Perjalanan Selingkuh - Bab 129 Ciumannya (1)

Ketika bangun di pagi hari, aku mengucek mataku yang baru saja bangun, duduk di tempat tidur dan termenung sebentar.

Tiba-tiba aku teringat Jason yang tidur di sofa tadi malam, hatiku agak tidak nyaman.

Karena aku lelah dan ngantuk semalam, dan juga sudah hampir larut malam, aku hanya mengambil selimut untuk Jason, dan aku bahkan tidak mandi, aku kembali ke kamar dan langsung tertidur.

Aku merapikan pakaian, dan rambut longgarku juga tidak disisir. Aku memakai sandal dan berjalan keluar kamar untuk melihat apakah Jason tidur nyenyak.

Ketika aku berjalan ke ruang tamu, aku tidak melihat jejak Jason, hanya selimut terlipat di sofa.

Seharusnya ada di kamar mandi, kurasa. Pada saat yang sama, ada suara menggoreng dari dapur. Aku berjalan ke dapur dan melihat ke dalam, Jason perlahan-lahan menggoreng telur dadar dan di atas meja dapur ada dua mangkuk mie yang barusan dimasak. Ternyata dia bangun pagi-pagi dan dia sangat pengertian untuk menyiapkan sarapan.

Dia tidak memperhatikanku karena menghadap berlawanan arah. Melihat punggungnya yang lebar dan lurus, pikiranku muncul penampilan Steven, aku menepuk diriku sendiri, dan aku meremehkan diriku sendiri, apa yang aku pikirkan di pagi hari.

Tiba-tiba aku tidak tahu bagaimana menyapa dengannya, jadi aku berbatuk “Uhuk” dengan pelan.

Dia mendengar suaraku dan kembali menatapku dengan senyum lembut di wajahnya: "Sudah bangun ya! Selamat Pagi! Kamu tunggu sebentar lagi sudah boleh sarapan."

"Pagi!" Aku membuka mulut dan mengucapkan ‘pagi’.

“Kamu pergi mencuci dulu, setelah itu, kamu sudah bisa makan.” Dia berbalik badan dan terus sibuk.

Aku menjawabnya dan pergi menggosok gigiku.

Aku membersihkan busa pasta gigi dari sudut mulutku, mencuci mukaku dengan air dingin, menatap diriku di cermin, dan ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Jason, kamu layak mendapatkan gadis yang lebih baik.

Setelah sedikit merapikan diriku sendiri, aku berjalan keluar, dan Jason telah duduk di meja, menungguku dengan tenang.

Aku berjalan ke meja makan dan duduk di seberangnya.

"Ada beberapa bahan di lemari es dapur, masih ada mie dan telur, jadi aku memasaknya. Ayo dicoba!" Kata Jason dengan gembira.

Aku tidak banyak bicara, hanya sedikit terpaksa menjawabnya ‘Terima kasih! ’.

Sambil makan mie yang dibuat oleh Jason, aku berpikir tentang Steven. Sebelumnya, dia memintaku untuk menjauhi Jason, tetapi sekarang aku sarapan bertatapan muka dengannya, dan masih di rumahku lagi. Jika dia melihat gambar di depannya dan tahu bahwa aku bersama Jason selama satu malam, apakah dia akan cemburu, atau mungkin dia mengabaikannya saja.

“Steven, apakah kamu akan cemburu?” Aku mengatakan ini dalam pikiranku.

Aku menertawakan diriku sendiri, dia harusnya memiliki reaksi yang terakhir. Di matanya, aku hanya seorang wanita yang datang pergi sesuai perintahnya, dan bagaimana mungkin dia bisa cemburu demiku. Aku bukan Safira yang ada di dalam hatinya. Tetapi hatiku berharap dia akan cemburu, perlakuanku berbeda dengan pikiranku, aku menertawakan diriku sendiri.

Setelah sarapan, aku mengganti baju dan ingin keluar dengan cepat, menggantikan ibu untuk menjaga ayahku, sehingga dia bisa beristirahat.

Ketika aku mau memanggil Jason ‘Ayo pergi!‘, tanpa diduga, dia tiba-tiba berkata:" Apakah ada kotak makanan? "

Ah! ? Hatiku gelisah dan menjawab dengan ragu-ragu, "Harusnya ada, ada apa?"

"Aku rasa bibi dan paman tidak punya waktu untuk sarapan di pagi hari, aku khawatir mereka akan lapar, jadi tadi aku memasak lebih dua porsi, kebetulan bisa dikemas dan dibawakan kepada mereka!" Kata Jason.

Jason, Kamu tidak perlu mengurus semuanya dengan cara ini, meskipun aku bersyukur atas semua yang telah kamu lakukan untukku, tetapi itu juga akan meningkatkan perasaan rasa bersalahku terhadapmu. Aku tersentuh dan sedih secara diam-diam.

Sebenarnya, aku tahu bahwa ibuku akan menyelesaikan sarapannya sendiri, rumah sakit juga memilikinya, tetapi berpikir Ini merupakan niat baik dari Jason, jadi aku mengikutinya.

"Di dapur, aku akan mengemasnya."

Setelah mengatakannya, baru saja mau melangkah, tetapi pikiranku terlintas sesuatu.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu