Perjalanan Selingkuh - Bab 165 Orang Tua Datang

“Jadi ini tentang kejadian di hotel waktu itu?” Mataku bersinar menatapnya.

Tapi setelah kupikir,waktu itu dihotel dia memberikanku obat, dua hari kemudian dia memberikanku segepok uang dan menyuruhku pergi.

Memikirkan ini, membuat wajah kecilku hancur.

“Jangan ngomong sembarangan, waktu itu aku tidak bisa melihat kalau kamu menyukaiku.”

Aku menatap Steven dengan perasaan sedikit marah.

“Bukan, itu bukan pertama kalinya.” Steven menggelengkan kepala.

Bukan pertama kalinya? Tapi aku sudah tidak ingat lagi kapan kita sempat bertemu.

“Pertama kali aku bekerja di kantor, mereka mengadakan acara makan bersama, David mabuk, aku mengantarnya pulang, waktu itu kamu yang membukakan pintu menjemputnya.” Steven menatapku berharap aku mengingatnya.

Tapi aku tetap tidak tau kapan kejadian ini berlangsung.

Aku menyadari, sekarang jika menyebut nama David, aku merasa semua tubuh sudah terlepas dari dunia yang lain.

Tapi waktu itu aku dan Steven tidak ada kesan sedikitpun, tapi David karena alasan pekerjaan, dia sering pergi hingga larut malam, atau mungkin pergi minum diluar hingga mabuk ini hal yang sangat wajar baginya, aku tidak pernah memperhatikan orang yang mengantarnya pulang.

“kalupun begitu, kenapa pertama kali bertemu itu kamu sangat keras kepadaku?” Kataku sambil menatapnya dengan penuh amarah.

“Aku tidak ingin kamu memanjakan dirimu sendiri.” Katanya setelah diam beberapa saat.

Lalu, dia memelukku, dengan suara pelan berbisik: “Kejadian David yang terlewat batas juga aku yang menyuruh orang memberitahumu.”

Aku benar-benar tidak menyangka bahwa kejadian ini juga terjadi.

“Bagaimana kamu bisa?”

Aku tidak berani mempercayai Steven.

“Aku hanya tidak ingin kamu terus terperangkap dan tidak tau apa-apa”. Katanya sambil menatapku.

Baiklah!

kalau itu dulu, aku pasti akan menganggap dia berbohong, merasa tidak nyaman, tapi sekarang aku bersyukur aku mengenal siapa David sebenarnya lebih awal.

Kalau tidak, aku takut aku seperti seorang bodoh yang terus-terusan dibohongi tanpa tahu kebenaranya.

“Awalnya aku berpikir, kamu bisa lebih cepat sadar, dan membuat haluan yang indah dipernikahanmu.” Steven menatapku sangat dalam.

“Jadi waktu itu kamu merasa sedang menonton drama yang bagus?” Aku menatapnya marah.

Steven melihat perubahan wajahku, meminta maaf kepadaku terus menerus: “Maaf, Waktu itu aku tidak berpikir panjang, lagipula waktu itu takdir yang mempertemukan kita.”

Baiklah!

Waktu itu aku hanya menganggapnya sebagai seorang yang asing saja.

“Selanjutnya aku berjanji, tidak akan membuat kamu merasa bersalah lagi.” Kata Steven yang sedang memelukku sambil terus”an meminta maaf.

Aku mengangkat wajahku menatap Steven, dengan wajah yang serius berkata: “Didunia ini, hanya orang yang aku cintai yang bisa menyakitiku, termasuk kamu”

“Kamu tenang saja, anggap saja aku masih bisa menyakiti diriku sendiri, tapi aku tidak akan menyakitimu.”

Steven berbicara dengan lembut ditelingaku.

Mendengar ucapannya, aku terlihat bahagia dipelukan Steven.

Tidak peduli awalnya terluka berapa kali, saat ini akhirnya aku bangkit juga.

Malam ini, aku tidur dalam pelukan Steven, dua orang yang saling mencintai, selama hati dekat, meskipun hanya saling berpelukan, rasanya sangat hangat.

Hari keduanya, aku terbangun karena suara dari handphone.

Steven sudah tidak dikamar, matahari pagi masuk menyoroti tempat tidur, membuat munculnya rasa hangat didalam kamar.

Aku tidak sengaja menekan tombol jawab.

Menjawab telepon itu dan mendengar suara yang sangat tidak asing.

Itu suara ayah angkatku.

“Linda, kamu baik-baik saja?” Tanya ayahku.

“Aku baik-baik saja.” Jika itu dulu, jika ayah bisa dengan tenang berbicara denganku aku sangat senang, tapi sekarang jika sudah mengetahui kebenarannya, tidak sesemangat dulu lagi.

“Aku dan Ibumu sudah siap berangkat ke Jakarta, kamu jemput ya.”

“Ayah, bukankah kamu belum pulih? Kenapa tiba-tiba datang kemari?” Aku terus-terusan bertanya.

Dulu ketika aku di Shanghai, kadang bisa berkata untuk mengajak mereka ke Shanghai dan hidup bersama, tapi mereka selalu menolakku dengan alasan mereka tidak bisa pergi dari kota Langfang ini.

Tapi kenapa sekarang tiba-tiba mereka ingin datang ke Jakarta?

Waktu aku sedang berpikir, aku mendengar suara Ayah yang dengan nada sedikit marah berkata: “Jakarta kota yang lebih makmur dari sini, kondisi medisnya juga lebih baik, kami ingin pergi ke Jakarta, apa ada masalah?”

“Tidak apa, Aku hanya khawatir akan ada sesuatu yang melukai ayah.”

Ingatan aku sekarang sudah mulai pulih, tetapi setelah bertahun-tahun dibesarkan oleh mereka, aku tidak bisa menyangkal asuhan mereka.

Tapi aku juga tau, aku tidak akan menaati mereka sepenuhnya seperti itu, atau bahkan mendengarkan narasi mereka berulang kali, demi aku, membunuh anak-anak di perutku.

Karena masalah itu, tidak peduli seberapa menyentuh atau hebatnya mereka, semua ini bukan demi aku.

Aku dulu tidak mengerti, kenapa mereka sering membandingkan aku yang sekarang dengan aku saat umur 10 tahun, bahkan untuk memamerkan diri, aku sekarang mengerti, karena aku bukan Linda yang dulu, tidak peduli sebaik apa yang aku lakukan, di mata mereka, aku bukan Linda yang asli.

“Bukannya sekarang kamu punya pacar yang berduit? Kamu bisa menyuruhnya datang menjemput dengan jet pribadi.” Kata Ayahku.

Kata-katanya membuatku terkejut: “Ayah, ini juga bukan sedang keluar negeri, buat apa jet pribadi?”

“Ayah, aku beritahu, ini tidak mungkin, kamu malah membuat keributan tanpa alasan.” Aku tidak menyangka, baru-baru ini pikiran Ayahku berubah menjadi seperti ini.

Kadang, aku bahkan berpikir bahwa mungkin aku tidak tahu orang tua angkatku sebaik yang aku kira.

Tidak --- tapi aku tidak mengerti mereka sejak awal.

Mereka dapat menyembunyikan hidupku dari aku, dan bahkan menebus kesedihan mereka sebagai pengganti putri mereka yang hilang, dan bahkan memaksa aku untuk meniru perilaku dan hobi putri mereka.

“Linda, aku ini Ayahmu, bahkan hanya permohonan sekecil ini, kamu tidak bisa mengiyakan?”

Melalui telepon, aku bisa merasakan kemarahan di hati ayah aku.

“Yah, benar-benar tidak bisa seperti, kalau tidak begini saja! Aku akan menjemput kalian.” mengingat bahwa beberapa waktu yang lalu ayah kecelakaan, aku jadi tidak enak hati.

“Aku melihat kamu tidak menganggap kami sebagai orang tuamu, lebih baik merawat anjing daripada merawat kamu yang tidak berguna.” Selesai berbicara, dia menutup teleponnya.

aku menutupi wajah aku dan air mata mengalir dari jari-jari aku.

Orang tua angkatku berbohong, menyuruhku berbakti kepada orang tua, orang tua kandungku, yang memanfaatkan dan mengetahui identitasku, tetapi membiarkanku diintimidasi oleh anak perempuannya yang tidak sah, dan bahkan membujukku untuk memberikan ginjal, yang satunya, sekarang, sudah gila.

Aku berpikir, mungkin didalam hidup ini, hubunganku dengan orangtua, hanya sebuah hubungan yang pendek.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu