Perjalanan Selingkuh - Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)

“Masalah kecelakaan ayahmu, aku sudah pernah bertanya pada orang di kantor polisi kota Langfang dekat rumahku, mereka bekata ayahmu terlihat aneh, terlihat seperti sedang mengejar seseorang.”

Mendengar perkataan Steven aku langsung terdiam, ayah dan ibuku tidak pernah mengatakannya.

“Walaupun keluargaku mengirim orang untuk menjaga ayah dan ibumu, tetapi bagaimanapun juga hanya menjaga, bukan mengawasi, ayah dan ibumu juga tidak menyukai kami terlalu banyak ikut campur masalah mereka, jadi, mengenai masalah ini, aku sangat meminta maaf.”

“Aku tahu.”

Aku sedang berpikir, mungkin, aku tidak memikirkannya dengan baik saat awal.

Begitu menutup telepon, aku membalikkan badanku, lalu langsung melihat keberadaan Jason.

Dengan tatapan sedihnya Jason menatapku, bibirnya tersenyum pahit: “Tidak peduli masalah apapun, orang pertama yang kamu pikirkan selalu dia.”

“Aku.....” aku membuka mulutku namun tidak dapat menjawabnya.

Aku yang berada di hadapan Jason merasa sangat bersalah, perasaan bersalah ini membuatku tidak dapat meresponnya.

Di saat aku kebingungan, Jason tiba-tiba tertawa, seperti biasa dia memegang kepalaku.

“Masalah suster, aku sudah mencarinya, susternya adalah suster rumah sakit dengan peringkat emas, sudah sangat mahir merawat orang, 1 laki-laki 1 perempuan, dua orang dapat saling bergantian berjaga.” Kata Jason kepadaku.

Suster dengan peringkat emas, satu bulan minimal 20 juta, dua orang, 40 juta.

Wow, kalaupun aku bekerja, berdasarkan kemampuanku, mendapatkan gaji 10 juta saja sudah termasuk bagus.

Tapi saat ini tidak boleh berhemat, bagaimanapun kesehatan ayahku adalah yang terpenting.

“Oke, hm, tunggu aku ada uang aku akan kembalikan.” Aku berbicara kepada Jason.

“Kita adalah suami istri, yang kulakukan adalah yang harus kulakukan, jangan bicara masalah mengembalikan dan tidak.” Tatapan Jason terlihat pahit, lalu pergi.

Perkataannya membuat hatiku sedih, kita hanyalah suami istri palsu, sedangkan sandiwara yang dilakukan Jason untuk memalsukan identitasnya, membuatku semakin merasa bersalah.

Pria baik hati, aku menjadikannya sebagai pernikahan keduaku, dan aku pun sangat tidak bertanggung jawab. Aku benar-benar seorang wanita tidak tahu diri.

Saat aku kembali ke kamar ayahku, ibuku sedang menyuapi ayahku sup ayam.

“Biar aku saja!” Aku langsung merebut pekerjaan yang sedang dikerjakan ibuku, lalu menyuapi ayahku.

“Pa, papa saat itu sedang mengejar siapa?”

Aku tidak dapat menahan perkataan itu.

Ayahku begitu mendengarku berbicara, wajahnya langsung berubah memburuk:”aku dan mama mu melakukan segala sesuatu apa kamu harus selalu mengawasinya?”

Perkataannya sedikit membentak marah.

Suasana tiba-tiba berubah menjadi hening, ekspresi wajah ibuku juga tidak baik, ibuku langsung mengambil kembali mangkuk di tanganku sambil menatapku dengan wajah redup: “pergi, pergi, pergi, kamu hanya bisa membuat ayahmu marah.”

Aku bingung, aku tidak menduga pertanyaan sederhana ini membuat ayah dan ibuku kesal.

Sejujurnya, bertahun-tahun ini, aku tidak pernah dapat belajar untuk saling mengerti dengan orang tuaku, hampir setiap aku mengatakan sesuatu, melakukan sesuatu, semuanya tidak disukai mereka, bahkan membuat suasana memburuk.

“Pa, Ma, aku bukannya mengawasi kalian, aku hanya berharap keluarga Steven dapat menjaga kalian.” Aku berkata dengan sedikit perasaan sedih.

“Kami tidak butuh seseorang untuk menjaga kami, kami adalah orang biasa, selama kamu tidak membuat masalah di luar sana, siapa yang akan membahayakan kami?” Ibuku mengatakannya sambil menatapku.

Lalu menarik nafas: “Kamu tidak bisa berhenti? Mana ada rumah mewah yang begitu mudah dimasuki? Kamu tahu tidak, karena kamu, wajahku dan papa mu sudah tidak tahu mau di taruh di mana lagi.”

Perkataan ayah dan ibuku membuatku tidak dapat berkata-kata, karena perasaanku dengan Steven, aku benar-benar merugikan banyak orang yang tidak bersalah, terlebih lagi ayah dan ibuku, yang sudah berkali-kali kubuat lelah.