Perjalanan Selingkuh - Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri

Fuji memang hebat perhitungannya.

Tetapi kalau Steven Himura dan Fuji tidak dapat menghubungi aku, seharusnya bisa menebak, tetapi masalahnya tidak tahu dimana posisi tempat ini, dan tidak tahu apakah mereka dapat menemukan tempat ini.

Namun, dalam hatiku tidak begitu yakin, kalau mereka sudah ada persiapan, mau menemukan aku memang ibarat mencari jarum di dalam laut.

Ketika berpikir sampai titik ini, hatiku semakin berat rasanya.

Di sekelilingku gelap gulita, sunyi dan hanya dapat mendengar suara burung bernyanyi yang sesekali terdengar di luar.

Ini seharusnya di pinggiran kota, dan pinggiran kota yang masih jauh dari desa, tetapi jika ini pabrik tua yang tidak terpakai, seharusnya berdekatan dengan pinggiran jalan.

Tetapi, dari ukuran jarak perjalanan yang di lewati sebelumnya, gudang yang mengurungnya paling tidak berjarak sekitar satu hingga dua meter di pinggir jalan.

Dapat dikatakan bahwa, orang yang mengurungnya berpikiran luas, pada tempat ini, meskipun dia berteriak sekeras mungkin, belum tentu akan didengarkan oleh orang lain, apalagi jarang ada orang yang melewatinya.

Tetapi aku tidak bisa terima jika hanya duduk diam menunggu mati.

Namun untungnya, mungkin dikarenakan identitas aku sebagai orang buta, membuat mereka menjadi lebih tenang, sehingga tidak mengikat kaki dan tanganku.

Pintunya di gembok dengan rantai besi, tidak ada kemungkinan bagiku untuk keluar dari sana, jadi harapan aku satu – satunya terletak di jendela.

Sayangnya, aku tidak tahu apakah jendela itu menggunakan jendela besi atau tidak.

Saya memegang dinding dan berkeliling di sekitarnya, dan berpatokan dengan suara angin, serta fokus pada dinding yang ada disebelah kiri pintu.

Angin berasal dari sini, harusnya terletak disini.

Diatas kepalaku lebih kurang dapat merasakannya, sehingga dapat dikatakan bahwa jendela itu terletak sekitar dua meter diatas kepalaku.

Aku mulai meraba – raba beberapa mesin tua yang ada di dalam gudang, ini adalah sebuah rak besi, tidak dapat ditebak apa kegunaannya, tetapi ukuran tingginya sampai pinggang aku.

Aku mulai meraba beberapa kotak busa di sekelilingku, dan langsung timpa diatas rak besi itu, kalau diraba – raba, kisaran tingginya sekitar satu setengah meter.

Akhirnya, aku berpegangan, dan mulai memanjat ke atas, pada pertengahan memanjat dikarenakan tidak dapat melihat, kakiku terbentur beberapa kali oleh mesin lusuh ini,paha kaki aku sudah memar sana sini.

Namun aku sudah tidak peduli dengan kesakitan seperti ini, hanya berpegangan dan memanjat keatas lagi.

Penyakit yang ditimbulkan dari komponen busa sangat tidak stabil, di dalam kegelapan, di bawah kakiku goyang sana sini, hatiku sangat tidak nyaman, rasanya seperti berdiri di tepi tebing, jika tidak memperhatikannya, seluruh badan akan jatuh dan hancur berkeping-keping.

Aku mengatasi rasa takut ini, dan mulai hipnotis diri sendiri, di bawah hanyalah tanah dengan jarak ketinggian sepuluh sentimeter saja, tidak masalah, beranikan diri.

Sambil berpikir, aku menginjak kaki ke atas, lalu berpegangan dan meraba pada dinding.

Tiba – tiba, aku dapat menyentuh jendela, hatiku sangat menggairahkan.

Aku mencoba memegang lagi, menemukan hal yang membuatku sangat bersemangat, ternyata jendela ini tidak memasang anti maling, tidak tidak memasang kaca.

Jendela ini adalah jendela yang terbuka, jendela ini tidak besar, tetapi untuk melewatkan tubuhku masih sanggup.

Aku sedang bersiap – siap untuk menjinjing kaki aku, dengan memanfaatkan otot yang dilatih dalam waktu dekat ini, dan menggunakan kekuatan lengan, langsung memanjat sampai depan jendela.

Namun pada saat aku mengangkat tangan, langsung mendengar suara gerakan rantai besi, ada yang membuka pintu.

Aku panik, dan mempercepat gerakan aku.

Tetapi pada saat seperti ini, semakin panik, semakin mudah dalam melakukan kesalahan, beberapa langkah yang aku persiapkan dalam hati, tetapi tiba – tiba menimbulkan kesalahan.

Kotak busa yang berada dibawah kaki langsung di tendang aku.

Orang yang masuk ke dalam, menjerit dengan kuat :”Dasar kamu berpikir mau lari ?”

Sambil berkata, aku mendengar suara kakinya berlari mendekat, dalam hatiku semakin panik.

Setelah mengangkat satu kaki, ketika ingin mengangkat kaki yang lain, aku merasa ada yang menggendong betis aku.

“Wanita sialan, masih ingin kabur?”

Ketika berbicara, dia menekan kuat, seluruh tubuhku jatuh ke arah bawah.

Aku hanya dapat merasakan kepalaku menghadap ke bawah, seluruh kepalaku terdengar suara benturan, terasa hilang kesadaran.

Setelah aku sadar kembali, tangan dan kakiku sudah dalam keadaan terikat.

Melihat aku telah sadar, orang itu berkata dengan nada tidak senang :”Kelihatannya kamu orang yang buta, sebenarnya sudah kurang waspada, tetapi rupanya wanita sialan seperti kamu begitu payah, hampir saja, uangku terbang.”

Orang ini terus saja mengomel dan protes, suaranya jelas berbeda dengan orang yang membawa aku kesini.

Orang sebelumnya dapat berubah suaranya, dan juga buka orang yang suka banyak berbicara, meskipun aku berusaha sepenuhnya, ingin negosiasi dengan dia, orang itu juga tidak terpengaruh dengan tawaran aku sama sekali, kelihatannya jelas seperti orang yang cerdas dan licik.

Namun orang saat ini berbeda, setiap kata-katanya, dengan jelas mencerminkan, seharusnya orang ini adalah seorang penjahat yang mata duitan.

Orang seperti ini sangat kejam, tetapi juga mata duitan, meskipun kejam, namun orang yang terus terang seperti dia justru lebih gampang diatasi daripada perampok munafik.

Dulu Steven Himura pernah mengajari bagaimana menyeleksi orang, aku menerapkan bagaimana dalam segi menebak kepribadian.

“Kalian menculik aku bisa dapat bayaran berapa?” Aku bertanya dengan nada bercanda.

Orang itu mendengar pertanyaan aku, terbengong sekilas, lalu tertawa, dengan nada sindiran berkata :”Dasar wanita jelek, diluar perkiraan aku, kalimat pertama ketika bangun, pertanyaannya adalah tanya kami berapa harga dirimu.”

“Aku hanya penasaran saja ! Begini saja ! Kita coba diskusi, mereka membayar kasih dirimu berapa, aku kasih dua kali lipat, asalkan kalian melepaskan aku.” Aku mencoba mempengaruhi dia.

“Serius ?” Orang itu bertanya dengan nada kaget.

Aku melihat sepertinya ada harapan, dalam hatiku senang gembira, kelihatannya, banyak jalan menuju Roma.

“Tentu saja, aku selalu tepat pada janji.”

Aku menjawab dengan tegas, dan dengan nada penuh ketulusan.

“Orang itu kasih kamu tiga ratus ribu.” Orang ini berbisik.

“Kalau begitu aku bayar enam ratus ribu, syaratnya hanya kalian harus melepaskan aku.”

Aku langsung berkata padanya.

“Setelah itu, aku mendengar orang itu berkata :”Tiga ratus ribu hanya jumlah yang dibayar wanita itu, tetapi, dia bilang, kami bebas mengatur kamu, boss kami sudah mencari pembeli, malam ini kami akan membawa kamu ke Asia Tenggara, setelah sampai disana, wanita seperti kamu akan membawa penghasilan lagi bagi kami.

Mengenai Asia Tenggara, ketika mendengar tentang ini, muka aku langsung menjadi suram.

Aku yang sekarang sudah bukan ibu rumah tangga yang polos seperti dulu.

Steven Himura juga pernah menceritakan beberapa kali mengenai masalah ini, Asia Tenggara, berbagai wanita yang sudah diculik, akan dijual kesana, lalu diatur oleh grup imigrasi ilegal untuk memasuki kawasan penjualan orang dewasa, kemudian menjadi alat bagi orang lain untuk menghasilkan uang, tidak ada kebebasan, juga tidak ada hak asasi manusia.

Berpikir sampai bagian ini, tubuhku jadi dingin gemetar.

Aku mengira motif mereka hanya ingin menghalangi aku untuk menghadiri sidang di pengadilan,tetapi diluar dugaan aku, ternyata mereka sekejam ini, langsung menyerahkan aku kepada orang – orang seperti ini.

“Seharusnya kalian tahu identitas aku ! Asalkan kalian melepaskan aku, aku akan membayar kalian nominal sepuluh kali lipat.” Aku coba negosiasi lagi dengan orang itu.

Jika pada awalnya aku masih membawa nada santai, maka sekarang aku sudah benar – benar khawatir.

Mendengar pembicaraan orang ini, malam ini mereka akan memindahkan aku, berpikir sampai disini, aku benar – benar ketakutan.

Aku tidak berani mengambil risiko, juga tidak yakin apakah Steven Himura dapat menemukan aku sebelum malam ini, jika tidak dapat menemukan aku, dan aku benar – benar dibawa pergi sama mereka, akibat dari ini sangat membahayakan.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu