Perjalanan Selingkuh - Bab 271 Aneh

Berbagai mutiara tersebut langsung menarik perhatianku, jika bukan karena Steven yang menarik tanganku untuk berjalan ke depan, aku bahkan ingin memanjat ke dinding dan mencabut semua mutiara yang ada.

Setelah menyelesaikan perjalanan ini, di depan kami muncul dua cabang perjalanan.

“Mau jalan yang mana ?” Aku menoleh kepala dan bertanya pada Steven.

Steven mengeluarkan ponsel untuk mendeteksi lokasi, namun dikarenakan tempat tersebut tidak memiliki jaringan, sehingga alat deteksi juga tidak berfungsi.

Steven menyalakan lampu ponsel untuk menyinari jejak kaki di lantai.

“Tiga orang masuk ke jalan arah kiri, empat orangnya lagi masuk ke jalan arah kanan.”

“Kalau begitu, Rufin juga tidak tahu harus masuk ke jalan yang mana ?” Aku bertanya pada Steven.

“Seharusnya beberapa orang ini tidak semuanya termasuk bawahan Rufin.”

Steven mengelus dagu sambil merenung.

“Jadi maksud kamu, di dalamnya ada kekuasaan pihak lain ?”

“Seharusnya Rufin diam-diam bekerja sama dengan keluarga lainnya, aku dapat kabar dari pengawal, salah satunya adalah keluarga Wen.”

Steven pelan-pelan menganalisis.

Steven membungkuk badan dan memperhatikan jejak kaki di lantai, pada akhirnya dia menunjuk jalan arah kiri dan berkata :”Kita masuk ke arah ini.”

“Mengapa ?”

“Karena di sini ada jejak kaki Rufin, kita ikuti dia saja.”

Setelah selesai bicara, Steven menggandeng aku dan beranjak ke cabang perjalanan arah kiri.

Awalnya pada saat mulai berjalan aku sangat khawatir, di dalam otakku bahkan muncul berbagai serangan seperti yang ada di dalam film.

Namun ternyata perjalanan kali ini cenderung sangat tenang dan sunyi.

“Ternyata di dalamnya sama sekali tidak ada unsur membahayakan, ketika aku masuk pada barusan, seluruh hatiku sangat cemas.”

Setelah menyadari tidak ada unsur berbahaya yang ada di dalam, rasa waspada di hatiku juga lega kembali.

“Jangan karena ketenangan saat ini sudah mulai merasa lega, jangan-jangan kamu tidak merasa aneh ya ?” Steven berjalan ke sisiku dan bertanya dengan nada ringan.

“Tidak ada.” Aku menoleh dan menatap Steven dengan tampang bingung.

“Sebelumnya kita masih bisa mendengar suara langkah kaki Rufin mereka, tetapi sekarang coba kamu dengar.”

Setelah mendengar kata Steven, aku membungkuk badan dan melekat telingaku pada permukaan lantai, setelah mendengar sejenak, bahkan sama sekali tidak ada suara apapun.

“Jangan-jangan mereka sadar kalau kita sedang membuntuti mereka, jadi sedang tunggu di depan dan bermaksud untuk bertindak terhadap kita ?”

Hatiku mulai merasa cemas, tanpa sadarnya aku menangkap lengan Steven.

“Steven, sepertinya aku ada mencium aroma bunga, apakah kita sudah hampir keluar ?”

Aku menoleh kepala dan bertanya pada Steven.

Namun setelah aku menoleh kepala, aku bahkan tidak dapat melihat keberadaan Steven lagi, tempat ini sangat kosong, seolah-olah hanya menyisakan aku sendiri saja.

“Steven …..”

Barusan Steven masih berada di sisiku, bahkan satu detik sebelumnya aku masih menangkap lengannya, mengapa sekarang tidak melihat keberadaannya ?

“Steven, kamu cepat keluar, jangan bercanda denganku ….”

Aku sangat panik dan mengelilingi di tempat untuk mencari Steven.

Namun tidak peduli bagaimana aku menjerit nama Steven, aku tetap saja tidak mendapatkan balasan apapun dari Steven, seolah-olah di dunia ini hanya menyisakan diriku sendiri saja.

“Steven, kamu di mana ? Jangan menakuti aku.”

Suaraku sudah mengandung nada tangisan, rasa takut di hatiku juga menebar dengan perlahan-lahan.

“Steven, kamu cepat keluar !”

Pada detik ini, aku merasa seperti bertemu hantu ! Aku hanya berharap Steven dapat baik-baik saja dan masih bisa berada di sisiku.

Jangan-jangan Steven sudah berjalan ke depan ?

Dikarenakan tidak dapat menemukan keberadaan Steven, sehingga aku hanya bisa terus berjalan ke depan.

Setelah beberapa menit kemudian, cahaya di depan semakin terang dan menembus melalui pintu gua, tubuhku mulai terasa hangat seiring sinar cahaya tersebut, rasa kesejukan di tubuhku juga menghilang dengan perlahan-lahan.

Di depan mataku muncul sebuah pemandangan yang sangat indah.

Dikarenakan pintu gua berada di pertengahan gunung, sehingga jalan keluar satu-satunya yang terhubung bahkan adalah sebuah jembatan.

Ada berbagai papan yang menyusun jembatan tersebut, namun dikarenakan waktu yang telah lama berlalu, sehingga kayunya juga telah rapuh, orang yang berdiri di atas mungkin saja akan berbahaya, akan tetapi tidak tahu juga bagaimana cara pembuatan jembatan tersebut, karena jembatan ini bahkan sama sekali tidak rapuh.

“Steven, kamu di mana ?”

Aku menjerit pada sekeliling.

Namun tidak peduli bagaimana jeritanku, tetap saja tidak mendapatkan balasan apapun, suaraku bergema di dalam pegunungan, namun tidak ada orang yang memberikan jawaban kepadaku.

Rasa kesepian dan ketakutan mulai memenuhi seluruh lubuk hatiku.

Saat ini aku baru menyadari, apabila tidak ada Steven, seluruh duniaku seolah-olah terpenuhi oleh kesepian dan ketakutan, rasa ketergantungan aku terhadap Steven seolah-olah telah terukir di tulangku, dan tanpa sadarnya telah merasuk ke dalam tulang dan darahku.

“Steven, kamu di mana ?”

Semua ini sangat janggal, dengan sifat Steven, dia tidak mungkin meninggalkan aku sendiri.

Sementara dalam waktu yang begitu singkat, dia tidak mungkin menghilang dengan secepat ini.

Sebenarnya apa yang terjadi ?

Aku tidak habis berpikir, mengapa hal ini dapat terjadi ?

Jangan-jangan salah menyentuh perangkap yang ada dan jatuh ke dalam ruang rahasia ? Di dalam otakku mulai berpikir sembarangan lagi.

Pada akhirnya, aku hanya bisa mengambil ponsel dan menyalakan lampu, kemudian berlari kembali ke arah kedatanganku.

Namun aku merasa hanya dengan jarak perjalanan ratusan meter saja, aku bahkan masih belum bisa kembali ke tempat semula, meskipun sudah berlari hingga setengah jam, perjalanan ini seolah-olah juga tidak bakal berujung.

Aku tidak percaya dengan kejanggalan tersebut dan terus berlari.

Sebenarnya jalan ini tidak panjang, apabila berjalan dengan perlahan-lahan, mungkin belasan menit saja sudah bisa keluar dari gua tersebut. Namun aku tidak menyangka, setelah sekian lama aku berlari, aku bukan hanya tidak bisa menemukan tempat awalnya, malahan juga tidak dapat menemukan cabang perjalanan pada barusan.

Seolah-olah tidak peduli bagaimana aku berlari, aku tetap saja hanya bisa berkeliling di tempat.

Pada akhirnya bahkan kembali lagi ke tempat ini.

Tempat ini benar-benar aneh sekali, semua ini seolah-olah mengandung unsur kejanggalan.

Dikarenakan rasa cemas dan takut di dalam hatiku, sehingga meskipun pemandangan di tempat ini sangat indah, aku tetap saja tidak ada selera untuk menghayati adegan yang ada.

Namun meskipun aku telah berkali-kalinya mencoba, aku bahkan tidak dapat kembali ke tempat semula lagi, solusi satu-satunya hanya bisa terus berjalan ke depan.

Aku berdiri di depan jembatan dan mengulurkan tangan untuk memegang tali, setelah itu aku menginjak kakiku dengan perlahan-lahan.

Pada saat kakiku menyentuh papan kayu jembatan, papan tersebut langsung retak begitu saja, sehingga satu kakiku juga ikut terjatuh ke bawah.

Jika bukan karena sudah memegang tali di samping, mungkin saja seluruh tubuhku akan terjatuh ke dalam perangkap.

Setelah memikirkan unsur tersebut, aku menyimpan kaki yang baru saja ingin melangkah.

Aku merenung beberapa detik sambil menatap jembatan di depan, pada akhirnya aku memutuskan untuk melalui jembatan ini dengan menginjak pada rantai besi. Barusan aku telah mencoba, seharusnya rantai ini bukan terbuat dari besi biasanya, lagi pula rantai besi ini sangat kuat, sehingga dapat menampung seluruh berat badanku.

Asalkan menangkap erat pada rantai besi ini, seharusnya tidak sulit juga apabila ingin melalui jembatan.

Apabila hal ini terjadi pada satu bulan yang lalu, diriku yang berada di saat itu pastinya tidak akan sanggup melakukannya. Namun setelah melatih jurus untuk beberapa hari ini, tingkat kestabilan aku sudah sangat baik.

Meskipun memiliki sedikit kesulitan, namun setelah aku mendapatkan trik untuk berlalu, aku sudah melewati jembatan ini pada belasan menit kemudian.

Ujung dari jembatan tersebut adalah sebuah gua, dan berbeda sama sekali dengan gua sebelumnya.

Gua tersebut jelasnya digunakan untuk menginap, penataan di dalamnya sangat rapi, ada meja dan kursi yang terbuat dari batu, dan juga ada tempat tidur dan berbagai barang kebutuhan.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu