Someday Unexpected Love - Bab 32 Perlakuan Tidak Adil (2)

Ketika kecil, nenek Tony memberitahunya. Takdir wanita itu seperti kertas. Nasib seperti apa yang dibuat maka seperti itu pula takdirnya. Bahkan jika sekarang ditangannya ada hak, dirinya juga mengerti jelas prinsip dari sebuah nasib buruk....

Nasib buruk, jodoh pun juga buruk.

Sore hari Helena He pulang ke rumah. Wajahnya sangat suram. Di ruang tamu, sulit rasanya melihat 3 orang yang sedang makan bersama."

"Helena sudah pulang. Ayo cepat makan." Ayahnya dengan hangat melambaikan tangan pada Helena.

Jika hari ini dirinya tidak tahu bahwa Dennil Du memberikan sejumlah uang pada keluarganya, mungkin Helena tak henti-hentinya terharu melihat pemandangan ini.

"Aku tidak ingin makan." Dengan dingin Helena menolak.

"Kenapa, kak? Apakah suami kaya mu itu membuatmu marah?" Tanya Willy He dengan nada gurauan.

Mendengar kata 'kaya' Helena semakin kesal. Helena mendorong pintu kamarnya lalu membantingnya.

'BRAK!'

Pintu tertutup.

"Steven He apa kamu lihat? Bukankah hari ini kamu menerima sedikit uang? Benar-benar membuat kami malu!"

Bahkan jika pintu telah tertutup rapat, tapi tetap tidak bisa menghalangi suara cemoohan Yulia Yang.

"Anggap saja kita telah merawat seorang anjing dan dia harus membayar kemurahan hati kita. Kita telah merawatnya sampai sebesar ini. Apakah salah jika kita menginginkan biaya perawatan?!"

Helena kehilangan kesabaran, dia membuka pintu lalu berteriak keras: "Ketika menikah, uang pernikahan yang harusnya diberikan ke kalian sedikitpun tidak akan ku berikan ke kalian! Kenapa sekarang mengambil kartu keluarga dan kartu identitasku harus meminta uang kepada orang? Apakah kalian tidak punya harga diri?!"

Helena memutar tubuhnya dengan perasaan sedih dan kesal. Apa yang dikatakan Margaret Chu sebelumnya benar. Keluarganya serakah, harga diri mereka benar-benar tidak berharga.

Semalaman Helena tidak tidur. Helena berpikir terlalu banyak. Di masa mendatang, dirinya tidak bisa menjadikan Dennil Du sebagai tempat bersandarnya. Wanita harus hidup dengan harga dirinya, baru bisa menjadikan diri menjadi lebih kuat.

Hari berikutnya, Helena sedang di dalam kantornya menghitung laporan keuangan lalu masuk telpon dari manajernya, Gery Cheng.

“Asisten He, kemari sebentar.”

Saat manajernya memanggilnya, Helena benar-benar tidak bisa menebak karena hal apa beliau memanggilnya.

Langkah kaki Helena berhenti di depan pintu masuk ruangan manajer. Helena mengetuk pintu pelan, "Masuk." Ucap seseorang dengan keras.

"Manajer, ada apa mencariku?" Tanya Helena ragu.

"Duduklah, Helena.”

Dengan akrab Gery Cheng menunjuk kursi di hadapannya, "Apakah orang yang ku temui kemarin benar-benar kekasihmu?"

Helena termangu. Apakah manajer memanggilnya kemari untuk membicarakan Dennil Du?

“Ya.”

“Baguslah……”

Baguslah? Bagus atau tidaknya apa ada hubungan dengan manajernya?

"Helena, jadi seperti ini..." Gery Cheng berdeham.

"Aku juga baru saja tahu. Kemarin yang ku temui tidak disangka ada presdir Dennil Du dari perusahaan Du."

Ucapan manajernya benar-benar tidak jelas. Helena semakin merasa curiga, "Manajer, sebenarnya ada apa mencariku?"

"Baru saja manajer Lina memanggilku. Dia berkata perusahaan pakaian yang berada di bawah perusahaan Du akhir-akhir ini ada proyek besar yang belum diproduksi. Kebetulan perusahaan kita juga berada di list nama persaingan proyek produksi ini, jadi...."

Manajer Gery Cheng bicara dengan sangat jelas. Helena pun mendengar dengar sangat jelas dan paham. Helena menggeleng dengan canggung, belum sempat menolak, Gery Cheng kembali berkata: "Manajer Lina sudah bilang, cara kerja asisten He sangat sempurna. Jika kontrak penjualan barang ini berhasil kita dapatkan, posisi sebagai wakil manajer public relations adalah milikmu."

Syaratnya sangat menggiurkan. Sayangnya dia mencari orang yang salah.

"Mohon maaf, manajer. Aku tidak bisa melakukan hal ini." Helena tanpa ragu menolak.

"Kenapa? Ini juga bukanlah hal yang sulit!" Manajer Cheng sulit mengerti. "Lagipula memberikan perusahaan lain untuk memproduksinya ya silahkan. Perusahaan kita bukannya tidak bisa memproduksi juga!"

Helena menggeleng: "Bukan itu alasannya. Alasannya karena aku tidak ingin mencampuri persoalan bisnisnya."

Manajernya ingin dirinya pergi ke Dennil Du untuk meminta proyek besar itu. Dennil Du pasti langsung berencana untuk membunuhnya...

"Helena, jangan keras kepala. Jika ada promosi naik jabatan jangan disia-siakan, kemampuanmu yang semakin bagus juga pasti akan sia-sia."

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu