Someday Unexpected Love - Bab 75 Mengalah? (1)

Setelah mengatakan hingga ke titik ini, ibu Dennil Du akhirnya percaya, sebelumnya ada ratusan kecurigaan, ribuan ketidakpercayaan, seketika, semua itu telah lenyap, dia menepukkan kedua tangannya, dengan penuh semangat dia berteriak, “Astaga, benar-benar hal yang baik, Michelle belum meninggal, ini adalah hal yang paling menggembirakan!”

Dengan tatapan yang mengejek, Helena He melirik ke arah ibu mertuanya, dulu mendengar perkataan Dennil Du, ibunya juga tidak menyukai Michelle Yang, sekarang mendengar bahwa Michelle Yang masih hidup, ternyata sangat senang hingga seperti ini, ini bukankah hanya karena ingin mengusirnya dari tempat ini.

Sinta Dou mengalihkan pandangan ke arah Helena He, dan sengaja berkata, “Tuhan itu benar-benar melihat, dia tau iblis mana yang membawa kesialan, sehingga membawa Michelle kembali, di kemudian hari keluarga kita pasti akan damai kembali.......”

Dennil Du merasa tidak senang, dia mengerutkan dahinya, dan berkata pada ibunya, “Ibu, perkataanmu itu harus terdengar melengking dan menyahat hati kah? Selain Karina, wanita mana yang tidak ibu katakan iblis?”

Sinta Dou yang mendapat perkataan seperti ini dari anaknya, wajah dan telinganya langsung memerah, dengan penuh amarah, dia berkata, “Aku telah berbuat kesalahan di kehidupan yang mana? Sehingga membuatku melahirkan seorang anak yang hanya bisa berdebat denganku dan tidak menghormatiku?”

Helena He sepertinya sedang mencari ketenangan, tidak peduli sekarang seluruh keluarga ini sedang membicarakan apa, bahkan selanjutnya akan membicarakan apa, dia sepertinya tidak memiliki hak untuk ikut campur, menikah dengan Dennil Du bukanlah hal yang salah, yang salah hanyalah, dia tidak membayangkan akan terjadinya masalah di hari ini.

“Michelle ternyata masih hidup, lalu apa rencanamu?” Albert Du dengan penuh keseriusan bertanya kepadanya.

Ini juga adalah hal yang akan Dennil Du katakan malam ini, meskipun dia ingin mengatakannya, tapi dalam otaknya sangatlah berantakan, dia sama sekali belum memikirkannya baik-baik, sebenarnya harus bagaimana menyampaikannya, dan harus berbuat seperti apa.

“Kemungkinan kami akan bercerai.” Helena He yang melihat Dennil Du terdiam diri, seketika membantunya menjawab pertanyaan Albert Du.

“Wow, bagus, benar-benar sangat bagus, ini hal yang sangat benar, dalam menghadapi cinta lama yang bersemi kembali, wanita manapun yang memiliki hati yang baik, seharusnya memberikannya pada cinta yang tepat.....” Ibu mertuanya sangat senang hingga menepukkan kedua tangannya sekali lagi.

Memberikan cinta yang tepat? Hee, Helena He tersenyum sinis, jadi yang dia maksud, Michelle Yang adalah cinta yang tepat, sedangkan dia adalah cinta yang palsu?

"Ibu, apa ibu bisa tidak perlu bicara?" Dennil Du dengan perasaan kesal memarahi ibunya, hatinya sudah cukup berantakan, ibunya malah menambah keemosiannya.

"Apa aku tidak boleh berbicara? Sebenarnya aku adalah ibumu atau kamu adalah ibuku? Apabila kamu masih membantahku, jangan salahkan aku bila menggunakan peraturan rumah!"

Sinta Dou menjadi sangat marah, selalu ditegur oleh putranya hanya karena iblis ini, semua ini bagaimana bisa membuatnya membiarkannya.

Albert Du yang sejak tadi hanya diam, akhirnya memukul-mukul meja, setelah seisi ruang tamu diam, dia mengeluarkan kata-katanya, "Pernikahan bukanlah sebuah permainan, dulu kami tidak setuju kamu menikah, tapi kamu tetap saja memaksa, sudah menikah ya sudah, sekarang meskipun Michelle telah kembali, tapi kamu juga tidak boleh bercerai hanya karena hal ini, karena kamu telah sembarangan menikah, jadi, kamu tidak boleh sekali lagi sembarangan untuk bercerai!"

Perkataan Albert Du sangatlah dalam, hingga membuat seluruh isi ruang tamu itu terkejut, tentu saja yang paling terkejut adalah Helena He, walaupun dia dalam keadaan bermimpi pun, dia juga tidak menyangka bahwa akan ada saatnya ayah mertuanya itu menolak Dennil Du bercerai dengannya, bukannya dia selalu memaksa anaknya itu untuk segera bercerai?

Helena He merasa curiga, Dennil Du juga merasa curiga, dan mereka berdua memiliki alasan curiga yang sama.

"Albert!" Sinta Dou membelalakkan matanya, "Apa kamu tau apa yang kamu katakan? Kamu tidak memperbolehkan Dennil bercerai? Apa kamu mabuk?"

Albert Du bangkit berdiri, dengan penuh keyakinan, dia berkata, "Aku dalam keadaan sadar!" Setelah selesai berbicara, dia langsung naik ke atas. Sinta Dou dengan penuh kegugupan menyusulnya, "Albert, Albert, lalu apa maksudmu?"

Ruang tamu seketika hening, Helena He menundukkan kepalanya dan menatap lututnya, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, Dennil Du juga diam-diam menatap Helena He, dia juga hanya terdiam.

Seketika, Dennil Du bangkit dan berkata, "Kita naik ke atas saja."

Helena He bangkit berdiri, tanpa melihat ke arah Dennil Du, dia langsung mendahuluinya naik ke atas, Dennil Du mengikutinya di belakang.

Dua orang seperti dua orang asing yang memasuki ruangan yang sama, apabila Michelle Yang tidak kembali, mereka seharusnya adalah sepasang yang sangat serasi, tapi sekarang wanita itu telah kembali, percintaan di antara mereka yang baru saja naik hingga 39° seketika berubah menjadi dingin.

Helena He mandi, saat dia keluar, terlihat Dennil Du yang berdiri di depan jendela sambil merokok, asap rokok yang mengepul menutupi sekujur tubuhnya, dia seperti patung, tidak bergerak sama sekali, semua masalah di hatinya dihempaskan menggunakan asap itu.

Dengan berdiam diri, dia naik ke atas ranjang, menarik selimut dan menutupi tubuhnya, dia biasanya tidak suka hening, juga jarang diam, akan tetapi dia yang sekarang, merasa asing, bahkan dirinya sendiri pun dia tidak mengenalinya......

Dennil Du merokok beberapa batang secara terus-menerus, kemudian dia menghembuskan nafasnya, berjalan hingga ke tepi ranjang, dan memandangi punggung Helena He beberapa lama, lalu perlahan duduk, seketika dia memeluk erat Helena He dari belakang, dan berkata, "Helena, kita tidak usah bercerai lah."

Tubuh Helena He menjadi kaku, dan berkata, "Bolehkah? Apa dengan tidak bercerai, aku dapat mempertahankanmu dan hatimu?"

Sebelah wajahnya terasa hembusan nafas hangat Dennil Du, saat Dennil Du memeluknya, dia hanya merasa ingin menangis.

"Michelle pergi beberapa tahun ini, aku kira kehidupanku tanpanya akan merasa sangat sakit, tapi kenyataannya aku bisa perlahan melupakannya, karena dulu aku bisa melupakannya, yang akan datang pun pasti bisa."

Helena He tersenyum dingin, dia memutar badannya menghadap Dennil Du, dan berkata, "Dulu tidak ada harapan, sekarang, ada harapan, jadi tidak akan bisa melupakannya lagi......"

Perasaannya terhadap Michelle Yang sebegitu dalam, jelas-jelas tau bahwa Michelle Yang masih hidup, bahkan tinggal di kota yang sama, bagaimana mungkin masih bisa tanpa beban sedikitpun hidup bersama wanita lain dan berpura-pura tidak tau apa-apa.

Tentu saja itu tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin, Helena He pun begitu yakin, bagaimana bisa Dennil Du tidak memahaminya.

Pukul 2 malam dini hari, Helena He terbangun karena sebuah suara yang mendesak, Dennil Du mengambil hp dan menekan tombol terima, "Hallo, Michelle, ada apa?"

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu