Perjalanan Selingkuh - Bab 250 Wanita Cantik Luori

“Aku baru saja mendonorkan darah kepada orang lain beberapa hari lalu, cukup perawatan sedikit saja sudah baikan.”

“Kamu melakukan donor darah? Tubuhmu ga begitu sehat tapi kamu melakukan donor darah? Denis membuka matanya lebar-lebar dengan wajah yang tidak setuju.

“Maaf, aku melakukannya karena alasan, tapi aku akan menjaga diri dengan baik ke depannya.” Kataku pada Dennis.

Aku membalikkan badan dan ingin pergi, tiba-tiba terdengar suara Dennis yang mengatakan : “Mungkin aku bisa membantumu.”

Aku menolehkan kepala dan melihat Dennis, didalam hati masih memikirkan apakah ia bisa melakukan pekerjaan tersebut.

Mungkin sudut pandangku terlalu lurus sehingga Dennis terlihat malu, tapi dia masih berkata: ”Guruku mengatakan bahwa keahlianku sekarang sudah bisa keluar untuk menjadi guru.”

Si Tua Ye masih belum ditemukan sampai sekarang, bisa juga jika Dennis mampu untuk melakukan pekerjaan itu.

Setelah berpikir, aku bertanya padanya: “Bisakah kamu dengan akupuntur?”

Dennis mengangguk dengan cepat “Bisa, aku melakukan latihan setiap hari dengan orang tembaga.”

Orang tembaga? Aku mengerutkan kening dan bertanya padanya: “Kamu memang belum pernah melakukannya pada orang umum?”

Dennis menggelengkan kepalanya, namun kemudian bereaksi dengan mengatakan: “Tapi aku sangat akrab dengan poin akupuntur, tidak akan salah.”

Meskipun dia berkata begitu, aku masih ragu, aku tidak boleh mengambil nyawa Steven sebagai taruhan.

Akhirnya aku pun pergi dan mengatakan padanya bahwa akan dipertimbangkan, jika Si Tua Ye bisa kembali akan luar biasa.

Setelah kembali ke rumah, Steven masih sibuk, selain kesibukan pekerjaannya, kesibukan lainnya adalah perubahan yang terjadi di Keluarga Sheng akhir-akhir ini menambah kesibukannya.

Weni juga menginginkanku agar mengambil kelas lebih awal, besok aku akan menjadi asisten untuk belajar cara mengelola perusahaan.

Steven tertekan akibat kesibukannya akhir-akhir ini, aku masuk ke dapur dan membuatkan sup untuknya, satu porsi untuk Weni dan satunya lagi untuk Steven yang ada di ruang belajar.

“Tubuhmu belum sehat, jangan terlalu bekerja keras.”

Sup ini direbus sesuai dengan resep tonik makanan yang diresepkan oleh dokter dan memiliki efek memelihara darah dan memberi nutrisi pada tubuh.

“Aku sudah tahu, setelah selesai mengerjakan ini aku akan segera istrirahat.”

Ucapannya memang begitu, tapi tangannya terus bergerak, dia terlihat sangat serius ketika bekerja, sama seperti mesin berkecepatan tinggi yang cepat dan serius.

Tidak bisa dipungkiri, pria serius adalah pria terganteng, hanya duduk disamping dan melihatnya, aku bisa menghabiskan waktu yang lama.

Setelah Steven menyelesaikan pekerjaannya, dia mengangkat kepalanya lagi. Setelah melihat aku, matanya bersinar karena terkejut dan kemudian sedikit tertekan.

“Hei, Jangan menemani aku begadang lagi.”

“Aku menunggumu tidur bersama,” aku menguap beberapa kali dan duduk di pangkuan Steven, mataku mulai kabur.

Steven tersenyum tak berdaya dan membalik kursi roda bersamaku dan langsung keluar.

………………

Keesokan paginya, aku bangun untuk membersihkan kasur, karena itu adalah hari pertama pergi bekerja, aku mengenakan pakaian profesional yang dipilih Weni untukku.

“Ma, apakah tidak apa-apa untuk memasukkanku langsung ke perusahaan?” Sepanjang jalan, aku memandang Weni dengan sedikit cemas.

"Angkat kepalamu dan lebih percaya diri. Kamu adalah pewaris keluarga Demina . Kamu harus percaya diri." Dia terdiam sejenak dan melanjutkan: "Panggil aku dengan Presdir di perusahaan ini kedepannya dan akan banyak tuntutanku padamu kedepannya dibandingkan karyawan biasa. Kamu harus siap secara psikologis di masa depan. "

Aku tahu bahwa dia ingin melatihku dengan cepat, untungnya, aku bukan lagi seorang wanita muda yang baru saja terjun ke sosial dan aku tidak memiliki banyak rasa takut akan ketatnya atasan.

Aku menganggukkan kepala dan berjanji padanya: “Aku pasti akan melakukan yang terbaik.”

Mendengar jawabanku, Weni terlihat puas sambil menganggukkan kepala.

Mobil berhenti di parkiran basement perusahaan. Aku mengikuti Weni dan memasuki perusahaan dengan gugup.

Beberapa panggilan terdengar ketika aku memasuki pintu, semua sisi melihatku dengan mata, beruntung saja karena sudah berlatih di tempat Steven, aku pun bertindak dengan tenang dari awal hingga akhir.

“Halo, Presdir”

“Halo, Presdir”

Di Sepanjang jalan, semua orang yang melihat Weni mampir untuk menyambutnya dengan hormat, harus dikatakan bahwa perasaan berkuasa ini benar-benar mudah bagi orang untuk berfoya foya.

Setelah memasuki lift, Weni menatapku dan berkata "Bangunan ini dimiliki oleh Demina Enterprise. Di keluarga Demina , kamu adalah satu-satunya pewaris. Mulai sekarang, tempat ini kedepannya akan menjadi kerajaanmu dan kamu akan menjadi raja di sini. "

Aku harus mengatakan bahwa kata-kata Weni membuat orang bersemangat. Tidak seorang pun di dunia ini yang dapat menolak godaan ini.

Namun dibalik godaan yang memikat ini juga harus diperlukan tanggung jawab yang besar.

Tapi aku paham kalau ini adalah kewajiban untuk ditanggung, tidak boleh menolak.

Di kantor, Weni langsung memperkenalkan aku kepada sekretaris di sebelahnya.

"Ini putriku, Safira. Tolong ajari dia dengan baik mengenai pekerjaan di masa depan."

Sekretaris di depanku adalah seorang wanita cantik, berusia sekitar 30 tahun, dengan riasan halus di wajahnya, mengenakan setelan wanita dan rok di bawahnya dan terlihat sangat menarik.

“Baiklah, Presdir, serahkan saja Nona padaku!”

Baik dalam berbicara ataupun melakukan sesuatu, sekretaris tersebut memberikan semangat dan ketegasan, yang merupakan kebalikan dari penampilannya yang menggoda.

"Nona Demina, tolong, akun akan mengajakmu untuk bertemu dengan rekan kerja kamu dulu dan kemudian memperkenalkan kamu pada lingkup pekerjaanmu di masa depan."

Setelah selesai berbicara, dia melakukan suatu gerakan tangan.

"Dia di sini sekarang sebagai asisten kecil, Luori, kamu hanya perlu melakukan bisnis dan aku ingin dia datang ke sini untuk berlatih."

Weni menatap Luori dan berkata dengan wajah serius.

Luori mengangguk dan kemudian membawaku keluar dari kantor Weni.

"Presdir benar-benar sangat mencintaimu. Sebelum kamu datang, dia menjelaskan banyak hal kepadaku. Dia sekarang keras denganmu, sebenarnya dia berharap kamu bisa tumbuh dewasa," Luori berkata kepadaku begitu dia meninggalkan rumah.

Aku menganggukan kepala, “Ya saya tahu.”

Sejujurnya, sikap Weni benar-benar mengejutkaku, tapi aku tahu dia melakukannya untuk kebaikanku. Perlu diketahui, ketika aku di rumah, dia merasa sangat menyayangkan ketika aku megalami sedikit masalah.

"Presdir tidak berani melatihmu secara pribadi. Akun pikir itu karena dia tega turun tangan, jadi dia menyerahkanmu kepadaku," Luori berkata sambil tersenyum kepadaku.

Aku terkejut dan tidak menyangka ada alasan seperti itu.

Tapi melihat karakter Weni, sangat mungkin bahwa seorang ibu hampir tidak tega turun tangan mengajari putrinya langsung dengan keras.

Tidak banyak pekerjaan pada hari pertama, pada dasarnya Luori yang membawaku untuk mengenal perusahaan terlebih dahulu dan tugasku adalah membantunya menangani dokumen bersama.

Akhirnya, dokumen yang diproses disortir dan diorganisir dan beberapa dokumen penting ditempatkan di atas dan dikirim ke Weni untuk ditinjau.

Aku harus mengatakan bahwa kemampuan kerja Luori sangat hebat, tidak kalah dari sekretaris pria pada umumnya.

Dan aku juga mengetahui dari Luori bahwa dia baru saja dipindahkan ke kantornya belum lama ini. Perlu diketahui, sekretaris Weni sebelumnya adalah Lulu dan Lulu telah menduduki posisi sekretaris kepala selama lebih dari sepuluh tahun.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu