Perjalanan Selingkuh - Bab 40 Hubungan Terakhir
Bab 40 Hubungan Terakhir
Setelah makan, aku memasukkan barang-barang aku ke dalam koper, tetapi untungnya aku hanya tinggal selama satu hari, dan hanya mengeluarkan barang kebutuhan sehari-hari dan berganti dua helai pakaian.
Adit dan Sisi membantuku membawa dua kotak besar ke seberang.
Aku pertama kali melihat rumah ini, walaupun sangat dekat dengan Sisi, tetapi kamarnya lebih besar berlipat kali, ada lebih dari seratus kamera CCTV dan dekorasinya sangat indah.
“Presiden Steven kemarin membelinya agak terburu-buru, renovasi sekarang ini di renovasi oleh pemilik sebelumnya, tetapi tenang saja, perabotnya semuanya telah diganti.” Adit menjelaskan kepadaku dengan cepat.
“Sudah sangat bagus.”
Aku tahu, jika ini adalah kamar pembantu, pasti tidak mungkin di renovasi sampai sebagus ini, dan juga rumah yang sangat besar, jika kalau hanya bisa memberikan apartemen yang kecil saja aku sudah sangat berterima kasih.
“Peralatan dapur juga sudah dibeli semuanya, selain itu, pakaian juga sudah dibeli dan dimasukkan ke dalam lemari, kamu tinggal memindahkan barang-barang kamu dan sudah bisa tinggal di sini.”
Sisi memandang rumah ini dan berkata: “Aku sudah tidak sabar untuk pindah dan tinggal bersamamu, rumah ini sangat nyaman, tidak seperti rumahku yang seperti sarang siput.”
“Jika kamu ingin tinggal dirumah yang besar seperti ini, kamu bisa tinggal dirumahku.” Adit merangkul pinggang Sisi, dan berbisik ditelinganya.
“Hei hei…, aku tinggal di rumahku yang sekarang ini sudah sangat nyaman, yang paling penting adalah masih bisa menjadi tetangga dengan Linda.”
”selain belum biasa, lainnya sudah sangat bagus, tolong bantu aku mengucapkan terima kasih kepada presiden Steven.”
Aku mengitari rumah ini dan meletakkan koperku di kamar tidur.
“Kalau begitu baguslah, kami pergi dulu.”
Setelah berkata, Adit dengan paksa menarik Sisi yang masih belum tega untuk pulang.
Semuanya sangat bagus di sini, hanya terlalu sepi, aku membuka gorden, melihat pemandangan malam kota di luar jendela, dan warna lampunya sangat mempesona.
Aku tidak tahu berapa lama aku berdiri di sini, bahkan ada seseorang yang membuka pintu pun aku tidak mendengarnya.
Sampai tiba-tiba aku dipeluk dari belakang, aku terperanjat, dan aku dipeluk oleh Steven didalam pelukannya.
“Kenapa kamu bisa disini?” Aku memandangnya dengan terkejut.
“Hanya ingin datang saja.”
Dia memelukku dan langsung membawaku ke kamar mandi.
Aku belum pernah melihat kamar mandi, ketika Steven menyalakan lampu, aku melihat kamar mandinya juga sangat besar, dan yang paling menonjol adalah bak mandi untuk dua orang.
“Ini aku khusus menyuruh orang untuk menghiasnya.”
Steven langsung menempatkan aku ke dalam bak mandi dan mulai membuka pakaiannya satu per satu.
Aku melihat gerakannya dan tiba-tiba mukaku memerah dan jatungku berdebar dengan cepat.
Di kantor Steven kemarin itu dia melakukannya dengan lembut, tetapi kurang menyenangkan, jika aku bilang aku tidak merindukan tubuh Steven maka itu adalah sebuah kebohongan.
Ketika Steven membuka sampai tersisa sepasang celana pendek, aksinya tiba-tiba berhenti, aku memandangnya dengan gelisah, dan mataku tanpa sadar menunjukkan kekecewaan.
“Apakah kamu ingin melepaskan pakaianmu sendiri atau aku yang akan membantumu melepaskannya?"
Setelah berkata, dia mengulurkan tangannya sampai di depanku, hatiku terkaget, dan segera memegang kerah bajuku, tenggorokkan terasa kering dan berkata: “Aku sendiri saja!”
Aku membuka kancing bajuku satu per satu, dan Steven yang terus memandangiku membuat jari-jariku gemetar.
Kancing bagian tengah tidak dapat dibuka, Steven terlihat sangat tidak sabar, dia langsung berbalik badan, dan menggunakan mulutnya membantuku membuka kancingku, janggutnya menyentuh kulitku dan aku merasa gatal, napasnya yang hangat tersembur di dadaku, dan atmosfernya tiba-tiba mencapai titik ekstrem.
Steven menghela napas dan mengulurkan tangannya ke dalam pakaianku: “Biar aku saja! Jika ingin makan sesuatu, lebih baik kita sendiri yang beraksi.”
Kata-katanya mengingatkan aku pada kata-kata Sisi tadi sore.
kulitnya sangat lembut, sepertinya Steven tidak akan kekurangan makanan!
Sesuai dengan makanan di mulutnya, seluruh tubuhnya menjadi panas, dan kulitnya menjadi merah muda, seperti udang yang dimasak.
Steven membantuku membuka pakaianku, dan aku merasakan kepanasan yang ada di empat sudut ruangan ini, pada akhirnya aku menjadi bingung, sampai aku sendiri pun tidak tahun kapan bajuku sudah dibuka semua olehnya.
Hanya bisa membiarkan tangan Steven berkeliaran di tubuhku.
Kali ini, kami berpindah tempat dari kamar mandi ke kamar tidur, situasi pada saat itu sangat panas dan dahsyat.
Tiap kali jika Steven mengkhawatirkan tubuhku, aku akan memeluk pingangnya dengan erat dan menatapnya dengan penuh rasa kesedihan.
Dapat dikatakan bahwa, diriku yang sekarang ini merasa sangat tidak aman, aku dan Steven ditakdirkan untuk bersama hari ini namun tidak lagi besok, maka setiap kali aku berhubungan dengannya aku pasti akan menganggapnya kalau kali itu adalah kali yang terakhir.
Setelah selesai berhubungan, aku memejamkan mataku dengan lelah, dan terdengar suara Steven yang baru saja bangkit dari ranjang.
Aku berbaring diatas ranjang, melihat dia memakai bajunya dengan pelan, dan untuk tidak mengangguku tidur, dia pergi dengan tanpa suara sedikitpun
Dia mengira aku sudah tidur, tetapi dia tidak tahu bahwa aku sedang mengawasinya dari awal dia bangun sampai pergi kemudian menutup pintu.
Pada saat bayangannya menghilang, air mataku terus mengalir keluar dari sudut mataku tanpa henti, aku menutup mulutku untuk tidak mengeluarkan suara, tetapi aku hampir saja tidak bisa bernapas.
Dia sudah pergi, jam sembilan dia datang, dan pergi pada saat jarum jam menuju setengah sebelas, menemaniku selama satu setengah jam.
Semenjak dia pergi, aku menghitung detik demi detik sampai langit pun sudah terang.
Ini menyebabkan aku membawa sepasang lingkaran hitam di mataku saat pergi bekerja di hari berikutnya, sampai bedak pun tidak bisa menutupinya.
Dan yang membuat aku merasa tidak senang adalah ketita aku melihat wanita perut besar itu di kantor.
Maafkan aku karena memanggilnya seperti ini karena aku tidak tahu namanya sejak awal.
“Kamu pergi belikan aku segelas susu.” Wanita itu duduk di sebelah Steven dan menatapku sambil berkata.
“Baik!”
Aku mengangguk kepala, dan berbalik badan pergi.
Ada warung cepat saji di seberang perusahaan kami, aku membeli secangkir susu panas dan bergegas kembali ke kantor.
Baru saja menyerahkannya kepadanya, dia melihat susu yang ada tangannya dan mengerutkan keningnya, dan menatapnya dengan tatapan tidak senang: "Beli dari warung cepat saji?"
Aku mengangguk kepala.
“Tidak mau, aku tidak mau minum yang seperti ini.”
Setelah berkata, dia langsung menaruh susunya diatas meja.
“Kalau begitu, kamu mau yang dari mana?”
“Aku mau yang di beli dari pabrik Baida.”
“Jika pergi ke sana, harus naik taksi selama lebih dari setengah jam, dan sekarang jalannya sangat macet karena sedang jam kerja," aku mengerutkan alisku dan berkata padanya.
“Tetapi aku hanya minum yang di situ, aku ini juga sedang menjaga bayi yang ada di perut, kamu tahu kan bahwa wanita hamil itu harus berhati-hati untuk menjaga bayi mereka, mau tidak mau, kemauannya juga akan lebih banyak banyak.” Wanita itu membelai dan menyentuh perutnya dengan wajah yang lembut.
Aku tidak bisa menahan lagi dan langsung memandang ke arah Steven.
Melihat dia mengerutkan alisnya tetapi tidak menghentikannya, membuat hatiku agak sedih.
Lagipula, aku dulunya juga pernah mengandungi anak dia, namun setelah anak tersebut hilang, Steven baru sadar bahwa pernah ada keberadaan anak tersebut.
Tetapi sekarang, melihat wanita dengan perut yang besar itu di depanku, hati ku tiba-tiba merasakan iri.
Aku tahu bahwa ini tidak baik, mencoba untuk menyembunyikan perasaan ini, lalu mengangguk dan berkata “Baik”, lalu pergi lagi.
Setelah satu jam kemudian, tubuhku penuh keringat dan kembali ke kantor dengan membawa beberapa cangkir susu, sebelum masuk ke dalam kantor, aku mendengar Adit berkata: “Presiden Steven sedang rapat, kamu harus berhati-hati dengannya.”
Setelah berkata, aku harus berhati-hati dengan gerakanku.
Aku membuka pintu dan melihat wanita itu duduk di sofa dengan sebuah majalah di tangannya.
“Susunya.”
“Taruh saja! Aku sekarang tidak ingin minum lagi.”
Api di hatiku tiba-tiba muncul, tetapi aku berkata pada diriku sendiri bahwa dia adalah wanita hamil, bertahanlah.
“Kalau begitu kamu sibuk dulu, aku akan pergi bekerja dulu.” Aku berusaha untuk senyum lalu berdiri dan pergi.
”Linda, berhenti!” Wanita itu tiba-tiba berteriak.
Novel Terkait
Penyucian Pernikahan
Glen ValoraWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiWonderful Son-in-Law
EdrickInventing A Millionaire
EdisonKembali Dari Kematian
Yeon KyeongAsisten Bos Cantik
Boris DreyThis Isn't Love
YuyuPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya