Perjalanan Selingkuh - Bab 273 Memecahkan
Secara logika, apabila Lulu dan rombongannya yang masuk terlebih dahulu ke tempat ini, mereka yang membawa peralatan pastinya akan membersihkan lokasi dan menyediakan sebuah jalan kecil.
Namun tempat ini malahan tidak ada jejak demikian, tandanya tidak pernah ada orang yang datang kemari.
“Tidak semua orang sanggup keluar dari halusinasi, mungkin saja mereka juga terjebak di tempat lainnya.” Steven berkata secara langsung.
Hatiku juga semakin lega ketika mendengar kata-kata Steven.
Bagaimanapun rombongan Rufin sangat ramai, meskipun aku dan Steven sudah melakukan persiapan, namun tetap saja tidak memiliki keyakinan seratus persen apabila benar-benar bertarung dengan mereka.
Sementara mengenai hal yang tergantung pada nasib, orang yang tiba terlebih tentu saja akan mendapatkan kemenangan, apabila Rufin mereka yang tiba terlebih dahulu, aku mungkin saja akan mati karena emosi.
Bagaimanapun hampir semua barang yang dimiliki Rufin pada saat ini, semuanya adalah hasil rebutan dan penculikan dari keluarga Demina dan keluarga Himura, dia bahkan melakukannya dengan mengabaikan semua pengorbanan yang ada.
Steven mengeluarkan sebuah mandau dari saku celananya, dia akan membuka jalan dengan menggunakan mandau tersebut apabila bertemu dengan rumput yang menyusahkan.
Pada akhirnya berhasil membuka sebuah perjalanan yang sempit.
“Sekarang bagaimana mencari lagi ?”
Aku pernah membayangkan berbagai adegan, namun tidak menyangka kalau kami akan menemukan adegan seperti ini.
Akan tetapi setelah itu aku merasa wajar juga, bagaimanapun orang luar sama sekali tidak dapat masuk ke tempat ini, cuaca tempat ini sangat baik dan tanahnya sangat subur, wajar saja kalau ada berbagai pohon dan rumput yang bertumbuh.
Bagaimanapun tidak pernah ada orang yang datang kemari dalam waktu ratusan tahun ini.
Setelah melewati perjalanan yang susah, aku langsung merasa aneh.
“Kamu lihat jejak kaki di tanah dan rumput yang telah kamu potong, jelasnya kita pernah datang ke sini, kita sekarang sedang berkeliling di tempat ya ?”
Tempat ini sangat tidak nyaman, selain pohon besar yang menutupi cahaya matahari, rumputnya bahkan juga begitu tinggi, baik melihat ke arah depan maupun belakang, tetap saja tidak dapat menemukan apapun.
Namun saat ini kami malahan tetap berkeliling di tempat, hal ini membuatku merasa sangat cemas.
Steven menarik tanganku dan menghentikan langkah, kemudian mengerut alis dan merenung sesuatu.
“Seharusnya tempat ini ada susunan perangkap.” Steven memperhatikan keadaan di sekeliling dan mengambil kesimpulan.
“Tetapi sudah ratusan tahun berlalu, perangkap ini masih berfungsi ya ?” Aku merasa curiga.
Steven menopang dagu dan memperhatikan sejenak lagi.
“Seandainya adalah perangkap pada ribuan tahun yang lalu, dia harus menggunakan alat bantu apa jika ingin menjalankan perangkap ini ?”
“Dengan batu, ini pasti tahan.” Aku buru-buru berkata, dalam hatiku merasa sedikit sombong dengan tebakan sendiri.
“Seandainya menyusun perangkap dengan batu, pastinya memerlukan bantuan batu, kalau begitu kita seharusnya bukan berada di hutan yang penuh pohon, malahan berada di tempat yang penuh dengan batu.” Steven menatapku sambil tersenyum.
Setelah mendengar kata-kata Steven, aku memperhatikan berbagai pohon di sekeliling, tiba-tiba menyadari sesuatu.
“Berbagai pohon ini pasti sudah lama bertumbuh, jangan-jangan pohon ini adalah alat bantu untuk menyusun perangkap ya ?”
Steven mengangguk dengan puas setelah mendengar hasil analisa aku.
“Kita melihat posisi pohon besar ini dan mengingat di dalam hati.” Steven berkata padaku dengan nada ringan.
Aku mengangguk dan mengeluarkan pensil, kemudian melukis posisi berbagai pohon besar ini beserta sudut pandangku.
Steven mengambil kertas lukisan dan memperhatikan sejenak, kemudian mengambil pensil dan melukis berbagai tempat tambahan, setelah itu mulai memutarkan kertas lukisan.
Pada akhirnya dia berkata padaku :”Ini adalah formasi 5 elemen dan 8 trigram.”
“Kalau begitu bagaimana memecahkan ini ?” Aku mengangkat kepala dan bertanya kepada Steven.
Kedua mataku sudah berbinar-binar ketika menatap Steven, aku tidak menyangka kalau Steven bahkan mengerti ilmu seperti ini, rasa kagum terhadap Steven juga semakin meningkat.
“Aku coba dulu.”
Setelah itu Steven menarik tanganku dan mulai berjalan.
Aku tidak tahu berdasarkan apa Steven melangkah, namun beberapa saat kemudian nafasku sudah terengah-engah. Pada akhirnya, aku dan Steven tetap saja dapat keluar dari hutan yang aneh ini.
Setelah meninggalkan tempat barusan, pemandangan di depan mata langsung menghangatkan hati.
Dikarenakan permukaan tanah sudah tertata oleh batu yang rata, selain berbagai rumput yang bertumbuh dari celah batu, tidak ada halangan lainnya lagi.
Tempat tersebut jelasnya sudah dibereskan oleh seseorang, halaman rumah tidak terlalu kecil dan telah tertata rapi oleh batu, pada kedua sisi susunan batu, ada berbagai tempat terlantar yang telah terpenuhi oleh rumput.
Kelihatannya tempat tersebut adalah tempat yang digunakan untuk menanam tumbuhan, namun dikarenakan jarak waktunya yang telah lama berlalu, sehingga tidak dapat menemukan apapun.
Namun di sini masih ada sebuah rumah yang dibangun dengan batu, tidak tahu juga bagaimana cara pembangunannya, karena rumah tersebut masih sangat kukuh meskipun sudah sekian lama berlalu.
Setelah melihat adegan ini, aku bertanya pada Steven yang ada di samping dengan nada semangat :”Kita sudah tiba di tempat tinggal mereka ya ?”
Steven mengangguk, kemudian menarik tanganku dan berjalan masuk ke dalam rumah batu.
Di luar rumah tersebut sudah terpengaruh oleh cuaca, namun setelah masuk ke dalam, adegan di depan mata langsung menarik perhatianku.
Ada berbagai mutiara bercahaya yang menatah pada bagian plafon dan dinding rumah batu ini, sementara ketika beranjak masuk lagi, di tempat yang akan aku injak ada sebuah karpet yang terletak di lantai.
Kakiku melayang di atas karpet dengan penuh keraguan, pada akhirnya aku terpaksa mengalihkan langkah ke arah lainnya.
Bagaimanapun berbagai barang ini adalah barang peninggalan sejarah, apabila tidak menginginkan barang tersebut, aku masih bisa menyerahkan ke atasan untuk keperluan penyelidikan, seharusnya bisa mendapatkan berbagai barang yang berharga.
Meskipun di dalam rumah tersebut sudah ada debu tebal yang melapisi, namun barang yang tertata kesannya sangat berharga.
Apalagi di tempat ini bahkan ada meja berdandan untuk seorang wanita, dikarenakan cermin di atas meja sudah berkarat, sehingga tidak dapat melihat jelas apa warnanya, sepertinya sama sekali tidak bisa digunakan untuk bercermin lagi.
Sementara Steven sudah mulai membongkar dan mencari barang di dalamnya.
Tanpa sadarnya ada sebuah lukisan di dinding yang menarik perhatianku, di atas lukisan adalah dua orang yang terdiri dari seorang pria dan seorang wanita, interaksi mereka kelihatannya sangat mesra.
Orang yang berada di lukisan jelasnya sedang melatih jurus, satunya sangat serius dalam mengajar, satunya lagi juga sedang belajar dengan serius.
Pada akhirnya, aku bahkan bisa membayangkan sebuah adegan.
Adegan bayanganku adalah seorang pria yang sedang menggenggam tangan wanita, tangan wanita tersebut juga sedang memegang pedang, setelah itu mulai mengajari jurus kepada wanita tersebut.
Gerakan mereka seolah-olah tersusun begitu saja di dalam otak pemikiranku, bagaikan ketika sedang membuka buku kecil secara cepat, berbagai gerakan di dalam buku juga sudah terikat.
Pada akhirnya aku bahkan memungut sebuah ranting pohon dan mulai melambai pada pertengahan udara.
Dunia di sekeliling seolah-olah sunyi dalam seketika, di antara bumi dan langit sepertinya hanya menyisakan diriku saja.
Pada akhirnya aku menghentikan gerakan dan berdiri tegap.
Setelah itu aku baru menyadari bahwa ternyata Steven terus memperhatikan gerak gerik aku.
“Kamu barusan melihat lukisan yang memahat di dinding ?” Steven bertanya padaku.
Aku mengangguk, kemudian Steven lanjut berkata :”Gerakan di lukisan dinding tidak tersusun, lagi pula demi menghindari perhatian orang, mereka hanya melukis di beberapa sudut dinding saja, bagaimana kamu menyusun gerakan ini ?”
“Hanya otomatis merasa kalau gerakannya memang begitu ! Seolah-olah orang di dalam otak pemikiranku memang bergerak seperti ini.”
Seandainya ingin menanyakan perasaan barusan kepadaku, bahkan aku sendiri juga merasa bingung.
Namun aku tidak menyangka kalau aku akan sadar begitu saja pada barusan, berbagai gerakan ini bagaikan telah memahat di dalam otak pemikiranku, aku memungut ranting pohon di lantai secara otomatis dan melatih jurus, rasa seperti ini seolah-olah aku sudah sangat mengenalnya dan sudah pernah melatih berkali-kalinya.
“Ini takdir kamu, kamu harus menghargai dengan baik !”
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaKisah Si Dewa Perang
Daron JayTakdir Raja Perang
Brama aditioSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiPria Misteriusku
LylyCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya