Perjalanan Selingkuh - Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling

Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling

Steven sudah menunjukkan dengan sangat jelas kalau dia tidak suka aku berhubungan dengan Jason, tetapi tiba-tiba saja aku keluar dari dalam kamar Jason, dia pasti mengira aku hanya berpura-pura patuh kepadanya.

"Kau dan Steven tidak cocok sama sekali, lebih baik kau segera tinggalkan dia!" saat ini Jason berusaha membujukku.

Hatiku sangat sakit, ditambah ucapan Jason, pelaku utama yang membuat Steven salah paham padaku, aku menoleh dan menatapnya dengan dingin : "Jason, aku pernah bilang, kelak anggap saja kita adalah orang asing."

Tatapan mata Jason terhadapku terlihat sedikit terluka, dia tertawa pahit dan berkata : "Baiklah kalau begitu."

Setelah selesai berbicara, dia berbalik dan kembali ke kamarnya.

Aku berdiri di depan pintu, tidak lama kemudian bertemu dengan Steven yang membawa dokumen keluar dari dalam kamar.

Dia bahkan tidak melihatku sedikitpun, langsung ingin pergi, aku segera mengejarnya dan menahan tangannya : "Steven, kau dengarkan aku sebentar."

"Lepas!" Steven melihat tanganku dan membentakku dengan dingin.

Ini pertama kalinya aku tidak menuruti perkataannya, sebaliknya aku memegangnya semakin erat : "Dia yang memaksa dan menarikku untuk masuk ke dalam kamarnya, aku benar-benar tidak ada hubungan apapun dengannya."

"Kau tidak perlu menjelaskan apapun kepadaku."

Steven berkata dengan dingin, lalu langsung pergi begitu saja, dia juga tidak peduli apakah aku masih menarik tangannya.

Aku hampir jatuh karenanya, setelah itu, aku buru-buru berlari mengikutinya.

"Tentu saja aku harus menjelaskannya kepadamu, bagiku kau sangat penting, lebih penting dibandingkan siapapun." aku mengejar langkahnya dan berkata.

Steven tiba-tiba berhenti lalu menoleh ke belakang, memandangku dengan tatapan yang sulit ditebak.

Dia melihatku dengan sangat serius, tatapannya membuat hatiku berdebar-debar.

"Jangan jatuh cinta kepadaku." Dia melihatku dan tiba-tiba berkata seperti itu.

Perkataannya itu seperti sebuah palu yang seketika memukulku jatuh ke dalam jurang yang dalam.

Aku memaksakan sebuah senyuman yang bahkan lebih jelek dibandingkan tangisan : "Aku tahu, aku ingat janjiku, tidak membicarakan cinta, tidak membicarakan uang."

Waktu aku mengucapkan perkataan ini, aku bisa merasakan bahwa hatiku sedang berdarah, bahkan bernafas saja juga sangat sakit sekali.

"Uang, aku bisa memberikannya, tetapi perasaan, aku tidak bisa."

Setelah mendengarnya, tanganku tanpa sadar terlepas dengan sendirinya, Steven dengan langkah yang lebar pergi dari sana.

Setelah aku tertegun sebentar, sedetik kemudian aku mengikutinya lagi dengan berlari-lari kecil.

Sebelum Steven naik ke atas mobil, aku memegang pintu mobil dan berkata : "Direktur Steven, hari ini aku sudah mulai kembali bekerja."

"Naik!"

Steven bergeser ke samping, aku langsung duduk di sampingnya.

Di sepanjang perjalanan, di dalam otakku terus menggemakan perkataan Steven tadi, pikiranku sangat kacau.

Sebenarnya dari awal aku sudah tahu akhirnya bagaimana, hanya saja aku terus membohongi diriku sendiri, ada kalanya wanita itu sangat bodoh, jelas-jelas tahu hasil akhirnya bagaimana, tetapi asalkan prianya belum mengatakan hal itu dengan mulutnya sendiri, maka dia tetap terus membohongi dirinya sendiri.

Sedangkan perkataan Steven sekali lagi menghancurkan imajinasiku dan menunjukkan kenyataan yang kejam.

Setelah aku kembali ke perusahaan, aku sekali lagi bertemu dengan wanita yang sedang berperut besar itu.

Dibandingkan waktu itu, perutnya terlihat semakin besar, kelihatannya sudah 8 bulan, setelah dia melihat Steven, dia segera menempel kepadanya.

Setelah aku melihat mereka masuk ke dalam kantor, aku berbalik dan mencari Adit.

Ada wanita itu di sini, sebaiknya aku bersembunyi sejauh mungkin darinya, aku terus berada di samping Adit, sambil belajar, sambil membantunya merapikan dokumen.

Saat aku keluar untuk ke kamar mandi, kebetulan bertemu lagi dengan wanita itu.

Setelah dia melihatku, wajahnya sekilas terlihat dingin, dia berjalan ke arahku dan bertanya : "Kenapa kau datang lagi? Bukankah aku menyuruhmu keluar dari perusahaan?"

Aku tersenyum mengejek kepadanya : "Kita adalah pengganti orang yang dicintainya, kau dan aku siapa yang lebih tinggi derajatnya?"

Wanita itu mendengar perkataanku, dia tertegun dan menatapku, lalu dia terlihat tenang kembali, melihatku dengan pandangan menghina : “kalau wanita itu mati, karena aku sekarang mengandung anaknya, sudah mendapatkan pengakuan dari keluarganya, aku berhak untuk berdiri di sisinya."

Betul sekali! Apa yang dapat dia andalkan jauh lebih banyak daripada aku, tetapi bagaimana ? Aku tidak ingin melepaskan Steven.

Karena kami berdua adalah pengganti, kalau begitu, biarkan aku yang barang palsu ini bermimpi saja, jika aku tidak berusaha dan menyerah begitu saja, setelah dipikir-pikir aku merasa sangat tidak rela.

"Ayo kita bersaing dengan adil."

Wanita ini kelihatannya sangat sombong, sebenarnya dia sama sekali tidak percaya diri, jika tidak, dia tidak akan terus-menerus memaksaku meninggalkan perusahaan.

"Bersaing secara adil, memangnya kau pantas?" wanita itu tersenyum dingin.

Lalu dia mendekat ke telingaku dan berbisik : "Jika aku ingin membuatmu keluar dari permainan, itu sangat mudah."

Sebelum aku mengerti apa maksud dari perkataannya, tiba-tiba dia sudah menarik tanganku dan menarikku ke arahnya, lalu dia jatuh ke lantai.

"Ahhhh" setelah itu terdengar jeritannya, orang-orang di kantor langsung berlari masuk.

Aku benar-benar tercengang, hatiku dialiri hawa dingin, ternyata dia menggunakan cara ini untuk menjebakku.

Yang ada di perutnya itu adalah anaknya! Dilihat dari besarnya, sepertinya dia sudah mau melahirkan.

Wanita ini masih lebih kejam dibandingkan Ling Ling.

"Oh Tuhan! Dia berdarah, cepat antar dia ke rumah sakit."

Ada orang yang melihat darah yang mengalir keluar dari bawah perut wanita itu, dia sangat kaget sampai segera berteriak.

"Aku pergi menghubungi presdir."

Tiba-tiba orang-orang di sini mulai panik, mereka semua pernah melihat wanita ini berada di samping Steven, tentu saja semua orang tahu kalau mereka memiliki hubungan yang spesial, takutnya jika terjadi masalah kepadanya, maka presdir akan menyalahkan mereka.

"Anakku, anakku."

Wanita berperut besar itu memeluk perutnya dan menangis tersedu-sedu, air matanya terus mengalir keluar, kelihatannya sangat sedih.

"Presdir sudah datang." tidak tahu siapa yang berteriak itu.

Semua orang membuka jalan untuknya, Steven masuk ke dalam, saat dia melihat wanita yang berbaring di sana, dia mengerutkan keningnya lalu segera membungkuk dan mengulurkan tangannya untuk mengangkat wanita itu dari atas lantai.

Setelah itu dia langsung berjalan ke arah lift.

Aku berdiri terdiam di sana, di pikiranku hanya tersisa satu hal, aku sudah tamat.

Mungkinkah ada orang yang akan percaya kepadaku? Mungkinkah?

Bahkan diriku sendiri merasa tidak akan mungkin ada orang yang percaya kepadaku, siapa yang akan menyangka bahwa wanita itu bisa menggunakan anak di dalam perutnya untuk menjebakku, kecuali orang itu sudah gila.

Terlebih lagi, anak itu jelas-jelas adalah pion yang digunakan wanita itu, bagaimana mungkin dia bisa berbuat seperti itu?

Apakah hanya untuk menjebakku? Aku sehebat apa sampai-sampai bisa membuat dia menggunakan nyawa anaknya untuk menjebakku?

Steven pergi ke rumah sakit, sampai sekarang masih tidak ada kabar, dari tadi aku merasa sangat cemas, Adit berulang kali bertanya kepadaku apa yang terjadi.

Aku tidak tahu harus menjawab apa.

Aku hanya bisa menatap dengan pandangan kosong, saat Adit menerima telepon dari Steven, aku baru sedikit bereaksi, aku bertanya kepadanya : "Bagaimana keadaan wanita itu?"

"Anak Kinara terlahir prematur, beratnya 2.1 kg, sekarang sudah dimasukkan ke dalam inkubator." Adit berbicara dan melihatku.

Saat ini aku baru tahu kalau wanita itu bernama Kinara.

"Direktur Steven bilang apa?" aku melihat Adit dan bertanya kepadanya.

"Menyuruhmu untuk pulang dulu dan istirahat beberapa hari." Adit melihatku dengan ekspresi canggung.

Istirahat beberapa hari? Aku tahu, ini sudah merupakan hukuman yang paling ringan, tetapi hatiku masih merasa sangat sakit, sampai-sampai hampir tidak bisa bernapas.

Dampak hari ini sangat besar bagiku, aku tidak mengerti, kenapa bisa tiba-tiba berubah menjadi seperti ini, lebih tidak mengerti, kenapa Kinara bisa berbuat seperti itu.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu