Perjalanan Selingkuh - Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku

Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku

"Pergi, tidakkah aku meminta kamu untuk memanggil Linda kembali? Mengapa dia masih belum kembali? Selama bertahun-tahun, aku belum pernah bertemu dengannya, sejak kamu membawanya pergi, jika aku tidak melihatnya kali ini, aku takut aku tidak akan bisa melihatnya lagi di dalam kehidupan ini." Kata wanita tua itu sambil menangis.

Aku mendengarnya dan hatiku menjadi kacau.

Sepertinya wanita tua ini terus menatap aku, ini juga salah ku, ketika aku masih kecil, ibuku tidak membawaku kembali untuk melihatnya, dan ketika aku sudah besar, mungkin karena hubungan kami menjadi jarang, aku sendiri juga tidak mengusulkan untuk kembali kesini dan mengunjunginya.

Aku tiba-tiba merasa diriku sangat tidak patuh, karena aku tidak memiliki ingatan tentangnya, maka aku tidak pernah memikirkannya selama bertahun-tahun ini.

“Ibu, dia benar-benar Linda, Hanya saja sekarang dia sudah tubuh besar dan menjadi lebih cantik.” Ibuku meraih tangan wanita tua itu dan menghiburnya.

Wanita tua itu masih tidak mempercayainya.

Aku tidak pernah merasa sangat malu seperti ini, seakan-akan aku adalah pembohong dan ingin menipu wanita tua itu.

Sebenarnya, jika ingin membuktikan bahwa aku adalah Linda. Cukup ceritakan saja beberapa hal yang terjadi ketika aku masih kecil, tetapi karena aku demam dan melupakan semua itu, dan bahkan satu hal saja akupun tidak mengingatnya.

Ketika aku masih bingung tidak berdaya disana, ayahku membawa seseorang kemari.

Di belakangnya adalah seorang pria yang terlihat lebih tua darinya, dan wajahnya ada sedikit mirip dengan ayahku.

“Pa..” ketika aku melihat ayahku, aku langsung menyapanya dulu.

Ayahku mendengus dari hidung dan masih mengabaikan aku.

Orang itu yang mengikuti dibelakang ayahku itu, melihat ayahku sejenak, kemudian melihatku lagi dan berkata: “Ternyata kamu adalah Linda!”

Melihat ekspresiku yag bingung ini, dia langsung memperkenalkan dirinya: “aku adalah pamanmu, aku selalu menggendongmu ketika kamu masih kecil, apakah kamu mengingatnya?”

Aku segera menyapanya: “Apan kabar paman?.”

“Dia bukan Linda, bukan.” Wanita tua itu membuat keributan, dan mengambil mangkuk di atas meja dan melemparkannya ke arahku.

Aku tidak menyangka gerakannya bisa begitu mendadak, aku termenung sesaat, tetapi untungnya aku berdiri tidak jauh darinya, dan kekuatan wanita tua itu juga tidak terlalu kuat, mangkuk itu hanya terkena dibetisku, tidak terlalu sakit, mungkin hanya akan memar sedikit.

“Ibu, ini adalah Linda, dia hanya bertumbuh menjadi gadis cantik saja.” Paman menghampirinya dan menghiburnya.

Wanita tua itu menatap lurus ke arah ku, tetapi masih tidak mengenaliku.

“Dia bukan, Linda bukan seperti ini” Wanita tua itu terus mengomel.

“Linda sini, pergi berbicara dan bercerita dengan nenekmu, dulunya nenekmu sangat menyayangimu, dengan susah payah dia membesarkan kamu, merawat kamu hingga orangtuamu mempunyai rumah dan pekerjaan yang tetap baru membawamu kembali kepada ibumu, dan ternyata beberapa tahun akhir ini kamu tidak pulang, nenekmu sangat merindukanmu!” Paman menarikku dan ingin aku pergi kedepan nenek.

Sejujurnya, aku sedikit takut, aku benar-benar asing dengan tempat ini, nenek ini juga membuatku menjadi takut, pandangan dia terhadapku, tidak seperti sedang memandang cucu perempuannya sendiri, tetapi malah seperti sedang memelototi seorang pembohong.

“Kak, Linda dulu pernah jatuh kedalam kolam dan mengalami demam tinggi selama dua hari, otaknya terpengaruh sehingga dia tidak bisa mengingat hal tentang masa kecilnya.” Ayahku berdiri dan menjelaskannya kepada pamanku.

“Apa? Otaknya terpengaruh?" Pamanku menatap aku dengan terkejut.

Mungkin didalam pikiran orang lain, otakku terpengaruh maka akan menjadi bodoh! Namun, aku sudah kehilangan kenangan bertahun-tahun dimasa kecilku, dan sisanya tidak berperngaruh, maka aku tidak begitu peduli dengan masalah ini.

“Pantasan dia tidak mengenaliku! Tetapi anak ini tumbuh menjadi begini cantik, aku juga tidak bisa mengenalinya, benar-benar berubah total.” Setelah paman berkata, dia pergi menghibur wanita tua itu.

Aku tidak tahu berapa lama mereka berbicara, yang penting pada akhirnya wanita tua itu tidak membuat keributan lagi, tetapi tidak terlalu dekat denganku.

Orang tuaku hanya menghela nafas, ayahku menghisap rokok sebatang demi sebatang, seperti sedang banyak pikiran.

Ketika makan malam di malam hari, aku mengeluarkan hadiah yang telah aku siapkan dan memberikan kepada mereka, namun tampaknya mereka tidak begitu senang.

Aku membelikan ayahku teh dan menaruhnya disebelahnya: “Taruh disini saja!”

Setelah itu, dia menatap wajahku yang memburuk ini: “Nenekmu sangat menyayangimu ketika kamu masih kecil, mengapa kamu tidak bisa menyenangkan hati nenekmu?”

Ayahku sangat menyalahkan aku tentang masalah ini dan merasa bahwa aku meninggalkan jejak yang penuh penyesalan kepada orang tua itu di kehidupan terakhirnya.

”Pa, aku tahu, aku pasti akan merawat nenek dengan baik.”

Aku hanya bisa meyakinkan mereka, aku tidak ingin hubungan antara orang tuaku dan aku menjadi semakin jauh, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan kami, aku akan

melakukan yang terbaik.

Selama waktu ini, aku mengambil alih pekerjaan ibuku, memasak dan memberi makan kepada nenek setiap hari, awalnya dia selalu mengusirku, tetapi perlahan-lahan dia mulai menerimaku.

Terutama ketika aku berpura-pura bahagia dan memakan telur orak-arik pare yang dimasak ibuku, matanya menjadi lebih lembut.

Aku baru sadar bahwa baik itu ayahku, ibuku, ataupun nenekku, yang mereka sayangi, yang mereka simpan diingatan itu adalah Linda yang berusia sepuluh tahun yang lalu.

Selama satu bulan, aku telah merawatnya selama satu bulan, aku sangat sibuk pada pagi hari maupun malam hari, tetapi untungnya, aku akhirnya bisa membuka hati nenek dan bisa memenuhi keinginannya.

Pada malam sebelum nenek meninggal, aku menemaninya, dia semalaman menceritakan tentang kisah ketika dia masih muda, dan pada akhirnya, dia memanggilku "Linda"

Ini adalah pertama kalinya dia memanggil namaku, dan akhirnya dia mengakuiku sebagai cucunya.

Tetapi aku tidak menyangka, ketika aku bangun dikeesokan harinya, dia sudah kehabisan nafas, pertama kali dia menyebut namaku, itu juga terakhir kalinya dia menyebut namaku.

Dalam beberapa hari berikutnya, kami mulai sibuk dengan kegiatan pemakaman nenekku, menangis, menguburkan, dan secara khusus mengundang tim tarian dan lagu untuk tampil.

Pada awalnya, aku merasa sangat aneh tentang metode ini. Tetapi setelah aku tanya aku baru mengerti, bahwa hal-hal kesedihan di desa harus dirayakan lebih meriah daripada hal-hal kesenangan. Sekali melakukannya langsung tiga hari. Jika orang kaya, maka kegiatannya harus lebih besar. Orang tuaku bekerja sebagai guru di kota, kalau di desa bisa dibilang memiliki kemampuan juga, dan sangat tidak bisa kehilangan muka.

Tiga hari kemudian, aku sangat lelah secara mental ataupun fisik, bahkan kesedihan karena cinta pun hampir tidak terasa, namun ada satu kabar baik, sikap ayah dan ibuku kepadaku sudah tidak sedingin seperti sebelumnya.

Aku mengikuti orang tuaku kembali ke kota, dan ayahku mengatakan kepadaku, “Selama kamu mematuhi kami di masa depan, kamu akan tetap menjadi putri kami.”

Di hadapannya, aku hanya bisa diam, aku hanya bisa berusaha, tetapi kadang-kadang aku benar-benar tidak bisa melakukan apa pun yang mereka katakan.

Ayahku melihat aku tidak berbicara, dia sangat marah, dan menunjuk kearahku dan berteriak: “Kamu pergi sekarang, anggap saja aku selama ini tidak pernah mempunyai putri sepertimu.”

Ibuku menarikku: “Kamu cepat jawabnya!”

“Ma, apakah kalian punya sesuatu?” Aku menoleh untuk melihat ibuku dan bertanya padanya.

Pandangan ibuku sedikit mengelak: “Kami ini untuk kebaikan kamu, bukankah kamu sudah cerai? Aku dan ayahmu sudah berdiskusi dan ingin mencarikanmu seorang pasangan di kota Jakarta, maka kamu akan selalu disisi kami dan juga ada yang menjagamu.

“Ibu, aku tidak ingin menikah lagi.” Hatiku sedikit lelah.

Aku hanya menyembunyikan perasaanku untuk Steven, tetapi itu tidak berarti bahwa aku telah benar-benar melupakannya. Terutama setelah melihat pria yang baik seperti Steven, pria seperti apa lagi yang menarik perhatianku?

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu