Perjalanan Selingkuh - Bab 243 Marah

Aku khawatir dengan Steven, mau berdiri, malah saat berdiri tubuh bergoyang sebentar, kondisi seperti ini sangat akrab, dulu setelah mendonor darah bisa ada rasa seperti ini, tapi saat itu aku dipaksa untuk mendonorkan darah.

Tapi sekarang semua ini demi Steven, aku rela hati.

Sebelumnya Steven pernah mendonorkan darah untukku, kali ini aku mendonorkan darah untuknya lagi, darah kita berdua saling melebur dan menyatu.

Setelah beristirahat sebentar di ruang istirahat, lalu aku keluar dari sini.

Orang berbaju hitam yang membawa Steven pulang masih terus berdiri tegap di luar ruang operasi, meski sekujur tubuhnya mengenakan pakaian hitam, tapi berdiri di sana, seakan terasa orang itu dan lingkungan sini melebur menjadi satu, meski perbedaan warnanya begitu mencolok.

Aku pikir, orang ini seharusnya adalah pengawal rahasia itu!

Aku berjalan ke depan, bertanya ke pria itu: “Kenapa dia bisa terluka?”

“Aku yang tidak melindunginya dengan baik.” Dia menunduk meminta maaf denganku.

Jujur dalam hatiku ada amarah, sebagai seorang pengawal rahasia, dirinya tidak terluka, malam membiarkan tuannya terluka, sudah bisa dibilang tidak mengerjakan pekerjaannya dengan baik.

“Apa kamu seperti ini melindunginya? Dulu kamu tidak melindungi dengan baik nona besar kalian, sekarang juga melihat putranya terluka.”

Waktu mengatakan ini, dalam nada suaraku mengandung beberapa api amarah.

Mendengar perkataanku, wajah pria itu terlihat jelas mengandung rasa bersalah.

“Aku yang gagal.”

Selesai mengatakan, nada suara pria itu agak suram: “Dulu aku adalah pengawal rahasia yang paling jelek di pasukan, kalau bukan nona besar memilihku, nasibku bisa jauh lebih tragis dari sekarang.”

Selesai mengatakan, setelah pria itu tersendat sedetik, lanjut berkata: “Yang kamu bilang benar! Aku tidak melindungi nona besar dengan baik, sekarang juga tidak melindungi anaknya dengan baik.”

Dalam hatiku masih ada amarah, tapi melihat pria itu seperti ini, juga tidak melanjutkan lagi.

Aku hanya bisa menoleh melihat ke ruang operasi, dengan gelisah menunggu hasil.

“Pak CEO dia…”

“Aku hanya ingin menunggu dia sadar dan menceritakan sendiri ke aku.” Aku dengan wajah tak berekspresi terus memandangi ruang operasi, Tuhan lah yang tahu seberapa gelisah hatiku.

Setelah beberapa saat, lampu ruang operasi menggelap, pintu ruang operasi dibuka.

Setelah dokter yang tadi baru saja membantuku mengambil darah itu keluar, berkata padaku: “Tidak ada masalah besar, peluru sudah dikeluarkan, dirawat beberapa hari sudah bisa sembuh.”

Selesai mengatakan, pria itu melihat wajahku, berkata: “Aku buka resep untuk menambah darah buat kalian berdua makan.”

Aku tahu dia adalah orang yang baik hati, lalu mengangguk berterima kasih ke dia.

Dokter itu melambaikan tangan: “Tidak peduli umurku maupun tingkatanku, aku adalah kakekmu, mengingat dipanggil kakek, aku tentu saja tidak akan tinggal diam.”

Steven diatur masuk ke kamar pasien, kamar pasien di sini tidak besar, tapi untungnya kedua keluarga kaya, peralatannya juga tidak terlalu jelek dibanding dengan beberapa rumah sakit besar itu, ada kamar pasien vip, lingkungannya lumayan.

Steven sudah sadar, pertama kali membuka mata dan setelah melihatku, dalam mata mengandung rasa bersalah.

Kelihatan pria itu, air mataku tak bisa ditahan menetes: “Kamu bukannya bilang bisa kembali tanpa terluka sedikit pun?”

“Jangan menangis!”

Steven menjulurkan tangan satunya lagi yang bagus itu mengusap air mataku, suara mengandung rasa simpati.

“Aku nangis kamu sedih, apa kamu terluka aku tidak sedih? Apa kamu tahu seberapa takutnya aku waktu itu?” Hatiku tidak bisa tahan untuk memarahi pria itu.

Steven tersenyum tak berdaya: “Tubuh ini tidak sebaik dulu lagi, tak disangka berdarah sedikit ini juga bisa tak sadarkan diri.”

Aku marah dan melototinya sekilas: “Kamu anggap tubuhmu itu terbuat dari besi? Kamu kecelakan baru sembuh, terus-menerus terluka seperti ini lagi, meski ada banyak darah lagi juga tidak cukup untuk kamu usik terus seperti ini.”

Setelah mendengarkan aku selesai berbicara, Steven seperti kepikiran sesuatu, dia langsung bergerak menggulung lengan bajuku, kelihatan bekas suntikkan jarum mengambil dari di atasnya, mengerutkan dahi bertanya padaku: “Apa menggunakan darahmu untuk menyelamatkan aku?”

“Di sini tidak ada golongan darah seperti kamu ini, hanya bisa menggunakan aku punya.”

Aku melihat paras wajah Steven, tahu dia kasihan denganku, aku lalu lebih dahulu berkata: “Makanya, kamu besok-besok apa bisa lebih berhati-hati sedikit, jangan tidak mementingkan tubuhmu sendiri, perlu kamu tahu, besok-besok kalau kamu terluka, aku juga mau kehilangan darah.”

Pandangan mata Steven melihat bekas suntikan di lenganku, dengan nada suara yang tegas: “Besok-besok tidak akan lagi, aku tidak akan lagi membiarkanmu mendonorkan darah untukku.”

Aku menarik keluar tanganku dari dalam tangan Steven, tersenyum kecil berkata: “Jangan, perkataan seperti ini, masih bisa membuatmu lebih terkendali sedikit.”

Kita sedang berbincang, tidak beberapa saat, pria berbaju hitam berjalan kemari, melihat Steven dengan wajah yang penuh rasa bersalah: “Kalau bukan demi menyelamatkan aku, kamu juga tidak akan…”

Aku ini baru tahu, tak disangka Steven demi menyelamatkan pengawal rahasia ini makanya bisa terluka.

Hanya melihat pria itu membungkukkan badan memberi hormat melihat ke Steven berkata: “Aku tidak sudah pantas jadi pengawal rahasia.”

Selesai mengatakan, dia lanjut berkata ke Steven: “Dulu kamu selalu ingin belajar dari aku ilmu teknik bela diri hati, aku terus tidak mengajarimu, tidak hanya karena dulu kita bersumpah tidak akan menyebarkan keluar, juga karena, ini adalah teknik yang cacat, jadi juga tidak cocok untukmu.”

Aku mendengarnya jadi bingung, tapi setelah berpikir sebentar, jadi bisa menebak keluar beberapa maksud.

“Tapi, kali ini, aku akan mencari sebuah teknik yang cocok untukmu.” Selesai mengatakan, dia langsung melangkahkan kaki dan pergi.

Aku menoleh melihat Steven, kesal sungguh ingin sekali mementungnya: “Waktu kamu menyelamatkan orang apa kamu tidak memikirkan aku?”

Steven memejamkan mata melihat ke bawah, dengan suara ringan berkata: “Waktu dia ikut denganku terlalu pendek, ditambah dia yang ditinggalkan ibuku, aku tentu saja tidak ingin terjadi apa-apa dengannya.”

“Aku tidak semulia itu, aku hanya ingin kamu sehat-sehat saja.”

Aku melihat Steven, dalam hati merasa sedih.

“Besok-besok tidak akan lagi.” Steven memakai tangan yang sehat itu, mengelus kepalaku.

“Semalam apa kamu menemukan sesuatu? Kalau tidak, tidak akan membiarkan mereka secara langsung dan tanpa pertimbangan di tempat ini melukaimu.”

Steven mendengar perkataanku, menyanjung dan melihatku sekilas, lalu mengangguk.

“Apa mungkin mereka sudah menemukan ruang rahasia?”

Steven mengangguk: “Sudah menemukan, tapi mereka tidak bisa masuk.”

“Gerakan mereka besar seperti itu, kalau benar demikian orang kampung pasti bisa menemukan.”

Perlu tahu, tempat peninggalan aliran Yun Yin ini, tidak peduli keluarga Himura maupun keluarga Demina semuanya sangat peduli, malam hari diam-diam datang berapa kali tidak masalah, kali ini kalau mau menggunakan tenaga dari luar membuka ruangan rahasia, pasti bisa menggemparkan orang sini.

Steven tersenyum dingin: “Mereka awalnya mau mencari sesuatu lalu pergi, tapi siapa sangka, ruang rahasia ini lebih sulit dibuka dari yang mereka pikirkan.

“Aku ingat di catatan aliran Yun Yin, ada suhu yang ahli di bidang mekanik, aku pikir, ruang rahasia ini sama dengan tempat suci, sudah dipasang tombol rahasia.”

“Juga tidak tahu dalamnya disimpan barang berharga apa, tak menyangka bisa membuat orang-orang ini sampai hari ini juga tidak bisa melupakan?” Berpikir sampai sini, aku agak penasaran, dan benci juga.

Steven tersenyum pahit menggeleng: “Dulu aliran Yun Yin juga dipuji sangat misterius, sebenarnya banyak hal yang sudah dibesar-besarkan orang.”

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu