Perjalanan Selingkuh - Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa

“Lebih kurang tahu, meskipun aku sangat tertarik dengan nominal yang kamu sebutkan, tetapi kami kerja di bidang ini juga mempunyai peraturannya, apalagi tugas ini diatur langsung oleh boss kami.” Orang yang dihadapan aku menjawabnya, menyalakan sebatang rokok, lalu menghisap beberapa kali.

Asap rokoknya ditiup langsung dihembus pada muka aku, membuat aku tersedak dan batuk.

“Kalau sudah tahu identitas aku, apakah kalian tidak merasa 6 miliar terlalu sedikit ? Coba kalian pikirkan, kalian telah menculik aku, sudah menanggung berapa banyak risiko, bukan hanya menantang Steven Himura, juga mencari masalah dengan Fuji, dua orang ini, aku rasa kalian tidak sanggup menghadapinya ! Untuk apa menerima bisnis yang merugikan hanya demi 6 miliar.” Aku pelan-pelan mencoba mempengaruhi dia.

Biarpun aku tidak dapat menghasut mereka untuk melepaskan aku, aku juga harus adu domba terlebih dahulu, agar mereka dapat bertengkar dengan Sunni demi masalah harga.

Dengan demikian, kemungkinan besar rencana mereka akan diundurkan.

“Aku juga merasa terlalu murah, tetapi masalah ini aku tidak dapat mengambil keputusan.”

Pembahasan sampai disini, aku dapat merasakan nada dia sudah mulai gelisah, kelihatannya juga tidak puas dengan keputusan ini.

“6 miliar, coba kamu pikir lagi, bukankah seperti mengasihani pengemis ? Untung saja mereka mau mengeluarkannya, kamu pikir, mereka mempunyai banyak uang, tetapi hanya memberikan kepada kalian sedikit bayarannya.

Aku mendengar suara nafas dia mulai tidak stabil, jelasnya hasil provokasi aku sudah mulai membangkitkan rasa kesal didalam hatinya.

“Sialan, benar juga kata – katamu, begitu kaya, tetapi hanya kasih kami 6 miliar, dibagi jadi lima, satu orang hanya dapat enam puluh ribu, sialan, benar- benar merugikan.”

Orang itu bolak balik berjalan disamping aku, kelihatannya sangat gelisah.

“Apakah boss kalian adalah orang yang membawa aku kesini ?” Aku bertanya kepada dia.

“Iya ! Boss kami sangat hebat, cerdas dan berakal, apalagi memiliki kemampuan dan skill berubah suara, adalah orang paling hebat diantara kami semua, dan juga memiliki nama hebat.

Sambil berkata, sepertinya dia juga mulai sadar, tiba – tiba berhenti berbicara, lalu dengan emosi dan ganas berkata padaku :”Jangan coba-coba menggali informasi boss kami.”

Aku terdiam, aku hanya bertanya saja, apakah dia orangnya, siapa tahu orang ini tiba – tiba senang, keceplosan banyak informasinya.

Hatiku mulai terengah, kelihatannya orang ini juga tidak punya otak, kalau aku ingin keluar, seharusnya mempunyai harapan.

“Aku hanya penasaran, boss kalian adalah orang yang hebat, mengapa tidak bisa memperhitungkan bisnis ini !” Aku menghela nafas, dengan muka penuh kasihan.

“Kalau bukan boss kenal dengan wanita itu ...”

Sampai disini, dia berhenti berbicara, lalu menghadap aku dan mulai meludahi :”Dasar wanita tua, apakah ingin menggali informasi dari aku ?”

Aku sangat kesel di dalam hati.

Tetapi orang ini sudah mulai waspada, tidak mudah untuk menggali informasi lagi.

Tetapi hatiku sangat jelas mengetahuinya, kemungkinan besar orang ini kenal dengan Sunni, mengapa tidak pertimbangkan Lulu, meskipun umur Lulu juga sesuai.

Tetapi lelaki ini, mendengar suaranya, juga masih muda ! Lebih kurang berumur tiga puluh tahun, jadi tidak mungkin menyukai Lulu, tetapi kalau Sunni mempunyai kemungkinannya.

Ini bukan kabar yang menyenangkan, apabila dia berpihak dengan Sunni, tidak mungkin akan melepaskan aku demi uang.

“Aku tidak menggali informasi dari kamu, kamu sendiri yang ungkit, tetapi mereka dapat bekerja sama, bagaimana kalau kita juga bekerja sama, aku membayar kamu uang yang lebih banyak, dan bagaimana kamu juga bekerja untuk aku ?” Aku tiba – tiba mendapatkan ide, berkata kepada orang itu.

Orang itu tidak berbicara, sepertinya sedang ragu-ragu, aku menambah apinya dengan cepat :”6 miliar itu tiba ditangan kamu, kamu juga belum tentu dapat menerima enam puluh ribu !”

Sampai disini, aku sambung berkata :”Mungkin saja kamu telah banyak membantu, tetapi akhirnya tidak banyak keuntungan untuk kamu.”

Sepertinya telah menekan bagian yang menyakitinya, asap pada ujung hidungnya semakin pekat.

Aku dengan suara dia membuang puntung rokok dilantai, kakinya menginjak dengan kuat.

Akhirnya, aku mendengar suaranya menggigit gigi :”Baik, aku membantu kamu, tetapi kalau sudah membantu dirimu, berarti mengkhianati boss, setidaknya kamu harus membayar kepadaku lima juta.”

Hatiku sangat lega, aku benar – benar sudah trauma dengan permintaan satu miliar yang diminta ayah angkat aku sebelumnya, mengira setiap orang akan membuka permintaan diatas satu miliar !

“Baik, aku berjanji.”

Sepertinya akan berhasil, aku tidak dapat menahan diri untuk menarik sebuah senyuman tipis di wajah.

“Kamu bantu aku melepaskan talinya dulu, kita pergi dari sini, lalu aku akan menyuruh orang transfer uangnya untukmu.”

“Tidak boleh, kamu membayar uangnya kepadaku dulu.”

“Kalau begitu kamu harus membantu aku melepaskan talinya.”

Mendengar permintaanku, dia juga membantu aku melepaskan talinya, namun juga mengancam kepadaku :”Jangan berpikir untuk kabur, kamu orang buta tidak yang akan dapat melarikan diri dari tempat ini.”

Ini juga hal yang paling aku khawatirkan, apabila dapat melewati langkah ini, aku rasa masalah ini akan dapat diatasi dengan cepat.

Kaki dan tanganku sudah dilepaskan orang ini.

Tali yang mengikat aku sudah dilepaskan, aku tidak dapat menahan diri pada saat itu juga, langsung berpikir untuk berdiri dan beranjak keluar.

Namun pada saat aku berdiri, sudah merasakan setengah badan aku sudah menggeranyam, dikarenakan terikat dengan waktu yang lama, sirkulasi darah tidak mengalir dengan lancar, kedua kaki sudah senyar seolah – olah bukan milik aku lagi.

Baru saja berusaha untuk berdiri, seluruh tubuh sudah jatuh kembali.

Aku berusaha menekan kaki, menyesali diri sendiri yang tidak berdaya, tetapi tidak boleh membiarkan kondisi seperti ini, aku berusaha untuk berdiri kembali, kaki ini telah mati rasa, semakin tidak aktif apabila tidak banyak bergerak.

“Kamu harus cepat, kalau masih tidak pergi, sebentar lagi boss akan pulang kembali.”

Orang itu mendesak di telingaku.

“Sambil bilang kepadaku, sekarang sistem transfer sudah sangat mudah, tunggu keluar dari tempat ini, ponsel sudah dapat digunakan, aku tidak peduli apakah kamu akan telepon ke bank, atau bagaimana caranya, asalkan kamu transfer dananya sampai ke rekening aku, aku akan melepaskan kamu.”

Orang itu sambil berjalan, sambil berkata kepadaku.

Aku menghentak – hentak kaki, lalu menahan rasa sakit, dengan susah payah mengikuti di belakangnya.

Aku tidak dapat melihat apapun, dan tempat ini sebuah gudang, meskipun membungkuk pinggang dan meraba jalan depan, tetapi tetap saja terbentur sana sini, kaki masih terasa sakit.

Tidak perlu dipikirkan lagi, juga akan tahu bahwa benturan pada kaki sudah tidak ada jejak yang masih utuh.

Dulu aku keluar masuk diantar supir, atau ada yang mengikuti, selain tidak nyaman pada awalnya, masih belum pernah sering terbentur seperti hari ini, dan juga membuat aku mengerti, rasa tidak nyaman yang timbul padaku karena buta.

Perjalanan yang hanya membutuhkan satu menit bagi orang normal, bagiku perlu lima menit.

Aku baru berdiri dijalan, langsung mengeluarkan ponsel, dan langsung menelepon Steven Himura.

Orang itu berdiri disamping aku, mengancam kepadaku :”Jangan berpikir untuk banyak bertingkah, kalau tidak, aku akan membunuh kamu.”

Sambil berkata, aku merasakan ada pisau disekitar pinggang aku.

Aku mengetahui bahwa, bagi pembunuh seperti mereka, dapat melakukan apa saja hanya demi uang.

Aku sekarang juga tidak berani bertaruh apapun, seberapa cepatnya Steven Himura juga tidak dapat langsung terbang ke tempat ini, jadi aku hanya dapat mengharapkan diri sendiri.

Aku dengan cepat menenangkan dia :”Kamu tenang saja, aku sedang menghubungi keluargaku, agar mereka transfer uangnya kepadamu, kamu beritahu aku nomor rekening kamu.”

Ketika sedang berbicara, Steven Himura sudah mengangkat telepon aku, aku khawatir dia akan keceplosan, ketika sambung teleponnya, langsung membuka mulut dan berkata “Aku Safira –“

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu