Perjalanan Selingkuh - Bab 271 Aneh
Berbagai mutiara tersebut langsung menarik perhatianku, jika bukan karena Steven yang menarik tanganku untuk berjalan ke depan, aku bahkan ingin memanjat ke dinding dan mencabut semua mutiara yang ada.
Setelah menyelesaikan perjalanan ini, di depan kami muncul dua cabang perjalanan.
“Mau jalan yang mana ?” Aku menoleh kepala dan bertanya pada Steven.
Steven mengeluarkan ponsel untuk mendeteksi lokasi, namun dikarenakan tempat tersebut tidak memiliki jaringan, sehingga alat deteksi juga tidak berfungsi.
Steven menyalakan lampu ponsel untuk menyinari jejak kaki di lantai.
“Tiga orang masuk ke jalan arah kiri, empat orangnya lagi masuk ke jalan arah kanan.”
“Kalau begitu, Rufin juga tidak tahu harus masuk ke jalan yang mana ?” Aku bertanya pada Steven.
“Seharusnya beberapa orang ini tidak semuanya termasuk bawahan Rufin.”
Steven mengelus dagu sambil merenung.
“Jadi maksud kamu, di dalamnya ada kekuasaan pihak lain ?”
“Seharusnya Rufin diam-diam bekerja sama dengan keluarga lainnya, aku dapat kabar dari pengawal, salah satunya adalah keluarga Wen.”
Steven pelan-pelan menganalisis.
Steven membungkuk badan dan memperhatikan jejak kaki di lantai, pada akhirnya dia menunjuk jalan arah kiri dan berkata :”Kita masuk ke arah ini.”
“Mengapa ?”
“Karena di sini ada jejak kaki Rufin, kita ikuti dia saja.”
Setelah selesai bicara, Steven menggandeng aku dan beranjak ke cabang perjalanan arah kiri.
Awalnya pada saat mulai berjalan aku sangat khawatir, di dalam otakku bahkan muncul berbagai serangan seperti yang ada di dalam film.
Namun ternyata perjalanan kali ini cenderung sangat tenang dan sunyi.
“Ternyata di dalamnya sama sekali tidak ada unsur membahayakan, ketika aku masuk pada barusan, seluruh hatiku sangat cemas.”
Setelah menyadari tidak ada unsur berbahaya yang ada di dalam, rasa waspada di hatiku juga lega kembali.
“Jangan karena ketenangan saat ini sudah mulai merasa lega, jangan-jangan kamu tidak merasa aneh ya ?” Steven berjalan ke sisiku dan bertanya dengan nada ringan.
“Tidak ada.” Aku menoleh dan menatap Steven dengan tampang bingung.
“Sebelumnya kita masih bisa mendengar suara langkah kaki Rufin mereka, tetapi sekarang coba kamu dengar.”
Setelah mendengar kata Steven, aku membungkuk badan dan melekat telingaku pada permukaan lantai, setelah mendengar sejenak, bahkan sama sekali tidak ada suara apapun.
“Jangan-jangan mereka sadar kalau kita sedang membuntuti mereka, jadi sedang tunggu di depan dan bermaksud untuk bertindak terhadap kita ?”
Hatiku mulai merasa cemas, tanpa sadarnya aku menangkap lengan Steven.
“Steven, sepertinya aku ada mencium aroma bunga, apakah kita sudah hampir keluar ?”
Aku menoleh kepala dan bertanya pada Steven.
Namun setelah aku menoleh kepala, aku bahkan tidak dapat melihat keberadaan Steven lagi, tempat ini sangat kosong, seolah-olah hanya menyisakan aku sendiri saja.
“Steven …..”
Barusan Steven masih berada di sisiku, bahkan satu detik sebelumnya aku masih menangkap lengannya, mengapa sekarang tidak melihat keberadaannya ?
“Steven, kamu cepat keluar, jangan bercanda denganku ….”
Aku sangat panik dan mengelilingi di tempat untuk mencari Steven.
Namun tidak peduli bagaimana aku menjerit nama Steven, aku tetap saja tidak mendapatkan balasan apapun dari Steven, seolah-olah di dunia ini hanya menyisakan diriku sendiri saja.
“Steven, kamu di mana ? Jangan menakuti aku.”
Suaraku sudah mengandung nada tangisan, rasa takut di hatiku juga menebar dengan perlahan-lahan.
“Steven, kamu cepat keluar !”
Pada detik ini, aku merasa seperti bertemu hantu ! Aku hanya berharap Steven dapat baik-baik saja dan masih bisa berada di sisiku.
Jangan-jangan Steven sudah berjalan ke depan ?
Dikarenakan tidak dapat menemukan keberadaan Steven, sehingga aku hanya bisa terus berjalan ke depan.
Setelah beberapa menit kemudian, cahaya di depan semakin terang dan menembus melalui pintu gua, tubuhku mulai terasa hangat seiring sinar cahaya tersebut, rasa kesejukan di tubuhku juga menghilang dengan perlahan-lahan.
Di depan mataku muncul sebuah pemandangan yang sangat indah.
Dikarenakan pintu gua berada di pertengahan gunung, sehingga jalan keluar satu-satunya yang terhubung bahkan adalah sebuah jembatan.
Ada berbagai papan yang menyusun jembatan tersebut, namun dikarenakan waktu yang telah lama berlalu, sehingga kayunya juga telah rapuh, orang yang berdiri di atas mungkin saja akan berbahaya, akan tetapi tidak tahu juga bagaimana cara pembuatan jembatan tersebut, karena jembatan ini bahkan sama sekali tidak rapuh.
“Steven, kamu di mana ?”
Aku menjerit pada sekeliling.
Namun tidak peduli bagaimana jeritanku, tetap saja tidak mendapatkan balasan apapun, suaraku bergema di dalam pegunungan, namun tidak ada orang yang memberikan jawaban kepadaku.
Rasa kesepian dan ketakutan mulai memenuhi seluruh lubuk hatiku.
Saat ini aku baru menyadari, apabila tidak ada Steven, seluruh duniaku seolah-olah terpenuhi oleh kesepian dan ketakutan, rasa ketergantungan aku terhadap Steven seolah-olah telah terukir di tulangku, dan tanpa sadarnya telah merasuk ke dalam tulang dan darahku.
“Steven, kamu di mana ?”
Semua ini sangat janggal, dengan sifat Steven, dia tidak mungkin meninggalkan aku sendiri.
Sementara dalam waktu yang begitu singkat, dia tidak mungkin menghilang dengan secepat ini.
Sebenarnya apa yang terjadi ?
Aku tidak habis berpikir, mengapa hal ini dapat terjadi ?
Jangan-jangan salah menyentuh perangkap yang ada dan jatuh ke dalam ruang rahasia ? Di dalam otakku mulai berpikir sembarangan lagi.
Pada akhirnya, aku hanya bisa mengambil ponsel dan menyalakan lampu, kemudian berlari kembali ke arah kedatanganku.
Namun aku merasa hanya dengan jarak perjalanan ratusan meter saja, aku bahkan masih belum bisa kembali ke tempat semula, meskipun sudah berlari hingga setengah jam, perjalanan ini seolah-olah juga tidak bakal berujung.
Aku tidak percaya dengan kejanggalan tersebut dan terus berlari.
Sebenarnya jalan ini tidak panjang, apabila berjalan dengan perlahan-lahan, mungkin belasan menit saja sudah bisa keluar dari gua tersebut. Namun aku tidak menyangka, setelah sekian lama aku berlari, aku bukan hanya tidak bisa menemukan tempat awalnya, malahan juga tidak dapat menemukan cabang perjalanan pada barusan.
Seolah-olah tidak peduli bagaimana aku berlari, aku tetap saja hanya bisa berkeliling di tempat.
Pada akhirnya bahkan kembali lagi ke tempat ini.
Tempat ini benar-benar aneh sekali, semua ini seolah-olah mengandung unsur kejanggalan.
Dikarenakan rasa cemas dan takut di dalam hatiku, sehingga meskipun pemandangan di tempat ini sangat indah, aku tetap saja tidak ada selera untuk menghayati adegan yang ada.
Namun meskipun aku telah berkali-kalinya mencoba, aku bahkan tidak dapat kembali ke tempat semula lagi, solusi satu-satunya hanya bisa terus berjalan ke depan.
Aku berdiri di depan jembatan dan mengulurkan tangan untuk memegang tali, setelah itu aku menginjak kakiku dengan perlahan-lahan.
Pada saat kakiku menyentuh papan kayu jembatan, papan tersebut langsung retak begitu saja, sehingga satu kakiku juga ikut terjatuh ke bawah.
Jika bukan karena sudah memegang tali di samping, mungkin saja seluruh tubuhku akan terjatuh ke dalam perangkap.
Setelah memikirkan unsur tersebut, aku menyimpan kaki yang baru saja ingin melangkah.
Aku merenung beberapa detik sambil menatap jembatan di depan, pada akhirnya aku memutuskan untuk melalui jembatan ini dengan menginjak pada rantai besi. Barusan aku telah mencoba, seharusnya rantai ini bukan terbuat dari besi biasanya, lagi pula rantai besi ini sangat kuat, sehingga dapat menampung seluruh berat badanku.
Asalkan menangkap erat pada rantai besi ini, seharusnya tidak sulit juga apabila ingin melalui jembatan.
Apabila hal ini terjadi pada satu bulan yang lalu, diriku yang berada di saat itu pastinya tidak akan sanggup melakukannya. Namun setelah melatih jurus untuk beberapa hari ini, tingkat kestabilan aku sudah sangat baik.
Meskipun memiliki sedikit kesulitan, namun setelah aku mendapatkan trik untuk berlalu, aku sudah melewati jembatan ini pada belasan menit kemudian.
Ujung dari jembatan tersebut adalah sebuah gua, dan berbeda sama sekali dengan gua sebelumnya.
Gua tersebut jelasnya digunakan untuk menginap, penataan di dalamnya sangat rapi, ada meja dan kursi yang terbuat dari batu, dan juga ada tempat tidur dan berbagai barang kebutuhan.
Novel Terkait
Hei Gadis jangan Lari
SandrakoHis Soft Side
RiseStep by Step
LeksGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya