Perjalanan Selingkuh - Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu

Lebih lagi memikirkan perkataannya, Sebuah ginjal tidak memberi efek apa-apa pada Linda, tapi untuk anakku adalah sebuah pertolongan terbesar.

Mengingat perkataan ini, hatiku smakin terasa dingin.

Sampai aku kembali ke rumah keluarga Himura, wajahku masih belum terlalu baik, pucat, pikiranku tenggelam dalam foto-foto yang ditemui didalam rumah Demina.

Seandainya tidak ada masalah Sunni, aku pasti bisa dengan santai pulang kerumahku sendiri, tapi sekarang aku hanya bisa diam dalam kegelapan, melihat orang yang membunuh anakku memiliki semuanya.

Berbicara sampai disini, aku teringat tentang Sunni dan Lulu, beberapa gambaran kejadian tiba-tiba muncul diotakku.

Aku ingat pertama kali bertemu dengan Lulu aku merasa tidak asing, tapi waktu itu tidak ingat sama sekali, dan kalau dipikir-pikir sekarang, waktu tahun ke-2 ku kuliah, waktu kejadian Sunni dikeluarkan dari kampus, Lulu datang ke kampus.

Alasan mengapa aku meninggalkan kesan pada saat itu adalah karena Lulu tampak terkejut ketika dia melihatku di sekolah.

Awalnya aku pikir dia hanya terkejut karena aku mirip dengan Sunni, tanpa berpikir yang lain.

Sekarang jika dipikir, mungkin semuanya sudah dimulai saat itu, aku ingat Sunni memanggilnya “Ibu”.

Berpikir sampai sini, akhirnya aku merapikan pikiranku, tapi jika Sunni adalah anak dari Lulu dan Siro Likan, maka semuanya sudah sangat jelas.

Tapi aku ingat waktu survey, Lulu belum pernah menikah, ada yang bilang dia seorang lesbian, karena dia pernah memiliki beberapa pacar wanita, lalu karena tidak cocok akhirnya putus, bahkan rumornya Lulu menyukai Weni makannya dia belum menikah.

Dan malah sedikit orang yang membicarakan soal Lulu dan Siro Likan.

Sekarang tampaknya jika semuanya adalah tameng untuk Lulu, dan keraguan semua orang tentang dia dan Siro Likan dihilangkan, orang itu akan mengerikan.

Lalu tidak peduli hubungan Lulu dan Sunni sebagus apa itu adalah petunjuk, dulu hanya tidak ada orang yang memikirkan itu saja.

Aku mengatakan kepada Steven dugaanku.

Tidak disangka Steven sudah diam-diam menyelidikinya lebih dahulu, waktunya hanya beda sedikit saja, tapi tetap saja tidak bisa mendapatkan sepenuhnya.

Steven memberikan semua dokumen penyelidikan kepadaku.

“Aku curiga Lulu dan Siro pasti mempunyai anak lain selain Sunni.”

Selesai berbicara, Steven menatapku dengan penuh arti dan melanjutkan bicaranya: “tahun dimana Sunni lahir, adalah saat dimana Lulu pergi keluar negeri, mungkin dia membawa anaknya keluar negeri. Adalagi, 10thn yang lalu Lulu diutus Siro untuk bekerja di luar negeri satu tahun, aku curiga, mungkin dia melahirkan anak kedua disana, tapi ini masih diselidiki, kamu tunggu beberapa hari dlu.”

“Aku juga tidak mengerti mungkin Lulu terlalu hebat, atau Ibuku terlalu menutupinya, akhir-akhir ini bukan hanya dibuat seakan tidak tau apa-apa, juga menarik lulu.” Aku tersenyum pahit.

Steven mendengarkan kata-kata itu, menatapku dengan terkejut dan berkata: “Kamu sudah membuka pikiranmu?”

“Ada apa?” Aku tidak mengerti.

Steven tertawa, “aku kira, kamu tidak akan menganggap bibi Demina lagi.”

“Aku dan dia adalah orang malang yang tertipu oleh mereka, lagian dia hanya terlalu mencintaiku saja.

Aku harus mengatakan bahwa perasaan ini benar-benar tidak jelas. Hanya untuk satu anak palsu dia sampai melukaiku. Sekarang aku tak bisa merasakan dendam ini, hanya karena dia salah mengidentifikasi putrinya.

“Hatiku sangat berantakan, Rasanya seperti ditarik oleh dua orang, satu adalah Safira saat 10 tahun, Satu lagi adalah Linda, disatu sisi, aku tidak bisa memaafkan Weni karena apa yang sudah dia lakukan, sisi lain 10 tahun Safira, dia melepaskanku, aku benar-benar tidak tau apa yang harus aku lakukan.”

Aku tidak bisa lagi menggambarkan perasaan sakitku ini, dan tidak tau bagaimana menceritakan ke orang lain, disisiku, itu adalah rasa sakit yang sulit untuk dipilih, dimata orang lain itu hanya cerita pahit saja.

Steven memelukku, kepalaku terkubur di pinggangnya, tangannya melewati rambutku, dan dia berbisik pelan, "Aku telah berjuang dengan rasa sakit."

“Waktu itu, aku sudah mencintaimu, tapi aku tidak berani mengakuinya, karena disatu sisi aku masih terobsesi dengan Safira, satu sisi aku tidak bisa menahan getaran terhadap kamu, dua perasaan dan pikiran ini saling menghancurkan satu sama lain. Rasa sakitnya sangat jelas bagiku, tetapi pada akhirnya aku melepaskan pikiranku dan memilihmu. Mungkin itu adalah belas kasihan Tuhan. Sekarang aku sadar betapa bodohnya waktu itu, dari awal sampai akhir kalian adalah satu orang.”

Mendengar kata itu, aku menatapnya dan bertanya: “Jadi, itu yang membuat kamu akhirnya meninggalkanku?”

“Tidak bisa dipungkiri itu benar , ada sesuatu, seseorang, dari waktu ke waktu akan berubah menjadi pikiran dihatiku, tahun itu aku tidak hanya kehilangan kamu, tapi juga Ibu dan kakakku, kalian menjadi rasa sakit terdalam di hatiku, dan juga orang yang tak akan terganti.”

Steven berkata lagi dengan lembut: “Orang yang paling tidak ingin aku sakiti adalah kamu, tapi ternyata aku menyakitimu sangat dalam.”

Berbicara sampai sini, dia berjongkok dan menatapku.

“Aku dan ibumu, adalah sama, karena Safira jadi melukaimu, aku tau luka ini, tidak bisa dimaafkan hanya dengan kata maaf, aku tidak berharap kamu melupakan dan seakan tidak terjadi apa-apa, tapi aku tidak ingin kamu terlalu jatuh, di hati kami, yang penting kamu bahagia itu sudah cukup.”

Kata-kata Steven, membuatku mengingat masa itu, pengalamannya yang membuatku ingin mati saja.

Air mataku tiba-tiba menetes, Steven mengeluarkan tangnnya dan menghapus air mataku.

“Kamu mencintaiku atau Safira?” Aku memandanginya, dengan tatapan serius bertanya.

Aku tau pertanyaanku mungkin sangat bodoh, karena 2 orang itu sebenarnya aku, tapi aku tetap menunggu jawaban darinya.

“Tidak peduli yang mana, bukankan semuanya itu kamu?” Steven tertawa dan memegangi kepalaku dengan lembut.

“Bedaaa, aku 10 tahun yang lalu dan aku sekarang adalah kehidupan yang berbeda, semuanya sudah lama berlalu.”

10 tahun terakir ini, karena ajaran dari orang tua, aku bisa bilang kalo aku sudah berubah, bahkan hobikupun berbeda.

Jangankan Steven, aku saja tidak bisa mengenali diriku yang sekarang lagi karena perubahan yang begitu besar.

“kepada Safira, memang ada perasaan, tapi waktu itu masih kecil dan tidak paham, tapi lama kelamaan perasaan itu menjadi besar, jadi bisa dibilang yang aku cintai adalah dia, tapi juga bukan dia, yang aku cintai adalah kehidupanku yang dulu. Waktu itu masih ada Ibu, kakak, dan kamu, sangat membahagiakan, kebahagiaan ini di masa depan akan menjadi harta terindah.”

Berbicara sampai sini, mata Steven berbinar-binar menatapku: “Linda, sebenarnya, pertama kali bertemu denganmu, aku sudah tertarik olehmu tapi aku tidak berani mengakuinya.”

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu