Perjalanan Selingkuh - Bab 135 Memanjat Tembok (1)

Karena pergi mengunjungi keluarga Sila, aku sengaja memilih beberapa hadiah, namun ketika aku dan Steven juga Adit tiba di rumah keluarga Sila, hanya ayah Sisi yang menyambut kita.

"Tuan Steven bisa datang ke sini, sungguh membuat kediaman kami yang dingin menjadi hangat!" Ayah Sisi mengulurkan tangannya menjabat tangan Steven .

Hubungan keduanya, seolah-olah adalah rekan kerja, membawa sopan santun berbisnis dalam kata-katanya.

"Halo Paman Sila, aku adalah Linda." Aku menganggukan kepalaku menyapanya.

"Nona Linda, aku tahu, aku dan Ibunya sering mendengarmu dari cerita Sisi." Sigma Sila tersenyum basa-basi kepadaku.

"Aku datang menengok Sisi, apakah ia ada di rumah?" Aku langsung menyampaikan maksudku.

"Maaf, Sisi sedang tidak di rumah, ia pergi bersama Ibunya."

Selesai berbicara, Sigma menatap Steven dan berkata: "Kebetulan, lusa adalah hari pertunangan Sisi dan Evan Mario, semoga di saat itu, kalian bisa turut berpartisipasi."

Selesai berbicara, memalingkan wajahnya dan memerintahkan pembantu yang tidak jauh darinya, "Bibi Limun, ambilkan tiga undangan ke sini."

Setelah mendengar kabar pertunangan Sisi di hari lusa, wajah Adit berubah menjadi pucat, aku melihat kepalan tangan di sisi tubuhnya, seluruh otot badannya mengencang penuh ketegangan.

Setelah beberapa saat, Bibi Limun membawa beberapa lembar undangan merah, di atasnya tercetak beberapa gambar romantis yang cantik.

Aku, Steven dan Adit, masing-masing satu lembar, aku tidak tahan untuk membukanya, di atasnya tertuliskan tanggal dan kata-kata penghormatan kepada para tamu undangan, memberitahu semuanya untuk mengikuti pertunangannya.

Satu lembar kartu undangan yang ringan, di tanganku justru terasa sangat berat, perasaanku juga terasa berat.

Aku tidak habis pikir, meski datang ke rumah keluarga Sila, juga tidak bertemu dengan Sisi, aku tidak tahu seperti apa keadaannya saat ini? Apakah ia di paksa oleh keluarga Mario hingga mau tidak mau bertunangan? Mungkinkah hatinya merasa sedih.

Ada sedikit keraguan, membuat seluruh tubuhku resah.

Setelah menyerahkan undangan, dengan alasan masih sibuk dengan pekerjaan, Paman Sigma mengantarkan kami bertiga keluar, ketika berjalan keluar, aku tidak tahan dan menengadahkan kepalaku memandang pada kamar di lantai dua yang tertutup gorden.

"Apa yang sedang kamu lihat?"

Aku tidak tahan dan sedikit menunjuk ke arah sana: "Kamar itu seharusnya ditinggali Sisi."

Gorden merah jambu dengan bunga Sakura, adalah desain kesukaan Sisi, dan dia tidak suka berjemur matahari, kebanyakan waktu ia suka menutup gordennya.

Adit diam di sepanjang perjalanan, suasana hatinya terlihat sangat buruk.

Ketika keluar, Adit tersenyum pahit sambil berkata: "Aku jalan duluan, pesawatku sore ini, aku akan kembali ke Amerika."

"Langsung pergi sore ini? Kamu tidak ingin bertemu Sisi?" Tanpa sadar aku mengerutkan alisku sambil bertanya padanya.

Senyum di bibir Adit semakin pahit, ia menggelengkan kepala: "Tidak ada takdir di antara kami berdua."

"Adit, aku tidak bisa menahanmu pergi, tapi kuberitahu dirimu, kalau kamu akan pergi, setelahnya jangan pernah mengganggu kehidupan Sisi lagi." Aku menatapnya dengan tatapan dingin.

Sifat Adit tidak begitu tegas, ragu-ragu dalam waktu yang lama.

Pada awalnya Adit yang ingin putus, Sisi menyetujuinya, tapi tidak lama kemudian Adit menyesalinya dan mengajak berbaikan.

Bolak-balik, berjalan seperti ini, hanya akan membuat hati Sisi semakin lama semakin terluka, aku tidak akan membiarkannya menyakiti Sisi seperti ini.

Bagaimana lagi, orang yang ingin pergi, tidak bisa ditahan.

Ketika sore tiba, Adit benar-benar terbang pergi.

"Evan Mario itu sangat buruk, ia benar-benar tidak sepadan dengan Sisi." Aku terlalu marah hingga berlutut, tidak kuasa menahan air mata yang mengalir.

Yang paling menyedihkan dari manusia, seharusnya adalah perasaan tidak mampu berbuat apa-apa.

Saudari terbaikku, ketika sangat membutuhkan seseorang, aku tidak pernah berada di sampingnya, tidak bisa melindunginya, membantunya, berpikir hal ini, hatiku rasanya tersumbat.

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu