Someday Unexpected Love - Bab 33 Pernikahan Yang Memalukan (1)

Setelah mencoba gaun pengantin, selanjutnya pergi membeli cincin.

Mobil pun berhenti di toko perhiasan terbesar di kota itu, Dennil Du mengulurkan tangannya, dan Helena He paham dan menggandeng tangannya.

Tuan Dennil, Anda sudah datang. Seorang manajer wanita toko tersebut menyambutnya dengan hangat.

Helena He merendahkan suaranya dan bertanya: Apakah kamu sering membawa wanita ke sini untuk membeli perhiasan?

Siapa bilang? Dennil Du tercengang.

Sekali melihatmu seperti sering datang ke sini, manajer toko itu sangat ramah padamu...

Dia tersenyum dengan tidak senang, aku telah membuat janji kemarin, kamu menebak sembarangan.

Tuan Dennil Du, ini adalah merek terkenal di dunia - Cartier Diamond Ring, yang khusus dikirim dari kantor pusat sesuai dengan kebutuhan Anda.

Dia membuka kotak brokat merah tua itu, dan itu adalah cincin berlian emas yang tampak silau dilihat dari sudut manapun.

Sepertinya bagus? Apakah kamu menyukainya? Dennil Du mengambil kotak itu dan bertanya pada Helena He.

Dia membungkuk dan berkata di telinganya: Bukankah ini terlalu mewah, aku takut memakainya, bagaimana jika tidak aman?

......

Tiap cincin berlian memiliki kisah cinta yang mengharukan. Cincin berlian dan cinta, seperti romansa jatuh cinta pada pandangan pertama, tidak tahu sebenarnya siapa yang duluan memilihnya. Manajer wanita itu berbicara dengan semangat.

Bulu roma Helena He pun berdiri, ada apa dengan hari ini, pergi kemanapun, akan mendengar hal yang memuakkan.

Baiklah, itu saja. Dennil Du memilih untuknya.

Sepanjang hari itu, mereka menghabiskan banyak waktu dalam memilih gaun pengantin dan membeli cincin. Dennil Du berbicara banyak hal ketika di perjalanan untuk mengantarnya pulang, tapi Helena He ingat satu kalimat: akan ada banyak orang di hari pernikahan kita, saat itu ingat kita harus terlihat saling mencintai.

Saling mencintai? Bagaimana harus menunjukkannya? Jika dia punya hari ini, dia dari awal ia akan menjadi seorang aktris ...

Pulang ke rumah, yang membuatnya terkejut adalah, Margaret Chu juga ada di sana.

Sayang, aku rindu sekali! ! Margaret Chu pun segera memeluknya.

Bukankah kamu sedang di luar kota melakukan perjalanan bisnis?

Perjalanana bisnis juga tidak bisa dilakukan seumur hidup, pasti harus kembali pulang.

Helena He menarik tangannya: ayo, kita mengobrol di kamarku.

Setelah menutup pintu kamar, Margaret Chu pun menatapnya: Aku mendengar bahwa kamu dan Dennil Du telah mengambil sertifikat?

Benar. Helena He meletakkan tas.

Hei, lebih jika aku pulang dua hari lebih awal! Dia mengeluarkan desahan menyesal: jadi aku bisa menghentikanmu.

Menghentikan ku untuk apa? Apakah kamu tidak senang aku akan menikah?

Senang kentutmu. Margaret Chu berteriak padanya: kamu bukan menikahi seseorang yang kamu sukai, bahagia apanya!

Helena pun tersenyum: Dennil Du juga baik, tampan, latar keluarganya baik, dan tidak tahu awalnya siapa yang mengatakannya , diterangkan menggunakan lentera juga sulit untuk dicari ...

Aku yang bilang itu tidak palsu, tapi aku tidak tahu bahwa dia sudah punya orang yang disukainya! Margaret Chu menjelaskan penafsirannya.

Bagaimana kau bisa tahu bahwa Dennil Du sudah punya seseorang yang dicintainya? Helena He terdiam, kamu tahu dari siapa?

Kamu yang bilang.

Kapan aku mengatakan itu? Dia pun bingung.

Dua minggu lalu, kamu mabuk, dan bercerita banyak denganku tentang Dennil Du.

......

Sekarang sertifikatnya sudah diambil, dan tidak ada gunanya mengatakan apa pun. Margaret Chu pun menarik kepalanya.

Helena He memegang tangannya: Ok, apa itu mencintai atau tidak mencintai, mencintai juga seumur hidup, bukan mencintai juga seumur hidup, dan orang yang saling mencintai juga banyak yang bercerai.

Oleh karena itu, tidak perlu jatuh cinta, yang harus dilakukan ialah mencintai dengan sempurna.

Benar, Ngomong-ngomong, apakan Kak Tony masih belum kembali?

Helena He mendengus: Dia kembali atau tidak, tidak ada hubungannya denganku.

Hei, aku mendengar adikmu berkata bahwa dia adalah objek ancamanmu untuk tidak menikah. Margaret Chu pun mengeluarkan ekspresi licik.

Helena He menatapnya: Kamu percaya kata-kata Willy?

Benar juga. Margaret Chu berpikir sejenak: Jika itu benar-benar orang yang kamu sukai, kamu tidak akan menunggunya.

Apa yang paling ditakuti wanita dalam hidup mereka adalah menunggu, usia remaja tidak lama, berapa tahun dapat mereka gunakan? Pada usia tujuh belas, tidak akan ada kesedihan selama tujuh puluh tahun, pada usia delapan belas, tidak akan ada penantian selama delapan puluhan.

Helena He berbaring di tempat tidur, dan rangka seluruh tubuhnya seperti hancur.

Tadi kamu pergi kemana? Kamu tampak begitu lelah.

Dia menjawab tak berdaya: coba gaun pengantin, beli cincin berlian.

Cincin berlian? Margaret Chu datang: Seperti apa, aku ingin melihatnya.

Ambillah sendiri. Helena He terlalu malas untuk bergerak dan menunjuk ke arah tas.

Margaret Chu membuka tasnya, melirik kotak brokat merah tua, membuka tutupnya dengan gembira, dan segera berseru: Wow, berlian besar, dan Cartier, merek paling mewah di dunia! !

Helena He membalikkan badannya dan kemudian duduk, dengan cepat menutup mulutnya: Sstt, kecilkan suaramu.

Dia pun menjadi gugup: Ok, kecilkan suara, kecilkan suara.

Keduanya diam-diam menggerakkan mata mereka ke arah ruang tamu, mengabaikan satu sama lain.

Sebuah putaran cahaya bulan melayang di udara, bintang-bintang berkilau, aku tidak tahu jam berapa sekarang di Beijing. Dari Margaret Chu pergi hingga saat ini, meskipun aku sangat lelah, tetapi aku tidak bisa tidur.

Helena He yakin bahwa ini bukan ketakutan menjelang pernikahan, masa depan mungkin membingungkan, tetapi dia tidak memiliki ketakutan di dalam hatinya, hari-hari yang menyedihkan juga telah dilalui selama lebih dari dua puluh tahun.

Gugup?

Ya, pasti gugup, karena besok akan melakukan foto pre wedding.

Ketika dia berpikir untuk berpose bersama Dennil Du dalam berbagai posisi memalukan, berpura-pura mencintai, berpura-pura tertawa, dia memejamkan mata dengan kesakitan.

Sebenarnya, mengambil foto dengan Dennil Du jauh lebih sulit daripada yang aku bayangkan ...