Perjalanan Selingkuh - Bab 242 Tunggu Aku Pulang
Terlebih lagi sekarang lengan Steven masih terluka, kalau benar dipergok mereka, tangan yang luka pasti bisa membuat pria itu berada di situasi yang tidak terlalu menguntungkan.
“Kalau kamu benar mau pergi, kalau benar demikian bawa aku pergi sama-sama saja, meski aku sekarang kalau menjulurkan tangan tidak bisa membantu apa-apa, tapi juga tidak akan menyusahkan kamu.” Aku langsung berkata ke Steven.
“Tidak bisa!” Steven langsung saja menolak.
“Kalau kamu tidak mau aku pergi, aku diam-diam membuntuti saja.” Aku mengangkay kepala dengan ekspresi yang sok hebat melihat Steven.
Sebenarnya aku bukan tidak beralasan, hanya saja aku tahu, ada aku, Steven baru bisa lebih berhati-hati lagi, tidak akan dengan mudah mengambil keputusan yang berbahaya.
Aku lebih baik tidak mendapatkan simpanan berharga, juga tidak berharap terjadi apa-apa dengan Steven.
Lagi pula dengan harta kita dua keluarga dan juga kemampuan Steven sama sekali tidak memerlukan simpanan berharga apapun.
“Nurut yah! Aku jamin kali ini akan pulang dengan tanpa kekurangan apapun, kamu sendiri di rumah baik-baik tunggu aku pulang.” Steven membujukku seperti membunjuk anak kecil saja.
“Tidak bisa, aku khawatir denganmu.” Aku melihat mata Steven dengan wajah yang sangat serius.
Sikap Steven sangat tegas: “Tidak bisa, aku tidak akan membawamu ke sana, jalan gunung itu susah jalan, pagi hari tadi kamu naik gunung saja agak kesulitan apalagi malam, terlebih lagi agar mereka tidak mewaspadai, kita hanya bisa malam hari naik gunung, pandangan mataku cukup baik, bisa melihat dengan baik di malam hari, tapi kamu?”
Mendengar perkataan Steven, hatiku langsung jadi dingin, benar! Masalah yang ada di depan mata ini bukannya aku ingin abaikan lalu bisa terabaikan.
Aku mulai membenci diriku sendiri yang tak berdaya, di saat seperti ini hanya bisa membebani Steven.
Berpikir sampai di sini, hatiku memutuskan, tidak peduli betapa susah dan lelah, pasti harus melatih kekuatanku sendiri.
“Kalau begitu kamu bawa beberapa pengawal pergi ok?” Aku hanya bisa mengalah, dengan ekspresi wajah memohon melihat Steven.
“Kamu tenang saja, di sisiku ada pengawal rahasia, tidak akan ada masalah.”
Steven menenangkanku lagi, pria itu jelas sudah mempertimbangkan dengan baik semua hal, sudah mengatur dengan baik, tidak peduli aku sekarang bilang apa tidak ada gunanya.
Karena hal ini, aku makan malam dengan tidak tenang, akhirnya juga tidak bisa makan banyak.
Terakhir dengan suasana hati yang risau mengantar Steven pergi.
Waktu sudah mau pergi, aku tidak bisa tahun untuk menempel masuk ke dalam pelukan pria itu, merangkul pinggangnya berkata: “Steven, jangan buat aku mengkhawatirkan kamu lagi, jangan membuat dirimu terluka lagi, aku bisa sedih.”
Steven mengelus beberapa kali kepalaku, di dalam suara yang lemah lembut mengandung pesona yang luar biasa dalam dirinya: “Baik, aku janji!”
Selesai mengatakan, pria itu memegang wajahku dengan kedua tangannya, mematuk ujung bibirku sebentar, lalu berkata: “Tungguh aku pulang.”
Pria itu tahu, walau menyuruhku tidur aku juga tidak bisa tidur dengan baik.
Aku mengangguk, sorotan mata yang khawatir mengantar kepergiannya, yang akhirnya menghilang di dalam kegelapan malam.
Di badanku mengenakan jaket wool, duduk di sofa, di tanganku menggenggam remote sembarangan mencari acara TV untuk dibuka.
Aku tidak bisa menonton, tapi mau ada suara di sekelilingku saja, dengan seperti ini seakan bisa meringankan kerisauan dalam hatiku.
Tunggu setelah tengah malam, pintu dibuka orang, aku kedengaran suara, menoleh lalu kelihatan seorang pria tak dikenal mengenakan baju warna hitam memapah Steven pulang ke rumah.
“Steven!”
Aku melihat lengan Steven mengeluarkan darah, kakinya juga tertembak.
Melihat sekujur tubuhnya dipenuhi darah, kakiku jadi lemas.
“Kamu pergi ke tempat kakek ketiga sana minta dia memanggil dokter di kampung ini ke sini.”
Orang berbaju hitam itu berpesan padaku.
“Kita pergi ke rumah sakit dulu saja! Lukanya sudah terlalu parah.”
“Steven, aku Safira, kamu bangun.”
Kesadaran Steven agak kabur, kedengaran perkataanku, baru perlahan membuka mata, melihatku, setelah setengah sadar sebentar, melambaikan tangan memegang wajahku: “Maaf! Sudah membuatmu khawatir lagi.”
“Steven, jangan sampai ada apa-apa denganmu.”
Aku mengatakan sambil mengeluarkan ponsel menelpon, aku menelpon ke kakek ketiga dulu, tanya ke beliau rumash sakit terdekat di sini.
Dari apa yang disampaikan pria itu, meski di sini hanya ada rumah sakit kecil, tapi dokter di rumah sakit kecil semua adalah orang keluarga Himura dan Demina, semuanya adalah pensiunan dari rumah sakit besar, ilmu kedokteraannya sangat hebat.
Mendengar semua ini, aku baru tenang, lalu meminta orang berbaju hitam memapah Steven naik mobil, lalu langsung pergi ke rumah sakit.
Sepanjang jalan, telapak tanganku yang memegang stir mobil menembus keluar keringat kecil.
Setelah aku mengemudikan mobil sampai ke rumah sakit kecil, orang di sini karena sudah dipesan dari tadi oleh kakek ketiga dari awal sudah siap.
Begitu Steven turun dari mobil, lalu langsung masuk ke Unit Gawat Darurat.
“Kaki kiri tertembak, perlu harus segera dikeluarkan, pasien kehabisan banyak darah, perlu tambah darah, tapi golongan darahnya sangat khusus, rumah sakit kita tidak ada.”
Mendengar perkataan dokter, aku buru-buru menggulungkan lengan baju: “Pakai darahku, golongan darahku sama dengannya.”
Seketika dokter itu terkejut setelah mendengar perkataanku, mengangguk: “Kalau begitu kamu ikut aku, tidak bisa ditunda lagi.”
Aku mengikuti langkah kaki dokter, lalu ikut dengannya pergi mengambil darah.
Setelah mengambil beberapa, kepalaku sudah perlahan pusing, wajahku mulai memucat.
Dokter itu menghentikan pipa jarum, melihatku bertanya: “Apa kamu akhir-akhir ini pernah mendonorkan darah?”
Aku mengangguk, tapi tidak peduli bagaimana pun juga, di saat seperti ini aku harus menyelamatkan Steven: “Dok, aku sangat sehat, sungguh, silahkan kamu ambil saja.”
Dokter itu memberikan kantong darah itu ke perawat di samping, setelah berpesan beberapa patah di samping telinganya, baru menoleh dengan ekspresi yang sangat tidak setuju berkata: “Tubuhmu sendiri saja kamu tidak tahu gimana menjaganya, tubuhmu ini baru dirawat tidak berapa lama yah?”
Sorotan matanya yang melihatku membuatku agak merasa bersalah.
Aku tahu, di depan dokter, meski berbohong juga bisa ketahuan.
Jujur, setelah mengambil beberapa hari obat dari si Tua Ye sana, tubuhku lebih baik banyak dari dulu, meski tidak bisa dibandingkan dengan saat aku sehat, tapi juga lebih hebat sedikit dibanding sebelumnya.
“Kamu mengabaikan kesehatanmu sendiri seperti ini, sampai waktunya nanti berapa banyak pil mujarab juga tidak berguna.” Mengatakan, pria iu melihatku hanya menggeleng dan menghela nafas.
Terakhir, dia bertanya padaku: “Badanmu dulu rusak hebat, sekarang baru diobati membaik setengah.”
“Anak muda sungguh tidak tahu menjaga kesehatan sendiri, nanti tunggu kamu sudah tua, nanti baru tahu menyesal.”
Dia dengan bersusah payah menasehati, dokter ini bermarga Demina, satu keluarga denganku, seharusnya juga memandang kita keluarga semarga baru berusaha dengan susah payah seperti itu.
“Di sini juga tidak ada darah semacam itu, kalian ada cara apa?” Aku mendongak melihat pria itu.
Suara pria itu langsung berhenti.
Tapi setelah diam beberapa saat, dia baru lanjut berkata: “Nyawa tidak ada perbedaan tinggi dan rendah, kesehatanmu dan kesehatan pria itu sama pentingnya, besok-besok jangan gegabah seperti ini lagi.”
Selesai mengatakan, dia sudah mau pergi.
Aku segera berdiri, tanya ke dia: “Apa darahnya sudah cukup?”
“Asal bisa menjamin tidak akan mati sudah cukup, seorang pria dewasa, tubuhnya gagah dan kuat, lebih hebat banyak darimu, kamu lebih baik banyak memikirkan kesehatanmu sendiri saja!”
Selesai mengatakan, lalu mengangkat kaki pergi.
Novel Terkait
Unlimited Love
Ester GohBretta’s Diary
DanielleIstri kontrakku
RasudinCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya