Perjalanan Selingkuh - Bab 239 Naik Gunung
Mengatakan, aku juga bangun dan memakai baju, mau ikut pergi dengan Steven.
Steven menghadangku: “Kamu tenang saja, aku sendirian malah lebih aman.”
Namun aku tidak percaya perkataannya.
Melihat pandangan mataku yang khawatir, Steven dengan suara ringan di samping telingaku berkata: “Aku dulu belajar satu teknik khusus pandai menyembunyikan jejak, ini belajar dari pengawal rahasia ibuku, dan mataku bisa melihat baranng di kegelapan, bagiku, mereka ada di tempat terang, aku di tempat gelap, menurut yah!”
“Apa tidak bisa besok baru pergi?”
Aku masih khawatir dengan Steven, luka di lengannya masih belum sembuh, kalau berkelahi pasti tidak bisa mengerahkan kekuatannya.
“Aku malah mau lihat malam-malam apa yang mereka lakukan.” Steven dengan mata yang berat, nada suara yang dingin.
Aku tahu Steven selalu keras kepala, tentang hal yang sudah diputuskan oleh pria itu tidak akan bisa tergoyahkan.
Dengan pikiran dan mata yang bimbang aku mengantar Steven pergi, baring di atas ranjang bolak-balik tidak ada keinginan untuk tidur sedikit pun, hati dipenuhi dengan khawatir.
Asal memejam mata, dalam otakku bisa muncul banyak sekali adengan, tidak sedikit semua adalah gambaran Steven terluka, gambaran ini mengejutkanku lebih tidak berani baring lagi.
Semakin lama, hatiku semakin khawatir.
Aku dengan mata terbuka menunggu sampai langit sudah hampir terang, setelah ayam berkokok, Steven dengan dibungkus embin kembali ke kamar.
Aku segera maju memeriksa badan Steven, melihat badnanya tidak ada luka tambahan, dalam hati baru lega.
Steven melihatku, kasihan mengelus mataku: “Semalaman tidak tidur yah?”
Aku tidak menjawab, melihat mata pria itu, air mata yang sedih hampir saja menetes.
“Besok-besok jangan melakukan hal yang beresiko lagi, aku sungguh sangat takut, sangat mengkhawatirkanmu.” Berkata, nada suaraku tersumbat oleh air mata.
Steven memelukku, dengan wajah yang kasihan melihatku, satu tangan dengan maja menyentuh rambutku yang panjang: “Lain kali tidak akan lagi.”
“Kamu lihat lingkaran hitam di bawah matamu sudah meraja, mata juga merah, kalau kamu ingin menangis, sepasang mata ini takutnya bisa rusak.”
“Kalau begitu kamu jangan pergi melakukan hal yang beresiko, kamu tidak tahu, aku semalaman tidak tidur.”
Wajah Steven dipenuhi kepenatan: “Sewaktu keluar rumah terlalu terburu-buru. Lupa bawa ponsel, tapi kali ini aku tidak kelihatan oleh mereka.”
Pria itu perlahan mengganti topik pembicaraan, bercerita tentang tempat peninggalan aliran Yun Yin.
Steven menerka di tangan mereka mungkin mendapatakn suatu info, jelas ada satu tujuan untuk menggali dan menemukan sesuatu di reruntuhan.
Aku sangat tertarik mendengarnya, hati ikut turun dan naik dengan perkataannya.
Ingin sekali rasanya sekarang juga langsung pergi mencari rahasia yang tertinggal di sana.
“Sekarang langit sudah terang, pergi lihat tempat apa yang mereka gali, lihat masalah ini apa ada bisa terangkai jadi satu.” Nada suaraku semangat melihat ke Steven.
Steven dengan nakal menggunakan tangan menyentil ujung hidungku: “Kamu sudah semalaman tidak tidur, nanti di atas gunung kamu bisa tidak ada tenanga, lebih baik tidur dan istirahat sebentar dulu saja!”
Mengatakan, pria itu menggendongku, lalu langsung meletakkanku ke atas ranjang.
“Aku tidak mau tidur, aku tahu sebentar lagi kamu pasti mau pergi.” Aku mencibir mulut, dengan maja melihat Steven.
Steven menghela nafas, baring di sampingku: “Sebelum aku datang sudah mengatakan hal ini dengan kakek ketiga, sekarang aku akan dengan sepenuh hati menemani kamu tidur.”
Mendengar perkataan Steven, aku baru tenang.
Tidur kali ini, aku langsung tertidur sampai siang, saat aku bangun Steven masih ada di sebelahku, tapi setelah aku membuka mata pria itu sudah terbangun.
“Waktunya bangun, kakek ketiga tahu kamu semalam tidur larut malam, tidak memanggilmu, tapi ketika siang hari, kita mau pergi makan ke rumah kakek ketiga.”
Mengatakan, pria itu turun dari ranjang mencari baju untuk aku pakai.
Dari koper mengambil keluar satu setel baju dia meletakkannya di atas ranjang, lalu langsung menggendongku dan menggantikan bajuku.
Aku masih setengah sadar, terserah Steven mau bagaimana mengaturku.
Tunggu aku dan Steven bangun dan juga selesai merapikan diri, lalu pergi ke tempat kakek ketiga sana.
Siang hari, selesai makan siang kakek ketika baru dengan wajah yang serius mengatakan ke kami: “Setelah kalian memberitahuku, aku pagi tadi membongkar seputaran buku peninggalan yang ada di rumah, juga mengabungkan hal yang dulu kecil dengar dari leluhur, baru teringat beberapa info.”
“Info apa?” Steven terus memandangi kakek ketiga bertanya.
Aku juga dengan wajah yang gelisah melihat ke pria itu, mungkin info ini ada hubungannya dengan sekomplotan orang itu.
“Setiap aliran memiliki ruangan rahasia, di sana bisa disimpan beberapa harta karun aliran tersebut, atau semua rahasia ketentaraan, aliran Yun Yin juga tidak terkecuali, tapi dulu beberapa orang itu membongkar dan memutar balik juga tidak menemukan ruangan rahasia tersebut, lalu marah kepalang saja membakar bersih tempat ini.”
“Kebakaran besar itu, bahkan membakar mati anak yang masih terbungkus kain bedung, sungguh sangat menyedihkan sekali.” Kakek ketiga berkata sambil menggeleng, dengan wajah yang bersimpati.
“Tapi bukannya aliran Yun Yin menyimpan barang-barang itu di tempat suci?” Aku melihat dan bertanya ke kakek ketiga.
“Barang-barang yang ada di tempat suci itu adalah sumber utama aliran Yun Yin, harta yang paling berharga, tapi ruang rahasia di sini tidak sama, hanya beberapa barang berharga biasa, digunakan sama seperti sebuah gudang saja.”
Berkata sampai di sini, pria itu menyipitkan mata, seperti sedang memikirkan sesuatu melihat ke jalan gunung yang tidak jauh itu berkata: “Tapi, kalau menyebut tentang harta karun aliran Yun Yin punya harta karun yang tidak terhitung, satu barang yang biasa juga bisa menandingi barang berharga di dalam kerajaan, semuanya adalah barang berharga yang sulit ditemukan di dunia.”
Wajahnya mengandung rasa bangga, merasa bangga hati terhadap keluarga semarganya.
“Aku ingin naik gunung lihat.”
Akhir-akhir ini aku sudah mendengar tidak sedikit hal-hal mengenai aliran Yun Yin dari Steven dan Weni, tidak bisa menyangkal, hal-hal itu lebih seperti legenda saja, sampai di sini, aku tentu saja ingin pergi melihatnya sendiri.
“Baik kalau begitu, baru selesai makan, kebetulan mencerna makanan, aku dan kalian pergi sama-sama.”
Mengatakan, kakek ketiga berdiri, bersiap berjalan keluar.
“Jalan gunung sana tidah mudah untuk jalan, apa kamu sungguh mau pergi?”
Aku sudah lihat gunung itu, memang tidak kecil, mau naik ke sana, sungguh perlu menghabiskan tidak sedikit tenaga, gadis muda seperti aku ini saja agak takut tenaga sendiri tidak mendukung.
“Beberapa tahun ini, aku setiap hari pergi berkeliling, juga bisa dibilang sudah melatih diri, kamu tidak lihat, badanku sehat seperti ini, itu karena setiap hari memanjat sana sini.”
Selesai berkata, langkah kaki yang berangin berjalan keluar.
Aku dan Steven buru-buru mengikuti, sudah berjalan setengah jam di jalan gunung ini, menoleh melihat Steven dan kakek ketiga memang sepertinya tidak apa-apa, tapi aku dari tadi sudah capek sampai mendengus.
Kakek ketiga melihatku: “Safira, kamu besok-besok perlu melatih diri yang baik! Kita keluarga Demina yang menjadi kepala harus bisa bela diri dan berpendidikan!”
“Tenagaku sudah meningkat dengan kecepatan tinggi.” Setelah dengan sangat sesak mengatakan selesai, aku pun bertanya ke mereka: “Masih berapa lama lagi sampai.”
Siapa sangka, Steven malah terus melototi batu besar di bawah dan melamun.
“Ada apa?” Aku penasaran melihat dengan mengikuti sorotan matanya, menemukan bahwa batu di atas kakinya terukir corak, meski sudah lama sekali, corak itu masih sangat jelas sekali.
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanIstri ke-7
Sweety GirlMy Charming Lady Boss
AndikaIstri Pengkhianat
SubardiAdieu
Shi QiMy Secret Love
Fang FangPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya