Perjalanan Selingkuh - Bab 219 Rahasia Keluarga Mao

“Kamu ini...”

Aku melihat tatapan mata dan ekspresi Evan, aku pun baru menyadari, mungkin hubungan mereka ini tidak berjalan mulus. Bukan hanya karena alasan Keluarga Mario yang melarangnya.

Aku tidak bisa menahan diri untuk memandang ke arah halaman rumah Si Tua Ye, lalu bertanya kepada Evan, “Apa Si Tua Ye juga tidak berharap dan tidak ingin kalian bersama?”

Evan mengangguk, “Si Tua Ye merasa aku sudah membuat Dennis berubah jadi tidak baik.”

Bicaa sampai sini, dia pun melanjutkan ucapannya lagi, “Di hati Dennis, Si Tua Ye, gurunya ini adalah orang tua yang lebih dekat dan akrab dibandingkan ayahnya sendiri. Dia sangat peduli terhadap Si Tua Ye.”

Mendengar ucapan Evan ini, aku pun juga tidak tahu baiknya harus berkata apa.

Bagaimana pun di keluarga Dennis hanya ada dia seorang. Apalagi kelihatannya ayah dan ibu Dennis sebelum meninggal sudah menyerahkan Dennnis untuk dirawat oleh Si Tua Ye.

Si Tua Ye sebagai orang tua yang pemikirannya masih tradisional dan kolot, di tambah lagi dengan permintaan yang diminta Si Tua Ye kepadaku. Aku takut kalau dia sudah menganggap Dennis sebagai tanggung jawabnya sendiri. Lalu jika Dennis benar-benar mau bersama Evan, ini tidak hanya bisa menghentikan dan memutus keturunan dari keluarga Dennis, hubungan ini juga pasti akan banyak mendapat kesulitan. Jadi Si Tua Ye tidak setuju dengan hubungan ini, jelas punya alasan yang wajar.

Terlebih lagi Dennis dulu bukanlah homoseksual. Ketika memikirkan ini, aku pun sedikit kasian terhadap Evan.

Hubungan percintaan bocah satu ini benar-benar sulit sekali!

Evan melihat tatapan mataku, dia pun hampir saja emosi lagi. Namun, untungnya setelah Dennis keluar dari rumah Si Tua Ye, Evan pun langsung menghampiri Dennis.

*

Setelah aku tiba di rumah, Weni langsung menghampiriku lalu bertanya dengan wajah penuh perhatian, “Bagaimana?”

“Tenang saja! sudah diresepkan obat. Satu bulan cukup untuk memulihkan kesehatanku lagi.” Aku pun memberikan list bahan obat-obatan herbal itu pada Weni.

“Aku akan meminta orang untuk menyiapkan ini semua sekarang juga.”

Selesai bicara, dia berkata lagi padaku, “Oh iya, aku hari ini akan membawamu ke perusahaan. Aku akan menemukanmu dengan beberapa pegawai lama dan atasan-atasan dan juga tetua lama di perusahaan.”

Mendengar ucapan Weni ini, hatiku sebenarnya langsung panik dan gerogi. Aku baru beberapa bulan dari seorang ibu rumah tangga masuk ke dalam dunia pekerjaan, dunia pekerjaanku pun masih sebagai orang baru saja. Aku benar-benar belum siap untuk tiba-tiba melompat jadi jembatan besar dari Keluarga Demina.

“Ibu, lebih baik aku melakukannya dari dasar alias dari bawah dulu saja!”

Aku pun memberikan saranku padanya.

Weni memandangku lalu menghela napas berat dan berkata, “Aku tahu bagimu ini terlalu tiba-tiba. Tapi beban dan tanggung jawab ini cepat atau lambat akan segera diserahkan kepadamu. Apalagi otakku sekarang ini juga sering tidak sadar penuh, jadi terpaksa harus menyerah ini padamu.”

“Ibu, menurutku lebih baik jika aku melakukannya dari dasar saja. Semua yang ada di perusahaan, aku masih belum begitu akrab. Jika benar-benar akan membuatku duduk di posisi presdir, maka jelas orang-orang yang ada di bawahku tidak akan bisa menerimaku dengan ikhlas.”

Mendengar ini, Weni pun diam sejenak berpikir. Setelah itu, dia mengangguk, “Baiklah! Begini juga bagus. Aku akan mengaturkan pekerjaan padamu di tingkat paling bawah, dan menjadikanmu bawahan perusahaan dulu. Nanti kalau tubuhku sudah membaik, aku akan menarikmu jadi asisten di sampingku.”

Mendengar ucapan Weni ini, aku pun jadi lega.

“Begini, aku akan mengaturkan kamu bekerja dulu di dalam mall perusahaan. Agar kamu bisa lebih memahami dulu produk-produk perusahaan.”

Dia pun berceloteh dan menggaris bawahi banyak hal kepadaku dan juga memberitahuku cukup banyak aturan dalam dunia pekerjaan ini.

“Sore nanti, aku akan membawa pengacara dan pergi ke perusahaan untuk menyerahkan dan memberitahu semuanya. Dalam beberapa waktu ini, Siro tidak sedikit telah mengangkat orang-orang kepercayaannya, aku akan memperbaiki ini dulu.”

Mungkin karena alasan kembali ke Keluarga Demina, aku merasa aura dan pikiran Weni sudah jauh membaik. Seolah sudah kembali lagi ke sosok wanita kuat pekerja keras dulu yang sedang mempertimbangkan banyak keputusan dan mulai merencakan sesuatu.

Malam, Steven pulang, ada sebuah map dokumen di tangannya.

Setelah selesai makan, dia langsung menaruh map dokumen itu di atas meja. Lalu bekata kepadaku dan Weni, “Ini adalah informasi yang didapatkan oleh orang yang aku suruh untuk menyelidiki semua hal tentang Lulu.”

Lulu punya seorang bibi yang kembali dari luar negeri namanya Rufin. Umurnya tujuh puluh tahunan. Dilihat dari umurnya kebetulan sangat cocok dengan umur Rufin.”

Bicara sampai sini, Steven pun membuka map dokumen itu lalu mengeluarkan beberapa foto dan beberapa kertas dokumen yang berisi informasi Lulu dari dalam map dokumen itu.

Wanita yang mengenakan dan berias rapi di foto itu, walaupun di informasinya tertulis kalau dia berumur tujuh puluh tahunan tapi wajahnya seperti masih berumur lima puluhanan. Gayanya masih begitu elegan dan bermatabat. Dan bentuk tubuhnya dijaga cukup sangat baik.

Tapi wajahnya ini, tidak mirip dengan Rufin.

“Tapi dia kelihatan tidak mirip.” Gumamku sambil menatap foto itu.

“Wajah bisa saja dioperasi plastik. Karena wajah dan diri Rufin sendiri sudah jadi buronan, jadi sudah jelas dia tidak akan berani muncul kembali dengan wajah aslinya.”

Weni melihat ke foto itu. Dia pun pada akhirnya menunjuk ke satu tempat yang sangat kecil sekali, “Lihatlah ini, di matanya ada satu andeng-andeng kecil sekali.”

Andeng-andeng itu sangat kecil sekali, jika tidak melihatnya dengan seksama tidak akan terlihat.

Tidak lama kemudian, Weni berdiri dan pergi. Lalu dia kembali dan menaruh sebuah foto di atas meja, kemudian menunjuk ke tempat yang sama, “Coba kamu lihat, posisi andeng-andengnya sama, telinganya juga sama.”

“Di informasi itu tertulis kalau dia kembali tahun 1983, dia sudah tiga puluh empat tahun kembali ke sini.”

“Waktu itu umur Lulu baru menginjak lima belas tahun.”

“Saat itu ketika ayahku memberi donasi dan bantuan untuk anak kurang mampu, ada nama Lulu di sana. Jika memang dia punya bibi yang pulang dari luar negeri, mana mungkin dia kekurangan uang.” kata Weni tersenyum dingin.

“Jadi mungkin Lulu menggunakan cara ini untuk mendekatkan diri ke keluarga kita.”

Steven mengangguk, “Setelah Rufin pulang ke negara ini, kehidupannya sangat berlimpangan harta. Bukan masalah besar untuknya menyekolahkan Lulu. Aku juga sudah menyelidiki dan menemukan kalau nama list untuk penerima bantuan murid kurang mampu itu awalnya jatuh pada gadis lain, tapi tiba-tiba gadis itu menyerah dengan bantuan ini dan akhirnya digantikan Lulu.”

“Saat itu walaupun Keluarga Demina lah yang punya program dana membantu murid tidak mampu tapi ada aturan di dalamnya. Setelah lulus dari kuliah, murid yang menerima bantuan ini harus lebih dulu bekerja di perusahaan Keluarga Demina. Persyaratan inilah yang sepertinya cara tepat untuk Lulu lebih mudah masuk ke dalam Keluarga Demina.” Weni bicara sambil mengingat-ingat.

“ Rufin Mao, Rufin Demina, juga hanya mengubah nama marganya saja.”

Bicara sampai sini, Weni tiba-tiba membelalakkan matanya kemudian mengucapkan, “ Mao...marga Mao...”

“Aku ingat, pria yang disukai oleh Rufin saat itu bermarga Mao.”

“Karena masalah saat itu sangat tidak terhormat jadi Keluarga Demina tidak banyak membahas masalah pria itu. Ini aku juga baru saja mengingatnya, kalau marga pria itu Mao. Tidak heran kalau Rufin mengubah marganya menjadi Mao ! Dan Lulu pun juga bermarga Mao ”

Bicara sampai sini, Weni tiba-tiba berkata dengan keras, “Harus menyelidiki anggota keluarga Mao, mereka pasti ada hubungannya dengan orang itu.”

“Aku juga menemukan beberapa informasi mengenai Rufin, Keluarga Himura juga punya beberapa peninggalan dan catatan mengenai itu. Nama pria itu Venrir Mao. Partai nasional pada awalnya meninggalan mata-mata dalam penyergapan di negara ini. Kemudian, Lulu melarikan diri bersama-sama, namun, Rufin kembali sendirian.Mungkin orang itu sudah tidak ada di dunia lagi.”

“Aku menemukan data pria itu dari Biro Keamanan Nasional. Pria ini tidak sederhana. Dia memiliki posisi tinggi di partai nasional. Ini beberapa informasinya." Dengan itu, Steven mengambil satu dari dokumen itu dan mengeluarkannya.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu