Perjalanan Selingkuh - Bab 183 Rencana Pesta Besok

Perkataanku, membuat Siro jadi kesulitan: “Sekarang ada orang tinggal di kamar itu, kamu pilih kamar yang lain saja?”

Aku tersenyum melihat pria itu: “Aku malah tidak tahu yang asli masih perlu mengalah dengan yang palsu! Mengingat dia tidak ada hubungan dengan keluarga Demina, kalau begitu asalnya darimana, kembali kemana! Oh! Iya, dia juga perlu mengembalikan saham mamaku yang dialihkan, bagaiamanapun, dia begini juga termasuk penipuan, jumlahnya sangat besar, memang harus ditelusuri, itu juga bisa merengut nyawa.”

Bersamaan dengan semakin banyak perkataanku, ekspresi wajah Siro berubah jadi semakin tidak enak dilihat.

Aku kelihatan ponsel yang dia letakkan di atas paha gemetaran, dengan ekspresi wajah yang murung berkata: “Bagaimanapun anak itu masih adalah adik sepupu perempuanmu, kenapa kamu bisa mengusir orang dengan cara seperti ini?”

“Adik sepupu perempuan?” Aku berpura-pura tidak tahu.

Lalu mengatakan ke pria itu: “Tapi dalam ingatanku, tidak ada adik sepupu perempuan ini, lagian, pamanku bukannya dari dulu juga sudah meninggal?”

“Begini ceritanya, karena beberapa hal diluar dugaan, status adik sepupu perempuanmu selalu tidak diumumkan.”

Aku melihat Siro mengarang kebohongan tanpa mengedipkan mata sedikitpun, mulai mau tak mau kagum dengan kulit wajah pria itu, sungguh kekal tak bisa dimusnahkan.

“Meski anggota keluarga Likan, itu juga seharusnya diatur ke kamar tamu! Bagaimanpun tidak boleh menggunakan kamar pemilik!” Aku tersenyum melihat pria itu berkata.

Siro mendengar perkataanku, wajahnya menghijau dan memucat, tidak senang melihatku: “Kamu ini, baru berapa tahun di luar sana, kenapa bisa melupakan semua didikan waktu kecil?”

Mendengar perkataan pria itu, aku baru mau membantah, lalu kelihatan Wina menghadang di depanku.

“Tidak boleh kamu memarahi Safiraku.” Dia dengan wajah yang ganas melototi Siro.

“Ini semua karena kamu yang terlalu memanjakan, waktu kecil sifatnya keras bukan main, sekarang tidak hanya keras, juga tidak berbakti ke orang-tua.” Siro melihat Wina dengan suara yang agak ganas berkata.

“Kamu ini memang benar adalah ayahku yang baik, nyatanya sekarang bisa demi satu orang luar, memperlakuan anakmu yang untung saja tidak mati dan baru saja pulang ke rumah dengan ganas.”

Aku dengan wajah mencemooh melihat ke pria itu.

Dalam sorotan mataku, pria itu perlahan jadi jengkel.

“Itu adalah adik sepupu perempuanmu, saudara perempuanmu, kenapa kamu bisa begitu berdarah dingin, dia juga tidak tingga bersama orang tua kandung sejak kecil, memang kasihan sekali.”

Mendengar dia berkata seperti ini, dalam hatiku semakin sedih dan mendingin, Sunni kasihan? Apa aku tidak kasihan? Aku hilang ingatan, berpisah dengan keluarga, lalu dipaksa orang untuk setetes demi setetes belajar menjadi anak perempuan lainnya, mana mungkin aku tidak kasihan?

Yang lebih menyedihkan lagi adalah, orang tua yang membesarkanku setelah menemukan putri kandung mereka, masih tetap menganggapku sebagai orang bodoh dan tidak memberitahuku.

Tapi semua ini, ayah kandungku malah sama sekali tidak kelihatan atau tidak kepikiran, sepenuh hati hanya merasa anak haramnya yang tidak bernama dan berstatus itu yang kasihan.

Tapi orang inilah, yang membuat anakku mati, sebenarnya mana kasihan?

“Tapi bagiku, dia adalah musuh yang membunuh anakku, atas dasar apa aku mau berbaikan seperti dulu lagi? Atau kamu merasa, dia terus-menerus merancang rencana jahat untukku, bahkan berpikir untuk mencelakai anakku sampai mati, masih mau mengambil pergi satu ginjalku, maaf, kerabat seperti ini aku tidak mau, juga tidak mampu untuk mau.”

Sambil mengatakan, aku menghadap ke Steven berkata: “Aku sudah lelah, papah aku ke atas istirahat sebentar!”

Tempat yang ditinggal oleh Sunni adalah tempat tinggalku sewaktu kecil, tapi sekarang juga sudah diubah semuanya.

Steven melihatku dan mengerutkan dahi, langsung mengambil keluar ponsel menelpon satu nomor telpon.

Setelah menelpon, dia menghiburku: “Tidak apa-apa, asal kamu tidak ingin lihat, aku akan meminta orang bersihkan dengan bersih, dijamin tidak akan menganggu matamu.”

Mendengar dia dengan serius menjamin, aku mengeluarkan suara “Phu” lalu tidak bisa menahan tawa.

Bawahan Steven dengan kecepatan yang sangat cepat.

Tidak sedikit orang yang datang, datang dengan mengemudikan mobil, di mobil terisi satu set perabotan rumah.

Semua warna perabotannya adalah warna yang kusukai, langit biru awan putih, terpadu dengan sangat cantik.

Saat Siro kelihatan ekspresi wajah jadi tidak terlalu bagus, namun saat dia meminta kepala pengurus rumah tangga untuk mencoba menghadang tapi tidak tidak berhasil, yang di sana juga sudah pergi ke kamar yang sebelumnya ditinggali oleh Sunni.

Barang Sunni semuanya sudaha dipindahkan keluar, ranjang maupun sofa di dalam, semua diganti baru semua, sampai terakhir dalam kamar tidur sama sekali ini tidak kelihatan lagi bayangan wanita itu.

Terakhir memasukkan lagi perabotan baru ke dalam.

Orang ini bekerja dengan gesit sekali, datang dan pergi dengan cepat, saat pergi, juga mengangguk berpamitan dengan Steven.

“Cepat sekali, kamu cari darimana semua orang ini?” Aku tidak bisa menahan dengan ekspresi wajah kagum melihat Steven bertanya.

“Orang dari kantor, kantor sekarang juga mulai membuat perabotan rumah, perabotan-perabotan ini dari dulu sudah dipersiapan untukmu, awalnya mau pindahkan ke rumah baru kita! Tidak menyangka digunakan di sini.” Berkata, Steven berekspresi tidak suka.

Aku merangkul lengan pria itu, tertawa haha berkata: “Paling-paling, nanti saat aku menikah bawa pergi lagi.”

“Tidak perlu, aku buat satu set lagi saja, adalagi, mengingat sudah membahas tentang ini, kalau begitu aku tanya kamu, kapan kamu bersedia menikah denganku?” Steven berkata, dengan muka serius melihatku.

“Aku sekarang juga belum bertunangan denganmu! Bahkan belum terhitung calon istri.”

“Sudah terhitung, dulu sekali, kamu sudah dijodohkan ke aku.” Steven merangkul pinggangku, menunduk, menggunakan dagu mengelus kepalaku.

“Itu hanya secara lisan, lagian, pertunanganmu dengan Sunni juga sudah terpublikasi, semua orang tahu, kalau aku tidak menyelenggarakan, siapa yang bisa tahu aku ini istrimu?” Aku mencibir, mengeluh berkata.

“Baiklah, kali ini, memanfaatkan pengembalian statusmu, kita di pesta umumkan langsung tentang pertunangan, sebagaimana, dulu semua orang juga tahu, aku hanya bertunangan dengan Safira saja, dan kamu baru adalah pengantin sungguhannya.”

Nada Steven memanjakan, membuat lubuk hati jadi senang, sebenarnya aku bukan orang yang mementingkan prosedur, aku hanya tersentuh dengan niat Steven saja.

Lagian, seorang wanita bagaimanapun juga mempunyai beberapa khayalan terhadap pernikahannya sendiri.

“Kalau kamu mau melakukannya dengan cara seperti ini, seharusnya wajah Siro bisa marah sampai memucat.” Aku menutup mulut tersenyum kecil berkata.

Perlu diketahui, untuk meminta Sunni mengalah, sudah membuat Siro sangat tidak senang, dibanding dengan aku, dalam hatinya jelas lebih berpihak ke Sunni.

Dan siapapun tahu, Sunni dan Steven sudah pernah menyelenggarakn pesta pertunangan, tapi sekarang, menyelenggarakan lagi denganku, bisa dibilang menampar muka sendiri.

Memikirkan adengan itu, aku tidak bisa menahan tawa.

Yang mereka berikan ke aku, aku cepat atau lambat akan sedikit demi sedikit memintanya kembali, tapi sekarang ini belum cukup kuat saja, semoga mereka perlahan mampu menanggungnya.

Aku sekarang sudah mulai menantikan pesta besok.

“Malam ini aku temani kamu tidur di sini dulu ok?”

Steven dengan semangat langsung baring di atas ranjang, menempati setengah ranjang.

“Apa cocok kamu di sini?” Aku menghadap ke pria itu bertanya.

“Dimana tidak cocoknya? Kamu waktu kecil saat tinggal di sini, aku juga pernah tidur di sini, dan saat itu aku melihat semua tubuhmu.” Steven berwajah buaya darat berkata.

Perkataan ini membuat wajahku memerah: “Aku kenapa tidak ingat hal semacam ini, kamu jangan sembarangan ngomong.”

“Kenapa tidak? Kamu hanya sudah lupa saja, saat itu kamu baru bisa berjalan….”

“Phu ——”

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu