Perjalanan Selingkuh - Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)

"Kamu jangan senang dulu, hal-hal yang kamu lihat barusan pasti tidak boleh sampai tersebar keluar, jika tidak, keluarga Mario tidak akan melepaskanmu." Fuji bagaikan sudah menyiram air dingin ke wajah Sisi.

Senyuman di wajah Sisi perlahan-lahan menghilang.

"Menurutku keluarga Mario saat ini sangat marah sekali dan ingin membuat perhitungan denganku."

"Takutnya keluarga Mario tidak berani."

Saat mereka sedang berbicara, paman Sila berjalan mendekat kearah mereka dengan wajah yang muram, dia menatap Sisi dan mendengus, kemudian berkata dengan dingin : "Kamu ikut denganku sebentar."

Sisi menunduk bagaikan anak kecil yang sudah melakukan kesalahan, lalu dia ikut pergi dengan paman Sila, sebelum dia pergi, dia masih sempat-sempatnya membuat isyarat OK dengan tangannya kearahku disaat ayahnya tidak melihat.

Kelihatannya kali ini Sisi benar-benar merasa yakin tidak akan terjadi apa-apa.

"Bagaimana jika aku mengantarmu pulang?" Saat Fuji mengucapkan hal ini, dia melirik kearah Steven.

Aku melihat Steven dan Sunni bersama, hatiku terasa sakit seperti ditusuk, aku mengangguk dan berkata : "Baiklah kalau begitu, maaf merepotkan, tolong antarkan aku pulang."

Setelah naik ke mobil, barulah Fuji berkata kepadaku : "Evan adalah seorang gay, bahkan dia adalah gay yang menjadi pihak yang dibawah."

"Gay?" aku tidak menyangka akan mendengar informasi yang seperti ini.

"Tetapi bukankah media sering memberitakan kalau Evan sedang dekat dengan artis ini atau artis itu bukan? Setiap hari terdengar gosip tentangnya."

"Itu hanya untuk menutupi kebenarannya, selain itu, yang satu adalah seseorang yang membutuhkan artis wanita untuk menutupi orientasi seksualnya, yang satu lagi adalah seseorang yang membutuhkan Evan untuk menjadi terkenal, mereka mempunyai motif masing-masing, kamu masih percaya kepada berita yang diberitakan oleh media hiburan itu?" tatapan mata Fuji seperti sedang menatap seorang idiot.

Aku langsung menutup mulutku.

Namun begitu aku berpikir tentang pernikahan ini dan teringat kalau dengar-dengar Evanlah yang berkata kalau dia tertarik kepada Sisi, karena itulah dia meminta keluarga Mario untuk melamar Sisi, aku merasa sangat marah.

Untung saja pertunangan ini tidak jadi terjadi, jika tidak, bukankah Sisi akan ditipu mentah-mentah oleh keluarga Mario.

"Bukankah ini namanya keluarga Mario sudah melakukan penipuan? Benar-benar brengsek, selain itu, kenapa Evan harus memilih Sisi?" aku menatap Fuji dengan marah.

"Pria yang saat ini disukai oleh Evan tertarik kepada Sisi, Evan hanya ingin balas dendam kepada Sisi saja." Fuji tertawa.

"Hubungan mereka benar-benar berantakan." Aku berseru kaget.

Namun untungnya Sisi menyadari hal ini, jika tidak, begitu mereka sudah bertunangan, akan tidak semudah itu jika ingin membatalkan pertunangan.

Selain itu, bahkan jika saat itu Sisi membocorkan informasi soal Evan adalah gay, takutnya keluarga Mario akan mendendam kepada Sisi dan sengaja menekan keluarga Sila.

"Kenapa kali ini bisa diselesaikan dengan begitu lancar?" aku masih penasaran dengan prosesnya.

"Sangat mudah, beri obat kepada pria itu lalu kirimkan ke ranjang Evan." Fuji berkata dengan santai.

Cara ini memang benar-benar sederhana dan brutal.

"Banyak hal-hal kotor yang dilakukan oleh orang kalangan atas, namun mereka paling ahli dalam menutupinya dengan berpura-pura tidak terjadi apa-apa, jika hal yang seperti ini terjadi di keluarga lain, maka itu bukan masalah, akan tetapi tidak boleh jika di keluarga Mario, karena mereka mempunyai karir sebagai politikus."

Sebelum aku turun dari mobil, Fuji berkata seperti ini terhadapku.

"Linda, aku tahu, menurut pandanganmu terhadap kami, mungkin kamu merasa hal ini sulit dipercaya, atau mungkin kamu merasa kalau kami tidak berperikemanusiaan, namun itu hanya dilihat dari sisimu saja, jika kamu menerima pengajaran yang sama seperti kami, pemikiranmu juga mungkin akan sama seperti kami, kadang-kadang, kita hanya perlu melihat sesuatu hal dari gambaran besarnya saja, tidak perlu melihat bantuan-bantuan kecil yang menyertainya."

Setelah berkata demikian, dia menatapku dengan tatapan yang mengandung arti yang mendalam.

"Sebenarnya, jika kamu meninggalkan lingkaran sosial ini, mungkin kamu bisa hidup dengan sedikit lebih santai."

Setelah itu, Fuji menutup pintu mobil lalu melambaikan tangannya ke arahku lewat jendela mobil sambil tersenyum, terakhir dia berkata : "Jaga dirimu."

Perkataan Fuji membuatku melamun cukup lama.

Mungkin inilah yang disebut dengan perbedaan konsep! aku tersenyum pahit, akhirnya aku menarik gaunku dan kembali ke hotel.

Saat aku baru saja kembali ke kamar, aku langsung mendapat telepon.

Teleponnya datang dari rumah sakit Farad Nemir itu.

"Halo, apakah anda adalah nona Linda?"

"Ada apa?" aku merasa sedikit aneh, gugatan hukumku dengan Farad sudah selesai, rumah sakit juga sudah melakukan ganti rugi, kasusnya juga sudah selesai, untuk apa rumah sakit masih meneleponku?

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu