Perjalanan Selingkuh - Bab 273 Memecahkan

Secara logika, apabila Lulu dan rombongannya yang masuk terlebih dahulu ke tempat ini, mereka yang membawa peralatan pastinya akan membersihkan lokasi dan menyediakan sebuah jalan kecil.

Namun tempat ini malahan tidak ada jejak demikian, tandanya tidak pernah ada orang yang datang kemari.

“Tidak semua orang sanggup keluar dari halusinasi, mungkin saja mereka juga terjebak di tempat lainnya.” Steven berkata secara langsung.

Hatiku juga semakin lega ketika mendengar kata-kata Steven.

Bagaimanapun rombongan Rufin sangat ramai, meskipun aku dan Steven sudah melakukan persiapan, namun tetap saja tidak memiliki keyakinan seratus persen apabila benar-benar bertarung dengan mereka.

Sementara mengenai hal yang tergantung pada nasib, orang yang tiba terlebih tentu saja akan mendapatkan kemenangan, apabila Rufin mereka yang tiba terlebih dahulu, aku mungkin saja akan mati karena emosi.

Bagaimanapun hampir semua barang yang dimiliki Rufin pada saat ini, semuanya adalah hasil rebutan dan penculikan dari keluarga Demina dan keluarga Himura, dia bahkan melakukannya dengan mengabaikan semua pengorbanan yang ada.

Steven mengeluarkan sebuah mandau dari saku celananya, dia akan membuka jalan dengan menggunakan mandau tersebut apabila bertemu dengan rumput yang menyusahkan.

Pada akhirnya berhasil membuka sebuah perjalanan yang sempit.

“Sekarang bagaimana mencari lagi ?”

Aku pernah membayangkan berbagai adegan, namun tidak menyangka kalau kami akan menemukan adegan seperti ini.

Akan tetapi setelah itu aku merasa wajar juga, bagaimanapun orang luar sama sekali tidak dapat masuk ke tempat ini, cuaca tempat ini sangat baik dan tanahnya sangat subur, wajar saja kalau ada berbagai pohon dan rumput yang bertumbuh.

Bagaimanapun tidak pernah ada orang yang datang kemari dalam waktu ratusan tahun ini.

Setelah melewati perjalanan yang susah, aku langsung merasa aneh.

“Kamu lihat jejak kaki di tanah dan rumput yang telah kamu potong, jelasnya kita pernah datang ke sini, kita sekarang sedang berkeliling di tempat ya ?”

Tempat ini sangat tidak nyaman, selain pohon besar yang menutupi cahaya matahari, rumputnya bahkan juga begitu tinggi, baik melihat ke arah depan maupun belakang, tetap saja tidak dapat menemukan apapun.

Namun saat ini kami malahan tetap berkeliling di tempat, hal ini membuatku merasa sangat cemas.

Steven menarik tanganku dan menghentikan langkah, kemudian mengerut alis dan merenung sesuatu.

“Seharusnya tempat ini ada susunan perangkap.” Steven memperhatikan keadaan di sekeliling dan mengambil kesimpulan.

“Tetapi sudah ratusan tahun berlalu, perangkap ini masih berfungsi ya ?” Aku merasa curiga.

Steven menopang dagu dan memperhatikan sejenak lagi.

“Seandainya adalah perangkap pada ribuan tahun yang lalu, dia harus menggunakan alat bantu apa jika ingin menjalankan perangkap ini ?”

“Dengan batu, ini pasti tahan.” Aku buru-buru berkata, dalam hatiku merasa sedikit sombong dengan tebakan sendiri.

“Seandainya menyusun perangkap dengan batu, pastinya memerlukan bantuan batu, kalau begitu kita seharusnya bukan berada di hutan yang penuh pohon, malahan berada di tempat yang penuh dengan batu.” Steven menatapku sambil tersenyum.

Setelah mendengar kata-kata Steven, aku memperhatikan berbagai pohon di sekeliling, tiba-tiba menyadari sesuatu.

“Berbagai pohon ini pasti sudah lama bertumbuh, jangan-jangan pohon ini adalah alat bantu untuk menyusun perangkap ya ?”

Steven mengangguk dengan puas setelah mendengar hasil analisa aku.

“Kita melihat posisi pohon besar ini dan mengingat di dalam hati.” Steven berkata padaku dengan nada ringan.

Aku mengangguk dan mengeluarkan pensil, kemudian melukis posisi berbagai pohon besar ini beserta sudut pandangku.

Steven mengambil kertas lukisan dan memperhatikan sejenak, kemudian mengambil pensil dan melukis berbagai tempat tambahan, setelah itu mulai memutarkan kertas lukisan.

Pada akhirnya dia berkata padaku :”Ini adalah formasi 5 elemen dan 8 trigram.”

“Kalau begitu bagaimana memecahkan ini ?” Aku mengangkat kepala dan bertanya kepada Steven.

Kedua mataku sudah berbinar-binar ketika menatap Steven, aku tidak menyangka kalau Steven bahkan mengerti ilmu seperti ini, rasa kagum terhadap Steven juga semakin meningkat.

“Aku coba dulu.”

Setelah itu Steven menarik tanganku dan mulai berjalan.

Aku tidak tahu berdasarkan apa Steven melangkah, namun beberapa saat kemudian nafasku sudah terengah-engah. Pada akhirnya, aku dan Steven tetap saja dapat keluar dari hutan yang aneh ini.

Setelah meninggalkan tempat barusan, pemandangan di depan mata langsung menghangatkan hati.

Dikarenakan permukaan tanah sudah tertata oleh batu yang rata, selain berbagai rumput yang bertumbuh dari celah batu, tidak ada halangan lainnya lagi.

Tempat tersebut jelasnya sudah dibereskan oleh seseorang, halaman rumah tidak terlalu kecil dan telah tertata rapi oleh batu, pada kedua sisi susunan batu, ada berbagai tempat terlantar yang telah terpenuhi oleh rumput.

Kelihatannya tempat tersebut adalah tempat yang digunakan untuk menanam tumbuhan, namun dikarenakan jarak waktunya yang telah lama berlalu, sehingga tidak dapat menemukan apapun.

Namun di sini masih ada sebuah rumah yang dibangun dengan batu, tidak tahu juga bagaimana cara pembangunannya, karena rumah tersebut masih sangat kukuh meskipun sudah sekian lama berlalu.

Setelah melihat adegan ini, aku bertanya pada Steven yang ada di samping dengan nada semangat :”Kita sudah tiba di tempat tinggal mereka ya ?”

Steven mengangguk, kemudian menarik tanganku dan berjalan masuk ke dalam rumah batu.

Di luar rumah tersebut sudah terpengaruh oleh cuaca, namun setelah masuk ke dalam, adegan di depan mata langsung menarik perhatianku.

Ada berbagai mutiara bercahaya yang menatah pada bagian plafon dan dinding rumah batu ini, sementara ketika beranjak masuk lagi, di tempat yang akan aku injak ada sebuah karpet yang terletak di lantai.

Kakiku melayang di atas karpet dengan penuh keraguan, pada akhirnya aku terpaksa mengalihkan langkah ke arah lainnya.

Bagaimanapun berbagai barang ini adalah barang peninggalan sejarah, apabila tidak menginginkan barang tersebut, aku masih bisa menyerahkan ke atasan untuk keperluan penyelidikan, seharusnya bisa mendapatkan berbagai barang yang berharga.

Meskipun di dalam rumah tersebut sudah ada debu tebal yang melapisi, namun barang yang tertata kesannya sangat berharga.

Apalagi di tempat ini bahkan ada meja berdandan untuk seorang wanita, dikarenakan cermin di atas meja sudah berkarat, sehingga tidak dapat melihat jelas apa warnanya, sepertinya sama sekali tidak bisa digunakan untuk bercermin lagi.

Sementara Steven sudah mulai membongkar dan mencari barang di dalamnya.

Tanpa sadarnya ada sebuah lukisan di dinding yang menarik perhatianku, di atas lukisan adalah dua orang yang terdiri dari seorang pria dan seorang wanita, interaksi mereka kelihatannya sangat mesra.

Orang yang berada di lukisan jelasnya sedang melatih jurus, satunya sangat serius dalam mengajar, satunya lagi juga sedang belajar dengan serius.

Pada akhirnya, aku bahkan bisa membayangkan sebuah adegan.

Adegan bayanganku adalah seorang pria yang sedang menggenggam tangan wanita, tangan wanita tersebut juga sedang memegang pedang, setelah itu mulai mengajari jurus kepada wanita tersebut.

Gerakan mereka seolah-olah tersusun begitu saja di dalam otak pemikiranku, bagaikan ketika sedang membuka buku kecil secara cepat, berbagai gerakan di dalam buku juga sudah terikat.

Pada akhirnya aku bahkan memungut sebuah ranting pohon dan mulai melambai pada pertengahan udara.

Dunia di sekeliling seolah-olah sunyi dalam seketika, di antara bumi dan langit sepertinya hanya menyisakan diriku saja.

Pada akhirnya aku menghentikan gerakan dan berdiri tegap.

Setelah itu aku baru menyadari bahwa ternyata Steven terus memperhatikan gerak gerik aku.

“Kamu barusan melihat lukisan yang memahat di dinding ?” Steven bertanya padaku.

Aku mengangguk, kemudian Steven lanjut berkata :”Gerakan di lukisan dinding tidak tersusun, lagi pula demi menghindari perhatian orang, mereka hanya melukis di beberapa sudut dinding saja, bagaimana kamu menyusun gerakan ini ?”

“Hanya otomatis merasa kalau gerakannya memang begitu ! Seolah-olah orang di dalam otak pemikiranku memang bergerak seperti ini.”

Seandainya ingin menanyakan perasaan barusan kepadaku, bahkan aku sendiri juga merasa bingung.

Namun aku tidak menyangka kalau aku akan sadar begitu saja pada barusan, berbagai gerakan ini bagaikan telah memahat di dalam otak pemikiranku, aku memungut ranting pohon di lantai secara otomatis dan melatih jurus, rasa seperti ini seolah-olah aku sudah sangat mengenalnya dan sudah pernah melatih berkali-kalinya.

“Ini takdir kamu, kamu harus menghargai dengan baik !”

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu