Perjalanan Selingkuh - Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)

“Harus cerai?” Jason menengadah, tatapan matanya seolah ada badai di matanya.

Aku menganggukkan kepala dengan kaku: “Masalah keluarga Demina sudah berlalu, lebih baik kita cerai dulu!”

Jason menatapku dengan gugup, setelah beberapa saat, dia menutup matanya dan tersenyum pahit: “Linda, kamu tahu tidak beberapa hari ini aku sibuk apa?”

Kata-katanya mengejutkan ku.

“Aku membujuk orang tuaku untuk menerimamu kembali, aku juga mengatur perjalanan bulan madu kita, dan mendekor ulang apartemen.”

Kata-kata Jason, membuat hatiku menjadi semakin bersalah.

Jason adalah orang yang paling tidak ingin kusakiti, kalau saja satu orang bisa dibelah menjadi dua, aku rela memberikan satu bagian dari diriku untuk Jason agar tidak mengecewakannya.

Tapi aku tidak bisa, orang itu hanya satu, hati itu juga satu, saat bertemu dengan Steven, sudah ditakdirkan aku tidak bisa lari kisah percintaan ini.

“Aku yang bersalah padamu, aku juga yang mengecewakanmu, maaf!” aku menundukkan kepala, dan hatiku merasa sangat bersalah.

Kalau tahu Jason menyukaiku, apapun yang kulakukan juga tidak akan menarik Jason menikah denganku.

Aku mengira ini hanya sebuah sandiwara, dan Jason malah menganggap ini serius, sekarang meminta cerai dengan Jason, bagaimanapun melihat aku seperti wanita brengsek.

Mata Jason memerah, dia mengepal tangannya dengan erat, nadi di tangannya terlihat jelas, selang berapa lama, mata merahnya menatapku, nada bicaranya menekan amarahnya: “Kamu sudah kembali dengan Steven?”

Kemarin aku baru bersama dengan Steven, paginya Jason sudah tahu, aku tidak menyangka berita ini tersebar dengan sangat cepat.

“Kemarin Sunni kembali ke Jakarta mencari Weni untuk meminta dukungannya, Weni sendiri yang langsung turun tangan, bekerja sama dengan keluarga Himura dalam pengembangan proyek taman hiburan berskala besar salah satu syaratnya, Steven menikahi Sunni.”

Selesai mengatakannya, dia memandangku: “Menurutmu, kamu dengan Steven masih ada harapan?”

Perkataan Jason, membuatku terpukul dan mundur beberapa langkah kebelakang.

Tidak.......mungkin itu tidak benar.

Kalau Steven memang benar menyukai Sunni, dia tidak akan bekerja sama denganku untuk mengirim foto Sunni, dan juga tidak mungkin disaat aku konflik dengan Sunni masih berada dipihakku.

“Tidak mungkin——” Aku menggelengkan kepala, mundur kebelakang memandang Jason.

“Kenapa tidak mungkin? Mereka memang calon suami istri, menikah itu hal yang sangat normal, Linda, kamu harus menerima kenyataan!”

“Sekarang bukankah masih belum sampai pada tahap itu?” aku menengadah menatap Jason.

“Kamu masih mau terus bertahan?” tanya Jason menundukkan kepala memandangku.

“Sunni membunuh anakku, atas dasar apa dia harus hidup bahagia?” apa atas dasar dia putri dari keluarga Demina? Aku tidak ikhlas.”

Aku menggelengkan kepala, mundur satu langkah, dan menggertakkan gigi: “Ada aku, aku tidak akan membiarkan Sunni berhasil.”

Karena informasi ini, membuatku terkejut hingga lupa melanjutkan pembahasan masalah perceraian dengan Jason.

Aku yang kacau kembali ke tempat Sisi.

“Kamu kenapa?” tanya Sisi.

“Ah?”aku baru sadar dari terbengong, menoleh, menatap Sisi dengan bingung.

“Kamu kenapa?” begitu kembali hatimu linglung, dan kemarin malam kamu pergi kemana? Kenapa tidak kembali ke apartemen?”

Setelah itu, tatapan mata Sisi yang mengerti: “Apa kamu dan Jason melewati hari berduaan?”

“Sudah kukatakan, aku dengan Jason itu tidak mungkin.” aku sibuk menjelaskannya.

“Kamu terikat dengan Steven kan?” Sisi menatapku penuh dengan marah.

Wajahku memerah