Perjalanan Selingkuh - Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
“Kak Steven, aku kenapa tidak tahu kamu sekarang bisa bermuka buaya seperti ini?” Aku baring di atas ranjang, menyampingkan wajah melihat pria itu.
Namun melihat dia membalikkan badan, seluruh orangnya menekan ke atas badanku.
Pria itu menunduk dan melihatku, matanya berkilauan seperti bintang di langit saja, cahaya berkelip dan berkilauan.
“Safira!”
Suaranya sangat enak didengar, setelah dengan sengaja merendahkan suara, jadi lebih seksi lagi, setiap kali saat mendengar dia dengan penuh perasaan mendalam memanggilku, telingaku yang tak berguna juga bisa memanas.
Karena dia menekan di atas badanku, perubahan di atas badan juga membuatku terasa, sekujur badanku semakin berubah jadi udang yang sudah matang dimasak saja, mendidih bukan main.
Aku merasa tidak enak dan menggaruk badan, awalnya ingin menghindari sorotan mata yang membuatku tidak bisa meloloskan diri juga suasana yang mesra.
Tapi malah kedengaran nafas pria itu menjadi tergopoh-gopoh.
Hanya kelihatan matanya perlahan mendalam, dengan suara yang agak serak di samping telingaku bertanya: “Safira apa ini sudah mau?”
“Mana ada!” Aku dengan wajah dan telinga yang memerah membantah dia.
Baru selesai bicara, lalu kelihatan dia tersenyum kecil: “Kamu menggodaku, perlu bertanggung jawab.”
“Sini… di sini tidak cocok.”
Aku dengan gagap menjawab pria itu.
Baru selesai bicara, aku kelihatan badan bagian bawah pria itu, kelihatan semakin mendekat ke wajah, aku tidak bisa tahan untuk memejamkan mata.
Ciuman pria itu seperti daun gugur saja, terjatuh dengan ringan di atas mataku, sangat lembut, sangat ringan.
Selajutnya, sedikit demi sedikit, dari mata ke hidung, lalu berpindah ke atas bibir, gerakannya juga dari ringan jadi berat, dari dangkal jadi dalam.
Dia sangat bisa mengatur irama, tidak terasa lalu membawaku masuk ke suasana itu, aku ikut terbawa pergi olehnya.
Di suasana yang pas, pintu tiba-tiba dibuka oleh orang dari luar.
Aku tidak menyangka saat ini bisa ada orang masuk, terkejut seperti burung yang dikejutkan oleh busur panah saja menyusut ke dalam pelukan Steven.
“Ka.... kalian….” Suara Sunni yang tak percaya terdengar.
“Pergi!” Suara Steven membahayakan dan memaksa orang.
Aku kedengaran suara Sunni, menoleh dan melihat wanita itu, kelihatan wajah wanita itu dibuat kesal sampai memucat, nafasnya seakan menjadi berat.
Steven membalikkan badan, lalu dengan satu tangan merangkul pinggangku, menggendongku duduk di atas pahanya.
“Ini adalah kamarku! Siapa yang membiarkan kalian masuk?” Sunni marah melihat mereka.
“Maaf, barangmu sudah dibuang keluar, dan aku, mulai sekarang, dengan sah kembali ke rumah keluarga Demina.” Aku mendongak, mencemooh melihat ke Sunni.
Sunni yang mendengar perkataanku, mata perlahan melotot lebar, terakhir orangnya perlahan mundur.
“Kamu… kamu… bilang apa?”
Aku berdiri, keluar dari pelukan Steven, selangkah demi selangkah berjalan ke arah wanita itu.
Dan setelah Sunni kelihatan aku mendekati, tak sadar dia mundur beberapa langkah: “Apa yang mau kamu lakukan?”
Aku mendekatinya, membuka mulut berkata: “Sunni, kamu ini si palsu yang menempati rumahku sudah seharusnya diusir keluar dari rumah keluarga Demina.”
“Tidak… aku baru adalah Safira.” Sampai saat ini, Sunni masih bersih keras tidak mau melepaskan.
“Safira atau bukan bukan kamu yang katakan, sangat sederhana, asal pergi mengetes DNA sudah cukup, Sunni, yang palsu ya palsu, selamanya tidak akan jadi sungguhan.” Sorotan mataku dengan dingin melihat wanita itu.
Dulu dia menyamar sebagai aku, bersikap angkuh dan meremehkan aku, bahkan menggunakan kekuasaan mencelakai anak dalam perutku, aku akan memperhitungkan semua ini dengan jelas dengan mereka satu per satu.
“Bukan. bukan, bukan.”
Paras muka Sunni memucat, menutup dada, menangis seketika air mata menyembur keluar.
Tidak berapa lama, lalu ayahku Siro mengetuk pintu dan masuk.
Setelah melihatku, pria itu langsung membuka mulut berkata: “Sekarang badannya belum sehat, kita belum beritahu ke dia tentang hal ini, wanita itu terus mengira dirinya adalah Safira, jadi….”
“Safira atau bukan apa mungkin dirinya tidak jelas?” Aku tersenyum dingin melihat ke pria itu.
“Semua ini aku yang salah, tidak ada hubungan dengan dia, kamu jangan salahkan dia, wanita itu sekarang badannya tidak sehat, menerima pukulan, besok-besok kalian di rumah perlu perhatikan sedikit.” Siro melihatku, dalam sorotan mata mengandung sedikit rasa tidak suka dan menyalahkan.
Aku kelihatan dia membela Sunni, dalam hati sudah tidak ada rasa lagi, saat seseorang kecewa berat, tidak peduli orang ini melakukan apa, juga tidak bisa berpengaruh terhadap dirinya sendiri, dan aku terhadap Siro punya perasaan semacam ini, tidak berharap lagi, mana bisa kecewa.
“Kalau wanita itu tidak ingin menerima pukulan, pergi dari sini pindah dan tinggal keluar.” Aku seakan tertawa dan tidak tertawa melihat ke Siro.
Saat dia belum sempat marah, dengan nada mencemooh berkata ke pria itu: “Belum pernah melihat, apa ada seorang ayah yang tidak peduli putri sendiri yang meninggalkan rumah belasan tahun, sebaliknya terus peduli keponakan.”
Siro mendengar perkataanku, paras wajah sebentar memerah sebentar memucat.
Lalu, dia menahan amarah melihatku, setelah lama sekali, baru memeras keluar sebuah senyuman yang jelek: “Aku mana mungkin tidak menyukaimu!”
“Bagus kalau begitu, aku juga tidak berharap diriku baru pulang, seperti orang luar saja.” Aku tersenyum dangkal melihat pria itu, seakan di antara dua orang juga tidak ada penghambat apapun.
Aku pikir, kita dua orang ayah dan putri juga sangat spesial, saling bersandiwara, jelas-jelas menganggap pihak lawan seperti musuh, namun masih mau berpura-pura jadi seorang ayah yang mengasihi putri, putri yang berbakti.
“Kamu siap-siap dengan baik, di pesta besok bisa sangat sibuk, tapi, karena hari ini terlalu tiba-tiba menyebarkan undangan, mungkin orang yang hadir di pesta juga tidak banyak.” Pria itu melihatku menjelaskan.
Namun Steven tiba-tiba membuka mulut berkata: “Besok orang yang seharusnya datang tidak akan kurang, paman tenang saja.”
Siro mendengarkan perkataan Steven, mendongak melihat Steven, dengan pandangan mata yang rumit.
“Kalau tidak ada hal lain, kamu turun dulu hibur keponakanmu itu! Tapi, aku rasa masih mau nasehati dia lebih baik segera menerima kenyataan.”
Aku mengantar Siro pergi keluar dari pintu, lalu suara pang sekali dan tertutup.
Setelah melakukan semua ini, aku kembali bersembunyi ke dalam pelukan Steven, dia sekalian memegang rambut panjang di ujung pundakku dan memainkan di jarinya.
“Nanti aku akan meminta orang datang mengganti kunci, seperti ini kamu di sini bisa lebih aman.” Steven berkata sampai sini, seakan teringat kejadian tadi, di bawah mata terbesat kewaspadaan dan berjaga-jaga.
Pria itu merapikan badanku sebentar, menyampingkan badanku, membuatku melihat ke arahnya: “Kamu mau berhati-hati sedikit terhadap Sunni.”
Selesai berbicara, pria itu menghela nafas ringan: “Dia ini sekarang adalah orang gila, aku sungguh tidak tenang.”
“Kalau tidak tenang, kamu sama-sama tinggal di sini saja.” Aku melihat Steven sekarang khawatir, tak tahan untuk mengejek pria itu.
Tapi siapa yang tahu, pria itu tersenyum: “Ini juga gagasan yang bagus.”
Sungguh menggunakan kesempatan dengan baik, dan ekspresi wajah pria itu memberitahuku, pria itu serius.
“Jangan-jangan kamu dari awal sudah berpikir seperti ini?” Aku dengan wajah yang curiga melihatku.
Steven mengangkat alis, menjawab dengan baik tanpa malu: “Tadi baru kepikir.”
“Toh besok juga mau umumkan masalah pertunangan kita.”
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaYama's Wife
ClarkMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMata Superman
BrickUangku Ya Milikku
Raditya DikaLove at First Sight
Laura VanessaMy Secret Love
Fang FangPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya