Someday Unexpected Love - Bab 70 Menyelidiki Karina Shi (1)

Kamu…dasar siluman rubah, kamu benaran tidak tahu malu!!

Nyonya Du berjerit-jerit kearah punggung bayangan Helena He yang sombong berpergian.

Sorenya Dennil Du baru terkejar pulang kerumah, sekali masuk kerumah memanggil nama Helena He, Albert Du meletakan korannya, berkata: “Tidak usah teriak lagi, dia sudah pergi.”

Dennil Du terdiam, menoleh kepala bertatapan dengan ayahnya: “Kalian benaran mengusirnya.”

“Bukan mengusir, hanya bantu menepati janji dulu kamu.”

Sinta Dou mendengar suara turun kebawah, melihat anak pulang, segera mengancamnya: “Aku kasih tahu kamu, kalau kamu masih berani membawa si siluman rubah itu pulang, aku menabrak mati di depanmu.”

Dennil Du dengan dingin berkata: “Aku tidak akan membawanya pulang lagi, kamu tidak perlu mencari mati lagi, kebetulan aku juga tidak ingin tinggal dirumah ini lagi.”

Dia berbalik badan ingin keluar, Albert Du penuh emosi memanggilnya: “Berarti kamu ingin lepas hubungan dengan kita kah?”

“Terserah kamu.”

Hadi Shi maju menghadanginya: “Tuan muda, kamu jangan masuk hati, istri bagaimanapun penting, orang tua lebih penting.”

“Paman Hadi, bukan aku yang ingin pergi dari rumah ini, mereka yang memaksa aku.”

“Tuan dan Nyonya hanya mengusir Nona saja, tidak ada mengusir kamu pergi…”

Dennil Du menoleh kepala berkata satu kalimat: “Tidak terima Helena berarti tidak bisa menerima aku.”

Sinta Dou mengejar keluar dan bertanya: “Jadi siapa yang awalnya bilang, kalau dia terkena masalah langsung cerai dengannya.”

“Benar, aku yang bilang, tapi masalah ini jelas-jelas dijebak dengan orang, kalau menyelidiki tiada hasil, tidak perlu kalian tegur aku juga bakalan menepati janjiku, tapi jika aku dapat hasil , kalian tidak punya hak untuk tak menanyakan pendapat aku, langsung mengusir Helena keluar.”

Suara Albert Du dari ruang tamu bordering: “Baik, aku beri kamu dua hari untuk pergi menyelidiki kalau dalam dua hari kamu bisa dapat hasil, aku akan menjemput istri kamu pulang.”

Dennil Du dengan pasti berkata: “Baik, bersepakatan.”

Dennil Du keluar dari Rumah Du, segera mengambil ponsel telepon Helena: “Kamu dimana?”

“Aku dengan Margaret Chu diluar ngobrol, kamu pulang kah?”

“Sudah pulang, aku pergi dulu ke tepi laut punya Villa tunggu kamu, kamu sudah selesai ngobrol langsung cari aku.”

“Baiklah, aku mengerti.”

Dennil Du menutup telepon, mengendari mobil pergi ke Villa tepi laut, kemarin satu malam di perjalanan, badan semua serba tidak enak dan capek.

Dia berhentikan mobil, segera keatas mandi, melihat antingan Helena yang kemarin malam tertinggal di tempat cuci tangan, tidak sengaja kepikiran kegairahan pada malam itu.

Bibir mengait senyuman yang tipis, hatinya sedikit memikirkannya.

Dia berbaring di kasur, dengan cepat sudah masuk dalam mimpi, Hingga malam Helena membawa tas datang ke Villa.

Melihat Dennil Du tidur nyenyak diatas, tidak rela mengganggu dia bangun, jadi diam-diam pergi mandi, berbaring di sebelah dengan cepat pun lenyap tidur.

Tengah malam, Dennil Du kebangun, melihat disampingnya wajah Helena yang begitu lembut cantik, dalam hati sekilas terasa ada rasa aneh, dengan lembut dia mengulurkan tangan dna meraba wajahnya, demi tidak mengagetkannya, dengan lembut dia membungkukkan badan dan mencium leher Helena.

Rasa nyaman yang tiba-tiba, masih tetap membuat dia terkejut bangun, secara respon pakai cara judo membanting, Dennil Du terjatuh dari kasur ke lantai.

Au…Dennil Du saking sakitnya, ia berjerit, Helena He terkejut dan terduduk, membuka lampu, sekejap langsung canggung.

“Dennil, kok kamu si?”

Dennil Du melotot kearahnya: “Tidur di sebelahmu selain aku, emang masih ada siapa lagi?”

“Aku tadi tidur agak linglung, dua hari ini mood juga kurang bagus, kamu tiba-tiba muncul, membuatku jadi tegang.”

“Aku benar salut padamu.”, Dennil Du dari lantai memanjat keatas: “Aku tidur saja dulu, bukannya tengah malam muncul, kamu tegang apa?”

Helena He memeluknya: “Sayang, ini semua juga bukan salah aku, siapa suruh kamu dulu suruh aku belajar Judo, kalau kamu tidak ngajari aku, aku mana ada tenaga membanting kamu turun.”

Heng…Dennil Du tidak ada emosi baiknya berkata: “Jadi kesalahan aku berarti?” dia memakai jari mengetok-ngetok keningnya: “Aku ajarin kamu Judo itu suruh kamu melawan orang, bukan suruh ngelawan aku, kamu sudah bisa membedakan belum?”

“Baiklah, baiklah, aku tahu salah, aku seharusnya tidak membanting kamu turun ranjang, demikian okay kah?”

Pagi, Dennil Du sudah duluan bangun pagi, dia beritahu Helena: “Konflik bom, itu aku sudah ada petunjuk, kamu tunggu kabar baikku saja.”

Helena He tidak banyak tanya, hanya pelan-pelan menjawab: “Terima kasih,”

Dia tidak senang, menyentil keningnya berkata: “Kenapa tidak senang sampai berlompat-lompat, emang bersiap ingin cerai denganku kah?”

“Kalau tidak dapat hasil, hanya bisa demikian, aku selamanya jangan berharap ingin masuk pintu rumah Du.”

Helena He menghela napas, Dennil Du tersenyum berkata: “Tenang saja, aku tidak hanya bisa bantu kamu masuk rumah Du, aku juga mau si keras kepala tua itu datang menjemput kamu pulang.”

Cih…dia tidak ada emosi baik melihat dia sekilas: “Jangan bermimpi, mau suruh ayahmu jemput aku pulang, kecuali dunia kiamat datang…

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu