Perjalanan Selingkuh - Bab 208 Kemenangan

“Yang asli tidak bisa dipalsukan, yang palsu tidak bisa dibuat asli, kami percaya hukum akan memberi kita keadilan.”

Saat ini, Siro, Lulu dan Sunni mereka bertiga turun dari mobil.

Mereka bertiga berdiri bersama, tampak seperti satu keluarga, kita berenam saling berhadapan, dengan sedikit niat untuk berperang.

Para wartawan berlarian ke arah Siro, mengajukan pertanyaan yang lebih sulit dan aneh.

Karena para wartawan ini sebelumnya sudah mendapatkan kabar, jadi pertanyaan yang diajukan saat ini, langsung menyudutkan hal yang coba disembunyikan Siro.

Terutama ketika di tanya masalah hubungan Siro dengan Lulu, Siro tersipu malu tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.

Ketika saatnya tiba, sederet orang berjalan masuk ke pengadilan.

Siro, Lulu dan Sunni berdiri di tempat tergugat.

Weni mengundang pengacara dari keluarga Demina untuk berdiri di pengadilan dan bersilat lidah dengan pengacara yang diundang oleh Siro.

Hingga pada akhirnya mengeluarkan sejumlah bukti.

Ada tes DNA Lulu dengan Sino dan Sunni, dan ada juga tes DNA untuk kedua anak yang tinggal di luar negeri, dan beberapa foto kehidupan mereka berdua tinggal di luar negeri.

Setelah bukti ini dikeluarkan, pengacara dari pihak lawan kalah, wajah Siro berubah menjadi putih pucat.

“Bukti-bukti ini membuktikan terdakwa dan Lulu sudah selingkuh sejak lama, bahkan sejak klien kami hamil, dia sudah mengkhianati keluarga ini, mereka berdua bahkan melahirkan seorang putra di luar negeri, secara emosional ini memberikan pukulan besar kepada klien kami, dan yang lebih keterlaluan lagi, Siro menggunakan anak perempuannya sendiri yang tidak sah untuk berpura-pura menjadi anak perempuan klien kami, dan menipu seluruh pemegang saham yang ada di perusahaan, dan membawa lari benda pusaka keluarga Demina, sebuah giok keselamatan yang sangat indah……”

Pengacara mengatakannya dengan penuh emosi, terutama ketika mengatakan masalah gangguan mental yang disebabkan oleh pengkhianatan diriku kepada Weni, banyak orang di sekitar mulai merasa kasihan pada Weni.

Di momen ini, di tambah dengan bukti yang sudah dikumpulkan Steven sejak awal, membuat mereka tidak bisa melawan.

“Yang paling penting adalah mereka bekerja sama menipu semua saham keluarga Demina dan sekarang klien kami ingin meminta kembali saham tersebut dan membagi aset yang ada di antara mereka berdua, karena hal ini menyebabkan gangguan mental pada klien kami dan meninggalkan trauma mental yang hebat, semoga pengadilan dapat menilai dan memutuskan kala itu klien kami cerai dengan terdakwa dan mengambil kembali aset milik sendiri.”

“Aku ingat rumah sakit pernah mengatakan, kondisi mental Nyonya Demina tidak sadar! Dan penjaga Nyonya Demina sekarang adalah tuan Siro.”

“Tidak——aku sekarang sangat sadar, dan bercerai atas kemauan sendiri.”ucap ibu tiba-tiba.

Setelah perdebatan panjang, tanpa di duga kami memenangkan persidangan ini.

Sangat disayangkan bukti penculikan Sunni pada diriku tidak cukup kuat, dan masalah ibuku yang dicelakai hanya spekulasi, sampai saat ini tidak ada bukti yang bisa membuktikannya.

Tapi melihat masalah kesadaran ibuku Weni, Siro yang ada di depan terkejut sampai kedua matanya hampir melompat keluar.

Hingga pada akhirnya, di bawah pertanyaan agresif pengacaraku, mereka kalah telak.

Hingga akhirnya aku membawa ibu dan Steven keluar dari pengadilan dengan wajah sumringah, seolah telah memenangkan sebuah pertempuran.

Para wartawan yang telah lama menunggu di luar mengerumuni, kami dikelilingi hampir tidak ada ruang.

Kali ini yang menghadapi para wartawan adalah ibuku, Weni.

Masalah ini, dari awal hingga akhir, dialah yang paling terluka, hingga penggugat kali ini juga ibuku.

“Bersikap adil dan penuh perhatian dari hati, jangan kira dengan menyembunyikannnya sudah bisa mendapatkan apa yang diinginkan, kebohongan tetaplah sebuah kebohongan, pada akhirnya tetap akan terkuak, semoga pasangan suami istri yang ada di dunia bisa lebih tulus, jangan terlalu perhitungan, perbanyak kejujuran.”

Wajah Weni membawa senyuman santai, dan dengan tenang menghadapi para wartawan.

Dibandingkan dengan sebelumnya, kali ini dia tidak begitu galak, dan lebih banyak kelembutan.

Ketika Siro membawa Lulu keluar lewat dari sini, dia memandang kemari dengan tatapan kebencian dan keengganan seolah ingin memakan orang.

Setelah merencanakan dengan cermat untuk waktu yang lama, tidak di sangka pada akhirnya kembali ke pra-pembebasan.

Takutnya Lulu dan Siro hati mereka sekarang masih belum bisa tenang!

Apakah begini saja sudah tidak sanggup menerimanya? Semua ini tidak lain baru saja di mulai.

Kemunculan Siro dan lainnya, menarik banyak perhatian para wartawan.

Terutama akhir-akhir ini Sunni sering menunjukkan wajahnya, membangun image perempuan polos dan baik.

Tapi kali ini begitu identitas Sunni sebagai anak diluar nikah terekspos, banyak tatapan orang lain kepadanya berubah.

Sunni tidak menyangka perbedaan tatapan publik dari seorang tuan putri menjadi anak diluar nikah akan begitu besar, hingga akhirnya dia tidak bisa menahannya, dan langsung meneteskan air mata naik ke mobil.

Tindakan yang di lakukan Sunni benar, sekarang tidak membuat pembelaan adalah cara yang terbaik.

Melihat Lulu bertatap-tatapan dengan Weni, yang tidak tahu pasti akan mengira Lulu yang lugas adalah istri sah.

“Dasar sampah belum pernah melihat apapun, kalau kamu menyukai Siro yang tidak berperasaan, ambil saja!”

Ketika mengatakan kata-kata ini, Weni meluruskan dadanya, wajahnya sekali lagi menunjukkan ekspresi seorang wanita kuat yang menopang keluarga Demina.

Bersih dan rapi, melakukan sesuatu dengan tegas dan efisien.

“Weni, jangan senang, dasar kamu penyihir tua yang tidakdiinginkan orang, suatu hari nanti aku akan membuatmu tidak memiliki apa pun.”

Aku berdiri di depan ibuku dan menatapnya dengan sinis: “Lebih baik kamu jaga dirimu terlebih dahulu!”

“Kalian tunggu saja.”

Sebelum pergi, Lulu meninggalkan tatapan ganas, menghentakkan sepatu heels nya lalu berbalik badan pergi.”

“Hari ini pulang ke rumah harus merayakannya dengan baik.”

“Sudah seharusnya, namun, dalam perjalanan pulang kita kali ini mampir ke kuburan kakek, agar kakek bisa beristirahat dengan tenang di surga.”

Saran ibuku, Weni.

“Ok.”

Sekarang serangan balik kepada mereka baru saja dimulai secara bertahap, orang semacam ini, tidak cukup menyenangkan jika menjatuhkan mereka dengan tongkat, menghancurkan sedikit demi sedikit harapan mereka, menghancurkan fantasi mereka, bahkan merebut kembali setiap barang yang ada di tangan mereka satu per satu, ini baru siksaan terbesar bagi mereka.

Sesampai di rumah, aku merapikan bukti-bukti di pengadilan.

Lalu memposting satu per satu, dan juga memposting kisah kelam Sunni yang telah diselidiki sebelumnya.

Pembaca postingan ini terus meningkat tanpa henti.

Lalu diteruskan, sekali diteruskan sebanyak ratusan kali, lebih cepat dari yang aku bayangkan.

Kurang dari setengah hari, berita ini sudah menjadi berita utama.

Kisah tuan putri Sunni yang menjadi pusat perhatian sebelumnya, dirinya menjadi tenar, tapi sekarang, setelah informasi ini tersebar keluar, itu benar-benar sangat memalukan.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu