Perjalanan Selingkuh - Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?

“Sakit kritis, dia ternyata sudah kritis?”

Aku tidak menyangka dia ternyata sudah sakit begitu parahnya, sebelumnya meski aku melihat kakek itu duduk di atas kursi roda tapi tenaganya masih sangat baik, mengapa bisa tiba-tiba kritis?

Berpikir sampai di sini, hatiku sangat sangat lah sakit, aku sampai-sampai tidak ada niat lagi untuk membersihkan diriku dari tuduhan, hanya mau mengetahui kondisi kakek keluarga Demina.

“Aku ingin pergi melihatnya apa boleh?”

Aku dengan tidak sabar melihat Steven, dengan nada suara memohon.

Steven terlihat terkejut, jelas tidak mengira bahwa aku bisa mengeluarkan permintaan seperti ini.

“Ruang rawat dimana tetua keluarga Demina berada dijaga oleh banyak sekali pengawal, ditambah lagi, dia tinggal di rumah sakit pribadi keluarga Demina, kamu tidak bisa masuk.”

“Steven, kamu bisa bantu aku kan, aku mohon bantu aku bisakah?” Aku dengan minta dikasihani melihat Steven.

Steven membuka mata: “Kakek keluarga Demina koma dan tidak sadar, walaupun kamu pergi juga tidak ada guna.”

Steven mengira aku mau kakek Demina sadar untuk membantu aku mencuci tuduhan ini, tapi pria itu tidak tahu, dalam hatiku, sepenuh hati hanya ingin pergi menjenguk kakek itu.

Dalam hatiku ada semacam perasaan, kalau aku tidak pergi, seumur hidupku ini bisa hidup dalam penyesalan.

“Aku hanya ingin melihat kakek itu, aku mohon, keluargamu bukannya berhutang kepadaku satu perjanjian kan? Ini yang aku mohon, bisakah?” Berkata sampai di sini, aku tidak bisa menahan diri mengenggam lengan Steven, dengan raut muka memohon melihatnya.

Steven menunduk melihat bagian lengan yang kugenggam, dalam sorotan mata terbesat sebuah sinar mata yang rumit.

Aku dengan cemerlang menarik balik tangan, aku tadi hanya lah terlalu gegabah, sampai-sampai bisa lupa Steven sekarang ini bukan lah pria yang dulu menyanyangiku.

Setelah beberapa lama, saat aku mengira Steven akan menolakku, terdengar pria itu mengatakan dengan suara ringan sepatah kata baiklah.

Kemudian pun terdengar pria itu berkata: “Permohonan ini kamu bisa simpan kembali, kali ini anggap diriku sendiri yang membayarmu.”

Aku mengerti mendengar maksud Steven, pria itu memberitahuku, aku masih bisa tetap menyimpan kembali janji keluarganya kepadaku, dan masalah membawaku pergi melihat kakek keluarga Demina, dia yang mengurusnya dengan baik.

Bisa dianggap balas budinya kepadaku.

Aku mengangguk-anggukkan kepala, dengan suara tenggorokkan yang serak berkata: “Terima kasih!”

“Besok hari Sabtu, saat mau pergi aku bisa memberitahumu.” Steven melihatku berkata.

Aku mengangguk-anggukkan kepala: “Baik, kalau begitu aku tidak mengganggu kamu bekerja lagi.”

Usai berkata, aku pergi dari ruang kerja pria itu.

Baru keluar, karyawan wanita yang awalnya menguping di luar pintu satu per satu semua bubar seperti burung didatangi binatang buas, kemudian berpura-pura berekspresi bekerja dengan serius, tapi malah mencuri-curi melihat ke arahku, diam-diam berbisik-bisik.

Aku tidak peduli omong kosong di belakang, langsung berjalan menuju ke arah lift.

Pintu lift terbuka, aku dan Sunni malah bertemu lagi.

Wanita itu melangkahkan kaki keluar, dengan muka yang penuh cemooh melihatku: “Linda, kamu sekarang ini masih ada muka keluar?”

“Sunni, aku sudah pergi meninggalkan Steven, kenapa kamu masih begitu menghadapiku dengan rencana yang begitu jahat?” Aku dengan wajah yang sama sekali tidak mengerti melihat wanita itu.

Sunni mendekatiku, dengan raut muka penuh dendam bersuara kecil berkata: “Aku hanya tidak suka melihatmu saja, ditambah atas dasar apa kakek memberikanmu barangnya yang begitu berharga? Itu jelas-jelas seharusnya adalah milikku.”

Aku tidak menyangka ternyata Sunni mengetahui bahwa kakek keluarga Demina yang memberikannya kepadaku.

“Kalian tahu itu diberikan oleh Kakek ke aku, masih sengaja menjerumuskan diriku?” Aku tidak berani mempercayai melihat wanita itu.

“Apa menjerumuskanmu? Itu adalah barang warisan berharga keluarga Demina, bagaimana bisa diberikan ke kamu orang luar? Pasti kamu mumpung badan Kakek tidak sehat, merampas dari tangannya.” Sunni langsung mengganti topik, suaranya tiba-tiba meninggi berkata.

Wanita itu dengan sangat puas diri melihatku, membawa ejekan dan cibiran.

“Sunni, hal yang sebenarnya apa, kamu dan aku tahu jelas.” Aku dengan dingin melihat Sunni, membalikkan badan masuk ke lift.

“Linda, sebelumnya kamu yang menang, kali ini, dijamin kamu tidak bisa keluar dari lubang ini.”

Sunni membalikkan badan sebelum pintu lift menutup, dengan suara ringan berkata kepadaku.

Perkataannya membuat tubuhku mengencang, aku mengerti maksud yang wanita itu katakan, dulu wanita itu saat di universitas juga pernah menjebakku sekali, kali itu, aku dan Sisi bersama-sama memenangkan dengan cantik pertarungan itu.

Tapi sekarang, aku malah tidak ada kepercayaan diri yang begitu besar, bagaimana pun yang berdiri di belakangnya adalah keluarga Demina, Weni Demina orang yang akan membela tanpa melihat benar salah.

Tapi hatiku sekarang tidak ada pada Sunni, hanya sepenuh hati ingin segera bertemu dengan kakek keluarga Demina.

Setelah keluar dari kantor Steven, aku pun ke kantor pengacara Sisi.

Dia kebetulan ada tamu yang mau dilayani, setelah aku menunggu beberapa saat, setelah Sisi mengantar pergi tamunya, baru lah keluar menemuiku.

“Pulang kali ini paman dan Tante baik-baik kan?” Sisi mengambilkan segelas air untukku dari dispenser.

“Tidak bisa dibilang baik.”

Sisi mengerutkan alis: “Apa yang sebenarnya terjadi?”

Aku mengangkat mataku ke arah Sisi: “Kau masih ingat kan dengan giok keselamatan di pergelangan tanganku?”

Sisi mengangguk-anggukkan kepala: “Giok hijau berkualitas tinggi, sulit bagiku untuk tidak mengingatnya.”

Sisi pernah melihatnya berapa kali, tapi tidak pernah bertanya kepadaku dapat darimana, dan aku juga tidak terpikir untuk menjelaskannya ke Sisi.

“Giok hijau bermutu tinggi adalah sejenis giok termahal bukan ?”

Sisi mengangguk-anggukkan kepala: “Tentu saja, aku beritahu kamu, sekeping giok keselamatanmu setidaknya bernilai 8 digit ke atas.”

Aku tidak mengerti tentang giok, tidak tahu giok keselamatan itu begitu berharga, aku kira hanya barang berapa juta, ternyata bernilai ratusan juta.

“Giok keselamatan itu diberikan oleh kakek keluarga Demina ke aku.”

Mendengar perkataanku Sisi pun kaget, air yang diminumnya semua tersembur keluar, dia dengan muka yang sangat serius melihatku: “Jangan bilang kalau giok keselamatan itu adalah giok keselamatan yang selalu dianggap sebagai warisan berharga keluarga Demina?”

Aku mengangguk: “Sepertinya iya.”

“OMG! Biarkan aku tenang sejenak, ini benar-benar terlalu mengkhayal sekali, aku awalnya masih mengira ini tanda terima kasih keluarga Steven ke kamu, tidak menyangka asal usulnya lebih besar dari yang kubayangkan.”

Sisi menghembus nafas, setelah minum seteguk air, lanjut berkata: “Giok lain harga ratusan juta juga ada, tapi yang terpenting itu ini adalah barang warisan keluarga Demina turun-menurun ribuan tahun.

Kamu juga tahu, giok hijau diproduksi dari Myanmar, zaman dahulu negara China menggunakan giok Hotan untuk menjadi perhiasaan, setelah zaman Dinasti Qing giok hijau baru jadi fashion, jadi sekeping giok keselamatan keluarga Demina ini sangat lah jarang dan langka.”

“Sekarang keluarga Demina melapor bahwa giok ini dicuri, dan ayah ibuku mencuri-menjual giokku ini ke toko perhiasan, terakhir polisi memeriksa sampai ke rumah kami, sekarang aku sudah menjadi tersangka pencuri perhiasan.” Aku tersenyum pahit, menjelaskan ke Sisi.

“Kamu ini sudah dijebak oleh keluarga Demina!” Sisi dengan muka mengasihani melihatku.

Aku menggelengkan kepala: “Tidak mungkin, kakek keluarga Demina bukan orang seperti itu.”

Aku tahu maksud Sisi, dia kira Kakek keluarga Demina sengaja memberiku barang ini, kemudian menjebakku.

Aku sama sekali tidak bisa mempercayainya, meski hanya bertemu sekali, tapi aku malah tahu sikap baiknya kepadaku itu adalah muncul dari hatinya yang tulus.

“Kalau begitu aku jadi tidak mengerti, barang yang begitu penting, mengapa mau diberikan ke kamu?” Sisi juga dengan muka penuh kesangsian.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu