Perjalanan Selingkuh - Bab 203 Jejak Kaki di Dada

"Asalkan kamu melepaskan anakku, aku jamin tidak akan menyentuhnya lagi." Ucap pria itu.

Sedangkan Steven langsung menanyaku: "Safira, jangan takut----"

Aku tidak bisa melihat Steven, tapi malah berusaha mengankat kepalaku, menunjukkan senyuman kepadanya: "Aku tidak takut." Jujur saja, aku sekarang khawatir tubuh Steven, baru istirahat tidak sampai sebulan, tubuhnya pasti masih sangat lemah, tapi sekarang demi menolongku, dia harus menahan kuat tubuhnya, ini membuatku sangat khawatir.

"Kamu tenang, aku akan segera menolongmu."

Selesai berkata, dia bernego dengan pria ini: "Bawa dia keluar."

"Sekarang kamu tidak ada pilihan, orangku sekarang sudah sampai diluar."

"Baik, kubawa orangnya keluar, tapi kamu tidak boleh menyentuh anakku."

Sambil berkata, orang ini langsung menarikku dari lantai, lalu membawa keluar.

Ini adalah sebuah villa kecil, setelah dibawa keluar ke halaman, langsung mendengar suara Fuji.

"Safira-----"

"Jangan bergerak, dimana anakku?!"

"Tenang saja, asalkan kamu melepaskan dia, langsung menjamin keselamatan anakmu, bagaimana juga kami menangkap anakmu juga tidak ada gunanya."

"Lagipula, sudah sampai tahap seperti ini, apa kamu masih bisa memilih?"

Tubuhku didorong orang, sampai terhuyung.

Setelahnya aku merasa tali dibadanku dilepaskan.

"Jangan takut, ini aku!" Suara Fuji terdengar ditelingaku, hatiku baru bisa tenang.

Fuji menggandeng tanganku, menyuruhku masuk ke dalam mobil.

Pertolongan ini, tampaknya mudah sekali, tapi setelah Fuji memberitahuku aku baru tahu, dibalik ini semua sesulit apa.

Bos yang menculikku adalah tentara bayaran peringkat ke sebelas di internasional, caranya banyak sekali, ingin menolong orang dari tangannya tidak mudah.

Tapi kali ini setelah dia kembali ke dalam negri, orang kepercayaannya tidak banyak, si Shen Laoliu itu terakhir baru ikut bergabung, orangnya serakah, baru bisa membuatku ada peluang.

Saat itu kartu bank itu sebenarnya sebuah kartu yang tak bernama, oleh karena itu Steven meminta tolong teknisi bagian kenegaraan baru bisa mendapatkan Shen Laoliu, Shen Laoliu ini pintar dalam berdandan, mencarinya juga butuh cara.

Tapi karena Fuji dan Steven sama-sama menyerang, menggunakan hampir semua cara yang bisa dipakai, baru bisa mendapatkan Shen Laoliu, lalu dari mulut Shen Laoliu mendapatkan orang yang sekarang dijuluki si Gila,

Si gila ini ikut dengan bos itu yang dijuluki elang adalah tentara yang sudah pensiun, hubungan mereka lebih dekat, tapi meskipun dekat, orang ini juga ada kelemahan.

Orang lain tidak tau, tapi pada saat Shen Laoliu minum bir dengannya, setelah dia mabuk baru tau dia ada mantan istri dan anak laki-laki.

"Juga beruntung, kalau tidak, kalau telat beberapa jam saja, kalau kamu benar-benar dibawa grup perdagangan manusia, kalau ingin mencari sesusah naik ke langit, untungnya kota Jakarta dan Bogor semuanya adalah daerah kita, dapat juga dianggap keuntungan geografis."

"Apakah anak itu baik-baik saja?"

Bagaimanapun aku sedikit merasa bersalah, tidak peduli papa kandungnya sekejam apa, tapi itu juga hanyalah seorang anak kecil, apalagi, anak itu memang hidup dengan mamanya, dosa papanya tidak ada hubungannya dengannya.

Fuji mengelus kepalaku dan menghiburku: "Tenanglah! Steven hanya bilang kepada anak itu, mau dia bekerja sama berakting saja, anak itu senang sekali! Setelah memutuskan panggilan video masih bertanya Steve apakah aktingnya bagus atau tidak!"

Mendengar ini, aku menjadi tenang, begini juga bagus, di dalam hati anak itu juga tidak tertinggal trauma.

"Kamu tenang, kami semua bukan penjahat galak, alasan melakukan seperti itu hanya ingin menggunakan anak ini mengulur waktu saja."

"Lagipula, rumah ini bukan rumah biasa, kalau dalamnya tidak buka pintu, kami tidak bisa masuk, lagipula, kalau anak ini tidak di tangan kita, takutnya dia akan melukaimu."

Sambil berkata, Fuji memegang luka diwajahku, suaranya berantakan: "Pria itu yang melukaimu?"

Aku mengangguk.

"Tapi dia memukulku pada saat tau kalian menangkap anaknya."

Aku bukan memohon untuknya, hanya berkata jujur.

"He-------Mereka mau menjualmu kepada grup perdagangan manusia, tentunya tidak akan tega memukulmu, orang yang dijual kepada grup perdagangan manusia harus diperiksa, biasanya tidak akan dipukul, sama seperti menjual beli barang, kalau ada catat pasti akan ditawar."

Barang dijual beli, beberapa kata ini membuatku sedikit tidak nyaman.

Hampir saja, aku menjadi barang yang diperjual-belikan.

"Yang mendagangkan orang harusnya dihukum berat."

‘Kamu tenang saja, beberapa tahun ini sudah mulai ditekan, tapi permintaan orang tidak boleh terlalu tinggi, tapi didepan keuntungan yang sangat besar ini, selalu ada beberapa orang akan melupakan hati nuraninya dan mendapatkan uang haram itu.

Terhadap ini semua, aku tidak bisa membantah.

Setelah ditolong, hatiku menjadi santai, seluruh tubuhku mulai mengantuk.

Tidak lama, langsung tertidur di dalam mobil.

Pada saat aku terbangun, aku sudah sampai di dalam villa Steven.

Bajuku sudah diganti dengan baju tidur sutra asli, dibagian leher piyama, masih bisa terlihat luka biru didepan dadaku.

Itu adalah bekas tendangan orang itu, disentuh pelan saja langsung sakit sekali.

"Sudah bangun?"

"Ma, kenapa kamu disini?"

Aku tidak menyangka, begitu bangun orang yang kulihat pertama adalah mamaku, Weni.

"Matamu sudah bisa melihat?"

"Mama, kamu sudah bangun?" Kami berdua berkata serentak.

Lalu baru tersadar.

Aku tidak menyangka mataku sudah sembuh, setelah melewati kekacauan ini, mataku bisa melihat.

Pada saat baru bangun, aku masih linglung belum sadar, setelah sadar sepenuhnya, mataku menyeri, air mataku terjatuh.

"Mama------"

Aku memeluk mamaku tidak bisa menahan tangisanku.

"Anak baik! Sekarang sudah sembuh, aku sudah tersadar, matamu juga sudah sembuh, kita akan semakin membaik." Dia memegang kepalaku, menghiburku dengan suara lembutnya.

Beberapa hari ini, tidak ada yang tau ketakutanku.

Aku juga takut orang lain khawatir, tapi tidak pernah menunjukkannya, tapi aku tau, ketakutan yang tidak bisa melihat apa-apa. seluruh dunia menjadi gelap, melakukan apa saja tidak ada rasa aman, dalam hati tidak pernah tenang.

Sampai sekarang, aku baru dengan puas melampiaskannya.

Mamaku melihat luka di dadaku, wajahnya sangat tidak tega: "Aku bantu kamu oleskan obat."

Sambil berkata, mengangkat minyak obat ditangannya.

Lalu membuka bajuku, mengoleskan obatnya.

"Ma, aku oleskan sendiri saja."

Aku sekarang sudah bisa melihat, aku bisa melakukan hal ini sendiri.

"Kamu tenang, sekarang mama sudah sadar, aku akan membalaskan dendam untukmu."

Mendengar perkataannya, hatiku menghangat.

Tiba-tiba aku teringat informasi yang kudapatkan dari mulut si Gila itu, lalu berkata kepada mamaku: "Harus menyelidiki bagaimana Sunni hidup di luar negri selama 4 tahun itu, dan juga dia sangat dekat dengan si elang itu, menurutku mereka saling kenal di luar negri."

"Dan juga, Sunni berjanji akan memberi kepada si elang itu sebuah buku kuno seni bela diri, bagaimana dia bisa mempunyai barang semacam itu?" Aku dengan tidak mengerti melihat ke arahku.

Mamaku juga berhenti, mengerutkan keningnya dan berkata: "Sesuai kelasnya, tidak akan mungkin berkontak dengan barang semacam itu."

"Jujur saja, bahkan keluarga Demina dan keluarga Himura tidak ada barang sejenis ini, barang semacam ini memang dirahasiakan, barangnya ada di beberapa veteran keluarga kuno Wu, dan juga keluarga itu sudah tidak ada di Jakarta." Ucap Weni sambil menghela nafas.

"Tampaknya hal ini harus diselediki."

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu