Perjalanan Selingkuh - Bab 82 Kedatangan Polisi
Aku menelpon untuk mengatur hal ini, Sisi terdiam sejenak: “Tujuanku membuka kantor pengacara memang untuk membantu kaum lemah, wanita yang mengalami KDRT, juga adalah lingkup yang aku bantu, kamu boleh memberiku nomer telepon wanita itu, asal dia mau, aku bisa membantunya.”
Mendengar perkataan Sisi, aku terbang berlari ke dokter menyampaikan hal ini.
Dokter melihatku tersenyum gembira: “Kamu boleh meninggalkan nomor telepon temanmu, aku bisa komunikasikan dengan wanita itu.”
Aku meninggalkan nomor telpon kantor pengacara Sisi ke dokter, kemudian dengan beraneka ragam terima kasih dari dokter, dengan cara yang sangat berbeda aku pergi dari rumah sakit.
Setelah kembali ke rumah, ayah ibuku tidak di rumah, mumpung ibuku tidak di rumah, aku menggunakan kesempatan baik untuk mencari lagi seputaran di dalam dan luar rumah, sayangnya masih tetap saja tidak ada bayangan giok keselamatan itu.
Saat sore hari, ayah ibuku dengan pulang dengan senang hati, senyuman di wajah ayahku yang jarang kali terlihat.
“Pa Ma, kenapa hari ini begitu senang?” Aku tidak bisa menahan diri bertanya ke mereka.
Ibuku tersenyum berkata: “Pagi ini pergi beli mobil sama Papamu, satu tipe mobil yang sudah lama ditaksir Papamu akhirnya sudah bisa didapat, tentu saja senang.”
Aku tidak terpikir hal seperti ini, juga buru-buru memberi ayahku selamat.
“Mobil ini berapaan?” Aku tidak bisa menahan diri bertanya.
“Ditambah biaya admin, total 200 jutaan, tapi setengah tahun lagi baru bisa dapat mobilnya.” Setelah usai berbicara, ibuku melihatku sejenak: “Tunggu Papamu sudah mendapatkan mobilnya, minta Papamu bawa kita sekeluarga bertamasya.”
Tentang ayahku menaksir satu tipe mobil, aku sudah tahu dari dulu, tapi aku anak perempuan yang tidak berbakti ini, berapa tahun ini juga tidak memberikan ayah ibuku banyak uang, juga tidak mampu membelikan mereka mobil itu.
Mungkin beberapa tahun ini, mengumpulkan tidak sedikit uang, makanya baru rela membelinya.
Dalam waktu beberapa hari, ayah ibuku sibuk mengurusi urusan mobil, dan aku berpikir tunggu mereka sudah selesai sibuknya, berencana mengatakan bahwa aku mau pulang kembali ke Shanghai.
Tapi yang tidak aku sangka, hari kedua, rumahku ternyata kedatangan polisi.
Melihat polisi datang, kami sekeluarga bengong, tetangga sekitar mengelilingi di depan pintu rumah menunjuk-nunjuk, raut muka ayah ibuku sangat suram sekali.
“Apa benar ini rumah Bapak Halim?”
“Benar, ada apa yah Pak datang kemari?”
Polisi mengeluarkan dokumen, kemudian dengan ekspresi wajah yang serius berkata: “5 hari yang lalu, kamu menjual sebuah giok keselamatan hijau bulat?”
Mendengar perkataan polisi, benakku berbunyi “ngiung”, aku menoleh, dengan muka terkejut melihat ke arah ayah ibuku.
Aku tidak menyangka, giok keselamatanku bukannya hilang tapi dijual oleh ayah ibuku.
Tidak sedikit orang di sekitar berbisik-bisik: “Pantas saja Halim beberapa waktu ini masih bisa pergi melihat mobil....”
“Itu adalah barang milik kami, apa ada masalah menjualnya?” Ayahku dengan alis berkerut bertanya ke polisi.
“Barang milik kalian?” Polisi tersenyum dingin berkata.
Kemudian mengeluarkan selembar foto, di atas itu benar adalah giok keselamatan itu: “ Ini adalah barang milik keluarga Demina, giok keselamatan ini diukir dengan menggunakan batu giok hijau kerajaan yang sangat bermutu, di atasnya terukir “Pasangan Cinta Paling Berharga” 4 kata, ini adalah warisan turun menurun keluarga Demina, orang-orang kalangan atas semua juga mengetahuinya, sejak kapan menjad barang keluargamu?”
“Tidak mungkin, barang ini dihadiahkan oleh anak perempuanku ke aku.” Ayahku tidak bisa menahan diri ketakutan sampai raut mukanya berubah sekali.
Ayah paling mementingkan nama baik, sekarang mau diberi predikat pencuri, pasti lah tidak bisa menerima.
“Anakku, kamu cepat beritahu polisi yang sejujurnya! Kamu bukannya bilang, ini diberikan oleh temanmu kan?” Ibuku mengoyang-goyangkan lenganku, membuatku sadar dari mimpi burukku tadi.
Aku melihat sejenak ke segerombolan orang yang melihat keramaian di depan sana, berkata ke polisi: “Pak polisi, kalian masuk dulu ke dalam, aku akan mengatakan dengan jelas ke kalian.”
Melihat sikapku yang baik polisi itu dengan muka yang berat menganggukkan kepala, kemudian melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah, dan aku seterusnya pun menutup pintu, memutuskan sorotan mata yang penasaran dan menggosip di luar sana.
Ayahku dengan muka suram, muka ibuku juga memucat, mereka sudah menjadi guru separuh hidupnya, masih pertama kalinya mereka berurusan dengan polisi untuk masalah seperti ini.
Aku mengambilkan dua gelas air untuk kedua polisi dan menghidangkan ke depan mereka.
“Giok keselamatan ini diberikan ke aku oleh tetua keluarga Demina.” Aku tentu saja tidak bisa menutup-nutup di hadapan mereka.
Mendengar perkataanku ayah ibuku menyorotiku dengan mata tajam, ayahku dengan suara tajam bertanya kepadaku: “Kamu bukannya bilang teman yang memberimu, tidak berharga kan?”
“Aku takut hati kalian ada beban.” Aku berkata dengan wajah bersalah.
Sebenarnya aku ingin bertanya ke ayah ibuku, mengapa mau menutupi dariku menjual giok keselamatan, tapi sangat jelas ini bukan lah waktu yang tepat.
“Kamu bilang ini diberikan oleh tetua keluarga Demina?” Seorang polisi wanita satu lagi berkata dengan dingin kepadaku.
“Tidak salah.”
Baru lah aku selesai bicara, polisi wanita itu dengan emosi berdiri, menunjukku berkata: “Kamu sembarangan bicara, kasus ini dilaporkan ke polisi oleh keluarga Demina, barang ini sangat penting bagi keluarga Demina, tetua itu tidak mungkin memberikan ini ke kamu begitu saja tanpa alasan?”
Ayah ibuku juga melihatku dengan wajah kaget, dari matanya muncul kecurigaan.
Hatiku tiba-tiba jadi tidak enak: “Ini benar, kalau kalian tidak percaya boleh tanya ke tetua Demina.”
“Tetua Demina dua hari yang lalu masuk rumah sakit, sekarang masih koma tidak sadar, kamu ini jelas sedang membuat alasan.” Polisi wanita itu dengan wajah yang marah melihatku.
Aku tidak menyangka ternyata kakek itu sakit? Dan masih koma lagi, jelas sekali sangat serius.
Mendengar kabar ini, hatiku tersumbat parah, hanya merasa sangat sakit hati, sangat sedih, air mata dengan tanpa tanda-tanda pun menetes ke bawah.
Ketika nenekku sakit, aku juga tidak sedih sedalam ini, tapi terhadap kakek yang hanya sekali bertemu malah bisa membuat hatiku seperti teriris pisau.
“Masalah ini, kalian bertiga perlu diperiksa.” Polisi pria itu melihat ayah ibuku dan juga diriku.
Ayah ibuku langsung saja kebingungan.
Ayahku berkata ke Polisi: “Masalah ini kita tidak tahu sama sekali.”
Ibuku buru-buru menganggukkan kepala: “Iya, kita benar mengira ini barang milik anak perempuanku.”
Ekspresi wajah polisi itu melihatku dengan sangat aneh.
Ayahku bergegas berkata: “Aku menjadi teladan selama bertahun-tahun, apa yang aku selalu untuk menjadi teladan, teman kerja maupun murid bisa jadi saksi, dan kalau memang anak perempuanku telah mencuri barang orang lain, kami tidak akan tidak diam.”
“Hal ini masih perlu diinvestigasi dengan jelas, barang yang dicuri harganya terlalu mahal, maka kita pasti akan dengan berhati-hati mengatasi hal ini, kemudian, kalian berdua menjual ke toko perhiasaan juga merupakan tindakan penadah, juga bersekongkol.”
Ayah ibuku mendengar ini, takut sampai wajahnya pun kehilangan warna darah.
Aku tidak bisa menahan diri berkata ke polisi itu: “Pak Polisi, kamu juga jangan menakut-nakuti ayah ibuku, hal ini juga belum ada kesimpulan, kamu tidak boleh memfitnah orang, giok keselamatan ini memang diberikan oleh tetua Demina ke diriku, kalau tidak percaya, kamu boleh tunggu dia sadar lalu tanya dia.”
Giok keselamatan ini juga bukan aku yang mencuri, aku tentu saja tidak mau menanggung tuduhan yang tanpa dasar ini.
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaThe Winner Of Your Heart
ShintaAwesome Guy
RobinAwesome Husband
EdisonUangku Ya Milikku
Raditya DikaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya