Perjalanan Selingkuh - Bab 243 Marah
Aku khawatir dengan Steven, mau berdiri, malah saat berdiri tubuh bergoyang sebentar, kondisi seperti ini sangat akrab, dulu setelah mendonor darah bisa ada rasa seperti ini, tapi saat itu aku dipaksa untuk mendonorkan darah.
Tapi sekarang semua ini demi Steven, aku rela hati.
Sebelumnya Steven pernah mendonorkan darah untukku, kali ini aku mendonorkan darah untuknya lagi, darah kita berdua saling melebur dan menyatu.
Setelah beristirahat sebentar di ruang istirahat, lalu aku keluar dari sini.
Orang berbaju hitam yang membawa Steven pulang masih terus berdiri tegap di luar ruang operasi, meski sekujur tubuhnya mengenakan pakaian hitam, tapi berdiri di sana, seakan terasa orang itu dan lingkungan sini melebur menjadi satu, meski perbedaan warnanya begitu mencolok.
Aku pikir, orang ini seharusnya adalah pengawal rahasia itu!
Aku berjalan ke depan, bertanya ke pria itu: “Kenapa dia bisa terluka?”
“Aku yang tidak melindunginya dengan baik.” Dia menunduk meminta maaf denganku.
Jujur dalam hatiku ada amarah, sebagai seorang pengawal rahasia, dirinya tidak terluka, malam membiarkan tuannya terluka, sudah bisa dibilang tidak mengerjakan pekerjaannya dengan baik.
“Apa kamu seperti ini melindunginya? Dulu kamu tidak melindungi dengan baik nona besar kalian, sekarang juga melihat putranya terluka.”
Waktu mengatakan ini, dalam nada suaraku mengandung beberapa api amarah.
Mendengar perkataanku, wajah pria itu terlihat jelas mengandung rasa bersalah.
“Aku yang gagal.”
Selesai mengatakan, nada suara pria itu agak suram: “Dulu aku adalah pengawal rahasia yang paling jelek di pasukan, kalau bukan nona besar memilihku, nasibku bisa jauh lebih tragis dari sekarang.”
Selesai mengatakan, setelah pria itu tersendat sedetik, lanjut berkata: “Yang kamu bilang benar! Aku tidak melindungi nona besar dengan baik, sekarang juga tidak melindungi anaknya dengan baik.”
Dalam hatiku masih ada amarah, tapi melihat pria itu seperti ini, juga tidak melanjutkan lagi.
Aku hanya bisa menoleh melihat ke ruang operasi, dengan gelisah menunggu hasil.
“Pak CEO dia…”
“Aku hanya ingin menunggu dia sadar dan menceritakan sendiri ke aku.” Aku dengan wajah tak berekspresi terus memandangi ruang operasi, Tuhan lah yang tahu seberapa gelisah hatiku.
Setelah beberapa saat, lampu ruang operasi menggelap, pintu ruang operasi dibuka.
Setelah dokter yang tadi baru saja membantuku mengambil darah itu keluar, berkata padaku: “Tidak ada masalah besar, peluru sudah dikeluarkan, dirawat beberapa hari sudah bisa sembuh.”
Selesai mengatakan, pria itu melihat wajahku, berkata: “Aku buka resep untuk menambah darah buat kalian berdua makan.”
Aku tahu dia adalah orang yang baik hati, lalu mengangguk berterima kasih ke dia.
Dokter itu melambaikan tangan: “Tidak peduli umurku maupun tingkatanku, aku adalah kakekmu, mengingat dipanggil kakek, aku tentu saja tidak akan tinggal diam.”
Steven diatur masuk ke kamar pasien, kamar pasien di sini tidak besar, tapi untungnya kedua keluarga kaya, peralatannya juga tidak terlalu jelek dibanding dengan beberapa rumah sakit besar itu, ada kamar pasien vip, lingkungannya lumayan.
Steven sudah sadar, pertama kali membuka mata dan setelah melihatku, dalam mata mengandung rasa bersalah.
Kelihatan pria itu, air mataku tak bisa ditahan menetes: “Kamu bukannya bilang bisa kembali tanpa terluka sedikit pun?”
“Jangan menangis!”
Steven menjulurkan tangan satunya lagi yang bagus itu mengusap air mataku, suara mengandung rasa simpati.
“Aku nangis kamu sedih, apa kamu terluka aku tidak sedih? Apa kamu tahu seberapa takutnya aku waktu itu?” Hatiku tidak bisa tahan untuk memarahi pria itu.
Steven tersenyum tak berdaya: “Tubuh ini tidak sebaik dulu lagi, tak disangka berdarah sedikit ini juga bisa tak sadarkan diri.”
Aku marah dan melototinya sekilas: “Kamu anggap tubuhmu itu terbuat dari besi? Kamu kecelakan baru sembuh, terus-menerus terluka seperti ini lagi, meski ada banyak darah lagi juga tidak cukup untuk kamu usik terus seperti ini.”
Setelah mendengarkan aku selesai berbicara, Steven seperti kepikiran sesuatu, dia langsung bergerak menggulung lengan bajuku, kelihatan bekas suntikkan jarum mengambil dari di atasnya, mengerutkan dahi bertanya padaku: “Apa menggunakan darahmu untuk menyelamatkan aku?”
“Di sini tidak ada golongan darah seperti kamu ini, hanya bisa menggunakan aku punya.”
Aku melihat paras wajah Steven, tahu dia kasihan denganku, aku lalu lebih dahulu berkata: “Makanya, kamu besok-besok apa bisa lebih berhati-hati sedikit, jangan tidak mementingkan tubuhmu sendiri, perlu kamu tahu, besok-besok kalau kamu terluka, aku juga mau kehilangan darah.”
Pandangan mata Steven melihat bekas suntikan di lenganku, dengan nada suara yang tegas: “Besok-besok tidak akan lagi, aku tidak akan lagi membiarkanmu mendonorkan darah untukku.”
Aku menarik keluar tanganku dari dalam tangan Steven, tersenyum kecil berkata: “Jangan, perkataan seperti ini, masih bisa membuatmu lebih terkendali sedikit.”
Kita sedang berbincang, tidak beberapa saat, pria berbaju hitam berjalan kemari, melihat Steven dengan wajah yang penuh rasa bersalah: “Kalau bukan demi menyelamatkan aku, kamu juga tidak akan…”
Aku ini baru tahu, tak disangka Steven demi menyelamatkan pengawal rahasia ini makanya bisa terluka.
Hanya melihat pria itu membungkukkan badan memberi hormat melihat ke Steven berkata: “Aku tidak sudah pantas jadi pengawal rahasia.”
Selesai mengatakan, dia lanjut berkata ke Steven: “Dulu kamu selalu ingin belajar dari aku ilmu teknik bela diri hati, aku terus tidak mengajarimu, tidak hanya karena dulu kita bersumpah tidak akan menyebarkan keluar, juga karena, ini adalah teknik yang cacat, jadi juga tidak cocok untukmu.”
Aku mendengarnya jadi bingung, tapi setelah berpikir sebentar, jadi bisa menebak keluar beberapa maksud.
“Tapi, kali ini, aku akan mencari sebuah teknik yang cocok untukmu.” Selesai mengatakan, dia langsung melangkahkan kaki dan pergi.
Aku menoleh melihat Steven, kesal sungguh ingin sekali mementungnya: “Waktu kamu menyelamatkan orang apa kamu tidak memikirkan aku?”
Steven memejamkan mata melihat ke bawah, dengan suara ringan berkata: “Waktu dia ikut denganku terlalu pendek, ditambah dia yang ditinggalkan ibuku, aku tentu saja tidak ingin terjadi apa-apa dengannya.”
“Aku tidak semulia itu, aku hanya ingin kamu sehat-sehat saja.”
Aku melihat Steven, dalam hati merasa sedih.
“Besok-besok tidak akan lagi.” Steven memakai tangan yang sehat itu, mengelus kepalaku.
“Semalam apa kamu menemukan sesuatu? Kalau tidak, tidak akan membiarkan mereka secara langsung dan tanpa pertimbangan di tempat ini melukaimu.”
Steven mendengar perkataanku, menyanjung dan melihatku sekilas, lalu mengangguk.
“Apa mungkin mereka sudah menemukan ruang rahasia?”
Steven mengangguk: “Sudah menemukan, tapi mereka tidak bisa masuk.”
“Gerakan mereka besar seperti itu, kalau benar demikian orang kampung pasti bisa menemukan.”
Perlu tahu, tempat peninggalan aliran Yun Yin ini, tidak peduli keluarga Himura maupun keluarga Demina semuanya sangat peduli, malam hari diam-diam datang berapa kali tidak masalah, kali ini kalau mau menggunakan tenaga dari luar membuka ruangan rahasia, pasti bisa menggemparkan orang sini.
Steven tersenyum dingin: “Mereka awalnya mau mencari sesuatu lalu pergi, tapi siapa sangka, ruang rahasia ini lebih sulit dibuka dari yang mereka pikirkan.
“Aku ingat di catatan aliran Yun Yin, ada suhu yang ahli di bidang mekanik, aku pikir, ruang rahasia ini sama dengan tempat suci, sudah dipasang tombol rahasia.”
“Juga tidak tahu dalamnya disimpan barang berharga apa, tak menyangka bisa membuat orang-orang ini sampai hari ini juga tidak bisa melupakan?” Berpikir sampai sini, aku agak penasaran, dan benci juga.
Steven tersenyum pahit menggeleng: “Dulu aliran Yun Yin juga dipuji sangat misterius, sebenarnya banyak hal yang sudah dibesar-besarkan orang.”
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinMy Secret Love
Fang FangYama's Wife
ClarkJalan Kembali Hidupku
Devan HardiCinta Yang Dalam
Kim YongyiCinta Seorang CEO Arogan
MedellineDark Love
Angel VeronicaGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya