Perjalanan Selingkuh - Bab 248 Kencan Di Alam Liar

Mengenai hal ini, semua orang tidak memiliki pendapat lain.

Weni pun melambaikan tangannya, memutuskan untuk menjadikan semua ini sebagai mas kawan aku, dan membawanya ke sana ketika aku menikah dengan Steven.

Perkataan ini, membuat Darius girang sekali, tatapan matanya kepadaku seperti melihat uang emas yang bersinar.

Lalu dia bertanya kepadaku dengan akrab, “Safira! Kapan kamu akan menikah ke dalam Keluarga Himura kami!”

Namun, Weni langsung menghadang di depanku, “Tunggu sampai dia sudah bisa mengambil alih usaha keluarga, barulah mempertimbangkan untuk menikah! Tetapi sudah sepakat, ke depannya melahirkan dua anak, ada satu yang harus bermarga Demina .”

“Ini tidak masalah.” Darius melambaikan tangan dan menjawab dengan senyum.

Mereka berdua sama sekali tidak meminta pendapat aku dan Steven.

Aku saling bertatapan dengan Steven, lalu dia menarik aku ke dalam pelukannya, dan berbisik di telingaku, “Pernikahan kita berdua, yang mereka katakan tidak terhitung.”

Aku mengangkat alis dan bertanya, “Kenapa? Tidak ingin menikahi aku?”

“Bagaimana mungkin, aku hanya takut terlalu lama, aku sudah sangat tidak sabar untuk memahkotakan nama Nyonya Himura kepadamu.”

“Masalah sudah selesai, kita pergi dulu!” Steven langsung menggerakkan kursi rodanya, dan berseru, “Duduk baik-baik, aku bawa kamu turun.”

“Jangan….”

Ini adalah jalanan turunan, Steven langsung menggerakkan kursi rodanya, aku berseru kaget, dan memeluk Steven dengan erat, takut kursi roda ini akan tumbang.

Pada akhirnya, kursi roda berhenti di tanah datar, hatiku masih berdegup kencang, tidak dipungkiri tadi benar-benar memicu adrenalin.

Namun, setelah merasakan adrenalin, juga terasa bergairah.

Hari ini ditakdirkan adalah hari kelahiran baru bagi kedua keluarga, lalu Keluarga Himura dan Keluarga Demina memutuskan untuk mengadakan acara pesta di sini pada malam ini.

Tetapi Steven tetap meninggalkan setengah dari orang muda untuk berjaga bergiliran.

Tepat ketika semua orang sedang berpesta dan berdansa mengelilingi api unggun, Steven langsung membawaku pergi dari kerumunan orang.

“Kita ini ke mana?” Aku menatap Steven dengan heran.

“Pergi ke sebuah tempat rahasia.” Steven mengangkat sudut bibirnya, tersenyum misterius.

Rasa ingin tahu dalam hatiku seketika dibangkitkan olehnya, kejutan seperti apa akan dia berikan kepadaku.

Kursi roda berjalan sampai ke tanah datar, Steven menepuk pahanya sendiri, “Duduk di sini.”

Luka tembakan Steven ada di betisnya, duduk di atas pahanya juga tidak apa-apa, aku pun duduk dengan taat. Lalu dia menggerakkan tombol, dan kursi roda langsung melesat ke dalam kegelapan malam.

Untung saja kursi roda ini dilengkapi dengan lampu penerangan, Steven berhenti di suatu tanah lembap.

Seketika aku terpikat oleh keindahan pemandangan di depan mata, di sini ada puluh ribuan kunang-kunang yang sedang berdansa di udara, membentuk sebuah lukisan yang menawan.

“Bukankah sekarang sudah musim gugur? Kenapa masih ada kunang-kunang?”

Aku menoleh kepada Steven, dan bertanya penuh dengan kejutan.

“Kekuatan dari saling mencintai, akan membuat kunang-kunang bertahan melewati musim panas, menjadi kunang-kunang di musim gugur.” Di malam yang sunyi ini, suara Steven yang berat terdengar sangat lembut, membuat orang tenggelam di dalamnya secara tidak sadar.

“Bohong!” Aku menoleh dan menatapnya sambil tersenyum.

Steven mencolek hidungku, dan berkata dengan nada memanjakan, “Hawa di sini lebih unik, sehingga sampai sekarang masih ada kunang-kunang, bagaimana? Cantikkah?”

Aku mengangguk, dan berkata takjub, “Indah sekali!”

Tidak ingat sudah berapa tahun lamanya tidak melihat kunang-kunang, hanya mengingat sepertinya melihat bersama kakek ketika masih sangat kecil, tetapi gambarannya sudah buram tidak jelas.

Malam sunyi yang begitu langka, aku dan Steven berada di tempat yang hening ini sampai larut malam.

“Bagaimana penindakan terhadap Jener itu?” Aku menoleh dan bertanya kepada Steven.

Steven merangkulku ke dalam pelukannya, dan berkata pelan, “Lebih baik tidak kamu tanyakan saja.”

Aku tahu, Steven tidak ingin aku menyentuh sisi yang gelap itu, dia selalu ingin melindungiku di belakangnya, menghadang hujan dan angin untukku.

“Aku bukan anak kecil.” Aku berkata dengan serius kepadanya.

Barulah Steven berkata, “Dia juga tahu dengan masalah hari ini, tentu saja aku tidak bisa melepaskannya pergi.”

“Kamu membunuhnya?” Aku bertanya kepadanya sambil membelalak.

“Kenapa? Apakah kamu takut denganku?” Steven bertanya sambil menatap erat pada mataku.

Aku melihat ketakutan dalam matanya, Steven yang tidak pernah takut tidak peduli menemui maslah apapun, saat ini dalam matanya justru menunjukkan ketakutan.

Aku tahu, dia takut aku akan takut kepadanya, dan menjadi celah di antara kita.

Si bodoh ini! Memikikan ini, aku memeluknya dengan rasa sakit hati, “Jangan takut, bagaimana mungkin aku takut kepadamu, lagi pula, aku tahu semua keputusanmu adalah demi kebaikan kita.”

Badan Steven yang tegang barulah meregang kembali, dia memeluk pinggangku, dan membenamkan kepalanya di pundakku, lalu berkata dengan suara lemah, “Di dunia ini, yang lemah akan dimakan oleh yang kuat, jika aku tidak kejam, sudah lama aku dicabik orang lain di medan bisnis.”

Mendengar perkataan Steven, dalam hatiku tidak terasa takut, hanya ada rasa sakit hati untuknya yang pekat.

“Sejak kecil aku menerima pembelajaran seperti itu, tidak boleh berbelas kasihan ketika berhadapan dengan musuh, jika tidak, yang menantimu adalah jurang tak berujung. Terutama sekarang begitu banyak orang yang menunggu kesempatan di dalam gelap, jika aku tidak bertindak kejam, hanya akan mendatangkan masalah yang tiada hentinya.” Membicarakan sampai di sini, suara Steven menjadi kejam.

Aku memegangi wajah Steven, dan menatapnya dengan serius, “Aku bukan santa, aku tidak akan menuntutmu karena orang asing, aku adalah tunanganmu, dan istrimu kelak, kita susah dan senang bersama, kamu harus ingat, tidak peduli keputusan apa yang kamu perbuat, aku akan selalu mendukungmu.”

Steven menatapku dengan pandangan berkobar, lama kemudian, dia menurunkan kepalanya, dan mencium bibirku.

Jarinya seperti api yang sedang menyala, ketika bersentuhan, membuatku bergidik dari dalam hati, napasku pun perlahan-lahan menjadi cepat. Malam yang dingin, badan kedua orang ini justru meningkat pesat suhunya.

Di bawah cahaya kunang-kunang yang memenuhi langit, aku melakukan interaksi dengan Steven yang nikmat dari badan hingga hati.

Tak dipungkiri, di bawah situasi seperti ini, memberikan pengalaman yang berbeda.

Steven membantuku mengenakan pakaian, dan mengusik di telingaku, “Bagaimana? Lain kali maukah mencari tempat lain dan mencobanya lagi?”

Suhu di wajahku belum menurun, tidak perlu bercermin pun bisa dibayangkan seberapa merahnya pipiku saat ini.

“Jika bukan karena semua orang sedang merayakan hari ini, canggung sekali jika disadari oleh orang lain.” Aku mendorong Steven, dikatakan nadaku menyalahkan, lebih tepat dikatakan sebagai manja.

Bahkan tenaga untuk mendorongnya juga lemah gemulai, fluktuasi hatiku masih belum tenang karena olahraga tadi, napasku yang sedikit terengah menunjukkan suasana hatiku yang masih belum tenang kembali.

Aku memeluk lehernya, dan mencium dengan keras, meninggalkan sebuah bekas di sana.

Barulah perlahan-lahan aku kembali tenang sambil memeluknya..

“Peluk yang erat, kita pulang.”

Mendengar perkataan Steven, aku segera memeluk lehernya dengan erat. Melihatnya tersenyum kecil dan menambah kecepatan kursi rodanya, aku pun tak tahan untuk mencubit pinggangnya.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu