Perjalanan Selingkuh - Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)

Aku tidak menyangka Steven menggunakan buku nikah untuk memaksaku. Apa yang dia lakukan sekarang membuatku merasa bingung.

Tetapi dalam hatiku tahu bahwa aku harus pergi kali ini.

Bukan hanya karena aku ingin mendapatkan kembali buku nikahku, tetapi juga untuk memecahkan misteri di hatiku.

Beberapa hal, jika aku tidak meminta penjelasan yang benar, aku tidak bisa berdamai dalam hatiku. Aku tidak ingin dimainkan di telapak tangan mereka, dan aku bahkan tidak tahu mengapa alasannya.

Tidak peduli dari Steven, Sunni, atau Giok Keselamatan yang dibawa oleh Kakek Demina dan Fuji, keterikatan ini tampaknya memiliki hubungan denganku.

Tapi jika pikirkan baik-baik, tapi aku tidak bisa memecahkannya.

Ketika aku datang ke hotel di tengah malam, aku baru saja mengetuk pintu, Steven langsung membuka pintu.

Dia mengenakan jubah mandi berwarna putih, rambutnya meneteskan air, dadanya yang terbuka menunjukkan warna kulit madu, wajahnya yang tampan, sepasang mata yang gelap dan dalam.

Dia menatapku seperti elang yang menatap mangsa, hatiku rapat dan seluruh orang ditarik ke dalam ruangan.

Lalu aku terpaksa diciumnya di dinding.

Bau sabun mandi dari tubuhnya yang baru saja mandi, melekat di ujung hidungku, dan lidahnya yang panas itu membuka bibirku, angkuh dan berlama-lama.

Perasaan yang akrab ini seperti kembali ke masa lalu, cukup akrab sehingga membuat aku ingin menangis.

Tapi bagaimanapun suasana hatinya sudah berbeda. Hubungan kami sudah lama berakhir olehnya, Kenapa kamu masih ingin menggangguku?

Sambil berpikir, aku menutup mata dan mendorongnya menjauh, dan aku menampar wajah Steven.

Wajah Steven ditampar ke samping, matanya tampak dingin melihatku, suaranya serak: "Linda"

Hatiku gelisah. Sejujurnya, aku tidak berpikir bahwa aku bergegas tadi dan menamparnya.

"Kita tidak ada hubungan lagi. Kamu tidak bisa memaksaku." Aku mengepalkan tanganku dan memaksakan diri untuk berani menatap mata Steven.

“Tidak masalah, hubungan kita bisa berlanjut.” Sambil mengatakan, Steven sekali lagi menarikku ke dalam pelukannya.

“Tidak, kita tidak mungkin.” Aku berjuang keras, dan hatiku sedih. Apa yang sebenarnya Steven lakukan padaku?

Apakah jika ayam sewaktu dipanggil datang, dan saat melambaikan tangan maka harus pergi?

“Linda, aku bisa melupakan masalah tadi, tapi kamu tidak bisa menolakku lagi.” Steven memelukku dengan erat, menundukkan kepalanya, menncium bau rambutku dengan ujung hidungnya, suaranya mengancam.

“Steven, apa yang kamu pikirkan tentang aku?” Aku berjuang dalam pelukan Steven dan berteriak kepadanya dengan marah.

“Partner Seks.” Suara bernada rendah Steven terdengar di telingaku.

Udara panas bertiup di telingaku, membuatku merasa sedikit gatal.

Terhadap Steven, perlawananku tampaknya menurun, kadang-kadang, aku benar-benar merasa diriku tidak berguna, setelah berkali-kali dilukai Steven, aku masih tidak bisa melupakannya.

Tapi hati ini, tidak memungkinkan untukku mengontrol, jatuh cinta dengan seseorang, juga tidak berarti jika kamu tidak mencintai, maka langsung tidak mencintainya, setidaknya aku tidak begitu pintar.

Mungkin aku hanya bisa berharap bahwa suatu hari aku dapat menggunakan waktu yang lama untuk membunuh hasutan di hatiku, aku pikir akan ada suatu hari, tetapi aku tidak menyangka bahwa Steven akan memprovokasiku lagi.

“Aku sudah menikah sekarang,” aku mendorong Steven dengan dingin.

“Pernikahan untuk syarat terhadap keluarga Demina?” Steven tertawa dengan dingin.

"Terus? tidak peduli apa alasannya di awal, tetapi hasil akhirnya sama, aku sudah menikah." Aku menatapnya.