Perjalanan Selingkuh - Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)

Aku nyaris melampiaskan perasaanku, memeluknya dengan erat.

Steven pelan-pelan mulai menanggapi aku, kedua tangannya tidak berhenti meraba tubuhku. Rasanya bagaikan aliran listrik yang terus mengalir ke tubuhku.

Ketika aku hendak memberikan tanggapan kepadanya, dia berhenti bergerak memberikan semua kendali kepadaku, ia memandangiku dengan pandangannya yang tajam.

“ Kita pindah ke tempat lain. “ Dia tersenyum dengan penuh pesona, aku hanya dapat mengangguk.

Kami melewati malam romantis itu dengan suara hiruk pikuk keramaian diluar.

Ketika aku terbangun, badanku terasa lelah, teringat akan kegilaan semalam, aku tak bisa menahan perasaan yang kuat ini terhadap pria ini.

Aku berbaring ke arahnya, dan memandangi setiap detail wajahnya, alis nya yang tajam, hidungnya yang mancung, itu semua adalah seni. Apakah dia adalah kekasih jiwaku?

Aku tidak tahu apakah aku membangunkannya, Steven perlahan-lahan membuka matanya. Kami saling memandang, aku tersenyum kepadanya, membiarkan dia tahu suasana hatiku ini.

Steven menguap, lalu perlahan mendekatkan kepalanya, perlahan ia mencium bibirku, aku membiarkan dia melakukannya, perasaan ini sangatlah nyata bagiku.

“Kenapa bangun pagi-pagi?” dia bertanya. Aku tahu apa yang terbenak di hatinya.

Aku menatap dia dengan pandangan kosong dan berkata :”Bagaimana bisa sudah terbangun tapi berpura-pura tidur?”

Steven tertawa, dan tiba-tiba dia menyentuhku dengan tangannya yang lembut, dia kembali mengairahkan hatiku.

Itu adalah pagi yang sangat konyol, aku tidak tahu apa yang ada di benaknnya, aku juga tidak mau bertanya padanya. Apa yang aku inginkan ialah, membuatnya mencintai aku.

Sampai Steven keluar dari pintu, aku tidak membuka mulutku. Dia pernah berpikir bahwa alasan aku tidur dengannya hanyalah untuk membalaskan dendam kepada suamiku David, hanya ingin memberi topi hijau kepada Jason, tapi tidak tahu makin lama aku makin menyukai pria ini.

***********(topi hijau : suami yang istrinya berselingkuh)*************

Tidak lama setelah Steven pergi, aku menutupi badan yang telanjang ini dengan selimut, bersandar di tempat tidur. Pada saat itu Sisi meneleponku, aku langsung membuka kedua mataku dan mengangkatnya.

“Kenapa kamu meneleponku di pagi hari?”

“Ada kabar baik, situasi sudah berubah.” Jawab Sisi dengan sedikit bersemangat.

Dalam hati aku berpikir apa yang membuat Sisi begitu bersemangat, kemudian dengan aneh aku bertanya :”kabar baik apa yang membuat kamu menjadi begitu terpana?”

“Seorang Anonim mengekspos berita kehamilan kamu dan buktinya di Internet. Saat ini sangat populer di Internet. Tetapi untungnya kamu jadi mempunyai beberapa bukti.”

Mendengar berita ini, mataku terbuka lebar, sangat terkejut. Pikiranku kosong, dan sejenak tidak memperhatikan apa yang dikatakan Sisi.

“Linda … Linda …”, Sisi memanggil dua kali, aku meminta dia memperlambat nada bicaranya.

Sisi tidak panik, bahkan ia bersumpah :” Tidak peduli apa yang akan dilakukan orang itu, dengan bukti ini, situasi dapat terkendali. Dengan begitu, kita dapat menuntutnya.”

“Bantulah aku mengaturnya! … Sekarang aku ingin memikirkannya baik-baik.” Aku masih merasa aneh, aku sangat yakin, penting untuk memahami hal ini secara menyeluruh, dan menghilangkan kebencian.

Aku telah melacak bukti sebelumnya, tetapi dulu aku tidak mempunyai bukti. Sekarang sangatlah mudah untuk mendapatkan bukti, Siapakah orang asing anonim ini? Mengapa dia membantuku … Aku mencoba merenung, tetapi tidak mendapatkan jawaban. Mungkinkah Steven membantuku?”

Pada hari pengadilan, aku datang ke pengadilan dengan amarah dan ingin melihat dengan mata kepala sendiri orang jahat itu dibawa ke pengadilan, melepaskan dendam yang telah menumpuk di hatiku dalam waktu yang lama.

Aku duduk di posisi penggugat sebagai korban. Sisi, sebagai pengacaraku, meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja, dan aku merasa percaya diri.