Perjalanan Selingkuh - Bab 183 Rencana Pesta Besok
Perkataanku, membuat Siro jadi kesulitan: “Sekarang ada orang tinggal di kamar itu, kamu pilih kamar yang lain saja?”
Aku tersenyum melihat pria itu: “Aku malah tidak tahu yang asli masih perlu mengalah dengan yang palsu! Mengingat dia tidak ada hubungan dengan keluarga Demina, kalau begitu asalnya darimana, kembali kemana! Oh! Iya, dia juga perlu mengembalikan saham mamaku yang dialihkan, bagaiamanapun, dia begini juga termasuk penipuan, jumlahnya sangat besar, memang harus ditelusuri, itu juga bisa merengut nyawa.”
Bersamaan dengan semakin banyak perkataanku, ekspresi wajah Siro berubah jadi semakin tidak enak dilihat.
Aku kelihatan ponsel yang dia letakkan di atas paha gemetaran, dengan ekspresi wajah yang murung berkata: “Bagaimanapun anak itu masih adalah adik sepupu perempuanmu, kenapa kamu bisa mengusir orang dengan cara seperti ini?”
“Adik sepupu perempuan?” Aku berpura-pura tidak tahu.
Lalu mengatakan ke pria itu: “Tapi dalam ingatanku, tidak ada adik sepupu perempuan ini, lagian, pamanku bukannya dari dulu juga sudah meninggal?”
“Begini ceritanya, karena beberapa hal diluar dugaan, status adik sepupu perempuanmu selalu tidak diumumkan.”
Aku melihat Siro mengarang kebohongan tanpa mengedipkan mata sedikitpun, mulai mau tak mau kagum dengan kulit wajah pria itu, sungguh kekal tak bisa dimusnahkan.
“Meski anggota keluarga Likan, itu juga seharusnya diatur ke kamar tamu! Bagaimanpun tidak boleh menggunakan kamar pemilik!” Aku tersenyum melihat pria itu berkata.
Siro mendengar perkataanku, wajahnya menghijau dan memucat, tidak senang melihatku: “Kamu ini, baru berapa tahun di luar sana, kenapa bisa melupakan semua didikan waktu kecil?”
Mendengar perkataan pria itu, aku baru mau membantah, lalu kelihatan Wina menghadang di depanku.
“Tidak boleh kamu memarahi Safiraku.” Dia dengan wajah yang ganas melototi Siro.
“Ini semua karena kamu yang terlalu memanjakan, waktu kecil sifatnya keras bukan main, sekarang tidak hanya keras, juga tidak berbakti ke orang-tua.” Siro melihat Wina dengan suara yang agak ganas berkata.
“Kamu ini memang benar adalah ayahku yang baik, nyatanya sekarang bisa demi satu orang luar, memperlakuan anakmu yang untung saja tidak mati dan baru saja pulang ke rumah dengan ganas.”
Aku dengan wajah mencemooh melihat ke pria itu.
Dalam sorotan mataku, pria itu perlahan jadi jengkel.
“Itu adalah adik sepupu perempuanmu, saudara perempuanmu, kenapa kamu bisa begitu berdarah dingin, dia juga tidak tingga bersama orang tua kandung sejak kecil, memang kasihan sekali.”
Mendengar dia berkata seperti ini, dalam hatiku semakin sedih dan mendingin, Sunni kasihan? Apa aku tidak kasihan? Aku hilang ingatan, berpisah dengan keluarga, lalu dipaksa orang untuk setetes demi setetes belajar menjadi anak perempuan lainnya, mana mungkin aku tidak kasihan?
Yang lebih menyedihkan lagi adalah, orang tua yang membesarkanku setelah menemukan putri kandung mereka, masih tetap menganggapku sebagai orang bodoh dan tidak memberitahuku.
Tapi semua ini, ayah kandungku malah sama sekali tidak kelihatan atau tidak kepikiran, sepenuh hati hanya merasa anak haramnya yang tidak bernama dan berstatus itu yang kasihan.
Tapi orang inilah, yang membuat anakku mati, sebenarnya mana kasihan?
“Tapi bagiku, dia adalah musuh yang membunuh anakku, atas dasar apa aku mau berbaikan seperti dulu lagi? Atau kamu merasa, dia terus-menerus merancang rencana jahat untukku, bahkan berpikir untuk mencelakai anakku sampai mati, masih mau mengambil pergi satu ginjalku, maaf, kerabat seperti ini aku tidak mau, juga tidak mampu untuk mau.”
Sambil mengatakan, aku menghadap ke Steven berkata: “Aku sudah lelah, papah aku ke atas istirahat sebentar!”
Tempat yang ditinggal oleh Sunni adalah tempat tinggalku sewaktu kecil, tapi sekarang juga sudah diubah semuanya.
Steven melihatku dan mengerutkan dahi, langsung mengambil keluar ponsel menelpon satu nomor telpon.
Setelah menelpon, dia menghiburku: “Tidak apa-apa, asal kamu tidak ingin lihat, aku akan meminta orang bersihkan dengan bersih, dijamin tidak akan menganggu matamu.”
Mendengar dia dengan serius menjamin, aku mengeluarkan suara “Phu” lalu tidak bisa menahan tawa.
Bawahan Steven dengan kecepatan yang sangat cepat.
Tidak sedikit orang yang datang, datang dengan mengemudikan mobil, di mobil terisi satu set perabotan rumah.
Semua warna perabotannya adalah warna yang kusukai, langit biru awan putih, terpadu dengan sangat cantik.
Saat Siro kelihatan ekspresi wajah jadi tidak terlalu bagus, namun saat dia meminta kepala pengurus rumah tangga untuk mencoba menghadang tapi tidak tidak berhasil, yang di sana juga sudah pergi ke kamar yang sebelumnya ditinggali oleh Sunni.
Barang Sunni semuanya sudaha dipindahkan keluar, ranjang maupun sofa di dalam, semua diganti baru semua, sampai terakhir dalam kamar tidur sama sekali ini tidak kelihatan lagi bayangan wanita itu.
Terakhir memasukkan lagi perabotan baru ke dalam.
Orang ini bekerja dengan gesit sekali, datang dan pergi dengan cepat, saat pergi, juga mengangguk berpamitan dengan Steven.
“Cepat sekali, kamu cari darimana semua orang ini?” Aku tidak bisa menahan dengan ekspresi wajah kagum melihat Steven bertanya.
“Orang dari kantor, kantor sekarang juga mulai membuat perabotan rumah, perabotan-perabotan ini dari dulu sudah dipersiapan untukmu, awalnya mau pindahkan ke rumah baru kita! Tidak menyangka digunakan di sini.” Berkata, Steven berekspresi tidak suka.
Aku merangkul lengan pria itu, tertawa haha berkata: “Paling-paling, nanti saat aku menikah bawa pergi lagi.”
“Tidak perlu, aku buat satu set lagi saja, adalagi, mengingat sudah membahas tentang ini, kalau begitu aku tanya kamu, kapan kamu bersedia menikah denganku?” Steven berkata, dengan muka serius melihatku.
“Aku sekarang juga belum bertunangan denganmu! Bahkan belum terhitung calon istri.”
“Sudah terhitung, dulu sekali, kamu sudah dijodohkan ke aku.” Steven merangkul pinggangku, menunduk, menggunakan dagu mengelus kepalaku.
“Itu hanya secara lisan, lagian, pertunanganmu dengan Sunni juga sudah terpublikasi, semua orang tahu, kalau aku tidak menyelenggarakan, siapa yang bisa tahu aku ini istrimu?” Aku mencibir, mengeluh berkata.
“Baiklah, kali ini, memanfaatkan pengembalian statusmu, kita di pesta umumkan langsung tentang pertunangan, sebagaimana, dulu semua orang juga tahu, aku hanya bertunangan dengan Safira saja, dan kamu baru adalah pengantin sungguhannya.”
Nada Steven memanjakan, membuat lubuk hati jadi senang, sebenarnya aku bukan orang yang mementingkan prosedur, aku hanya tersentuh dengan niat Steven saja.
Lagian, seorang wanita bagaimanapun juga mempunyai beberapa khayalan terhadap pernikahannya sendiri.
“Kalau kamu mau melakukannya dengan cara seperti ini, seharusnya wajah Siro bisa marah sampai memucat.” Aku menutup mulut tersenyum kecil berkata.
Perlu diketahui, untuk meminta Sunni mengalah, sudah membuat Siro sangat tidak senang, dibanding dengan aku, dalam hatinya jelas lebih berpihak ke Sunni.
Dan siapapun tahu, Sunni dan Steven sudah pernah menyelenggarakn pesta pertunangan, tapi sekarang, menyelenggarakan lagi denganku, bisa dibilang menampar muka sendiri.
Memikirkan adengan itu, aku tidak bisa menahan tawa.
Yang mereka berikan ke aku, aku cepat atau lambat akan sedikit demi sedikit memintanya kembali, tapi sekarang ini belum cukup kuat saja, semoga mereka perlahan mampu menanggungnya.
Aku sekarang sudah mulai menantikan pesta besok.
“Malam ini aku temani kamu tidur di sini dulu ok?”
Steven dengan semangat langsung baring di atas ranjang, menempati setengah ranjang.
“Apa cocok kamu di sini?” Aku menghadap ke pria itu bertanya.
“Dimana tidak cocoknya? Kamu waktu kecil saat tinggal di sini, aku juga pernah tidur di sini, dan saat itu aku melihat semua tubuhmu.” Steven berwajah buaya darat berkata.
Perkataan ini membuat wajahku memerah: “Aku kenapa tidak ingat hal semacam ini, kamu jangan sembarangan ngomong.”
“Kenapa tidak? Kamu hanya sudah lupa saja, saat itu kamu baru bisa berjalan….”
“Phu ——”
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya