Sunni.

Aku menjadi ingat ketika aku pertama kali bertemu dengan Lulu, aku merasa akrab dengannya. Selain bertemu dengannya sekali di sekolah tahun itu, aku juga merasa pernah bertemu dengan mata yang sangat mirip dengan Sunni ini.

Tetapi pada awalnya aku tidak berpikir sampai sini. Sekarang jika diperhatikan lagi, Kelakuannya benar-benar sangat mirip dengan Sunni.

"Lulu, sekarang kamu masih berani muncul di hadapanku."

Pada saat ini, Weni sudah marah. Ditambah dengan melihat penolakan dari Lulu, dia merasa lebih marah dan ingin mengangkat tangannya untuk memukulnya.

Lulu pun langsung terkejut dan dengan segera bersembunyi dibelakang Siro .

Siro meraih bahu Weni dan dengan tenaga mendorongnya kedepan.

Mataku melihat dengan jelas bahwa dia akan mendorongnya,jadi aku buru-buru maju untuk menangkapnya.

"Bu, jangan marah lagi. Orang-orang ini cepat atau lambat akan mendapat balasannya." Aku menghibur Weni.

Ketika Siro mendengar kata-kataku, wajahnya tiba-tiba memucat. Dia mengangkat tangannya dan langsung memukul aku.

Steven dengan sigap memisahkan kita, dan mencegah tamparan yang hampir terjadi.

"Kamu ini memang tidak berbakti. Bagaimana kamu bisa memarahi ayahmu seperti itu?" Siro tidak berhenti, dan dia terliihat menjadi lebih marah lagi.

"Kamu marah karena malu, bukan?" Aku memandang Siro dengan tatapan menyindir, dan aku sama sekali tidak peduli dengan ekspresinya yang marah itu.

Melihat Siro mengangkat tangannya dan ingin melawan lagi, Steven langsung menghadangnya di depan aku dan menatap Siro dengan dingin: "Dia adalah tunanganku, kamu tidak perlu mengajarinya."

"Aku adalah ayahnya." Siro menjawab sambil memelototi Steven.

Ada semacam suasana yang menegangkan diantara keduanya.

"Siro, kita sekarang sudah cerai, dan marga putriku adalah dari keluarga Demina, dan kamu telah keluar dari keluarga Demina. Barang-barang milik keluarga Demina, kamu jangan harap bisa ambil."

Weni memandang Siro dengan tatapan yang dingin, kata-kata yang telah diucapkan olehnya membuat Siro menjadi sangat marah.

Akhirnya dia mengubah kemarahannya menjadi sebuah senyuman dan menunjuk Weni dan berkata : "Aku tahu bahwa di keluarga ini aku akan selalu menjadi orang asing. Jika aku tidak merencanakan rencana untuk diri aku sendiri. pada saat ini, aku khawatir aku akan ditendang keluar oleh kalian dan sedikit uangpun tidak akan kupunyai lagi!"

Wajah weni menjadi masam setelah mendengar kata-kata dari Siro. Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba menyadari. Akhirnya, dia memandang Siro dengan tatapan yang sinis : "Ternyata kamu begini memandang keluarga kita. Betul juga, kamu orang yang bagaimana, maka kamu akan memandang -orang sama dengan kamu, rupanya kata-kata ini memang benar."

"Apakah ada yang salah? Selama bertahun-tahun, kamu telah mengenda keluarga Demina, dan aku hanya bisa bekerja di bawah tanganmu dan membantumu bekerja sepanjang waktu. Dalam keluarga ini, aku tidak memiliki status sama sekali, dan aku harus hidup di kehidupan orang lain. Bahkan di luar pun, yang dilihat orang lain hanya kamu, dan aku hanya dianggap orang luar saja. "

>>

Sampai saat ini, Siro tidak menyembunyikan uneg-uneg yang ada di dalam hatinya lagi, Dia dengan segera mengutarakan seluruh "keluhan" yang dia rasakan beberapa tahun ini.

Weni memandang Siro dengan bengong.

Akhirnya, dia berkata dengan dingin : "baik, sekarang kamu katakan semua ketidakpuasanmu, dan katakanlah betapa tidaktahu malunya aku.”

"Aku adalah menantu keluarga Demina. Pada waktu itu, ayahmu mengatakan bahwa anak kedua yang lahir akan menggunakan margaku. Aku tidak percaya. Safira Demina hanyalah seorang gadis, dan anak kedua adalah seorang putra. Bagaimana mungkin ayahmu akan merelakan dia bermarga Likan? Ayah dan anak perempuannya hanya menganggapku sebagai pekerja gratis, atau bahkan alat untuk mewarisi keluarga mereka, Aku berada di keluarga Demina Selama bertahun-tahun dan sama sekali tidak dihargai, bagaimana bisa ayahmu memberikan posisi pewaris kepada anak berumur beberapa tahun itu dan tidak rela untuk mewariskannya kepadaku? "

Siro menatapku karena telah berbicara tentang topik ini.

Aku sampai sini baru tahu bahwa Siro tidak mencintaiku, mungkin ada alasan tertentu.

Ketika aku berusia sepuluh tahun, kakek aku memberi aku jimat sebagai hadiah ulang tahun. Pada saat itu, menandakan bahwa aku adalah orang yang disayanginya sebagai penerus.

Tetapi aku tidak menyangka bahwa ayah kandungku sendiri bisa iri dengan putrinya sendiri.

"Sebenarnya, Kakek memberikannya kepadaku hanya untuk berharap aku dilindungi. Saat itu, bayi dalam perut ibuku sudah tiada, kakek juga merasa sangat sedih. Terlebih lagi pada waktu itu, aku diculik dan mengalami keadaan dimana nyawaku terancam. Karena kejadian itu kakek takut dan memberikanku jimat sebagai hadiah. "

Aku menyaksikan Siro mengucapkan kata-kata ini kepadanya.

Sebenarnya, aku tidak ingin mengingat kembali kejadian penculikan itu. Setelah masalah itu berlalu, Aku taruma sampai aku tidak berani berbicara dengan siapa pun selama setengah tahun. Setelah membaik, aku dengan sengaja ingin melupakan kejadian itu. Kakek dan ibuku juga mengatakan kepada semua orang untuk tidak mengungkit kejadian itu lagi

"Safira!"

Weni merasa sedikit khawatir setelah mendengar perkataanku tadi.

Siro juga diam.

Steven Himura juga dengan pelan memegang tanganku.

Aku tersenyum kepada Weni dan berkata : " Tidak apa-apa, sekarang aku sudah dewasa."

Meskipun terkadangan aku dengan tidak sadar akan teringat dengan kejadian itu. tetapi sekarang, aku dapat dengan tenang menceritakan masalah ini, berarti aku sudah sembuh dari trauma itu.

Ini seperti sesuatu yang terjadi di kehidupan sebelumnya.

Suasana wajah Siro berubah dan terus berubah. Akhirnya, dia tidak tahan dan berkata : "Tidak mungkin. Bagaimana bisa sesuatu yang begitu penting diberikan kepadamu untuk alasan yang tidak masuk akal?"

Melihat matanya, aku tiba-tiba merasa bahwa mungkin Siro tahu bahwa jimat itu lebih dari sekadar makna perlindungan.

"Kenapa tidak?" Kataku sambil tersenyum. Di dalam hati kakek, aku adalah harta paling penting dari keluarga Demina. Aku tidak bisa dibandingkan dengan apapun. "

Begitu perkataanku terdengan olehnya, Weni memeluk ku dan berkata kepada Siro : "Betul! Dalam hati kami, Safira adalah harta paling penting dari keluarga kami."

Pada saat ini, Lulu yang berada di samping tidak bisa menahan diri lagi.

Dia melangkah maju dan berkata kepada kami : " jimat itu bukan untuk perlindungan. Alasan ini terlalu konyol. Sekarang kalian membuat kebohongan hanya untuk menyembunyikan kegunaan asli dari jimat itu."

Berbicara tentang ini, dia mencibir dan berkata kepada Steven : "Pada awalnya, bukankah keluarga Himura dan keluarga Demina menikah untuk mencari keuntungan belaka?"

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu