Someday Unexpected Love - Bab 250 Bagian Final (6)

“Saat itu, setelah kamu di bawa keluar oleh mereka, aku memberikan arloji palsu kepada mereka, aku memberikannya karena aku tau mereka tidak akan melepaskan ku, mereka menaruh sebuah bom waktu di sebelah ku, kemudian semuanya pergi meninggalkan tempat, aku telah menyiapkan hati ku, sehingga aku sudah tidak begitu peduli terhadap hidup dan mati, satu-satunya yang tidak dapat membuat ku tenang adalah kamu, aku tau akan seberapa menyakitkan bagi dirimu saat kehilangan ku, sama seperti bertapa menyakitkannya dengan aku melihat kamu di bawa pergi oleh mereka.”

“Sebelum mereka melangkahkan kaki belakangnya meninggalkan tempat, telah masuk beberapa orang lainnya, aku pikir itu adalah orang-orang dari mereka yang menculik ku, tetapi mereka dengan cepat membantu ku melepaskan tali ikatan, kemudian membawaku keluar dari gudang tersebut ke atas gunung melalui pintu belakang, di sana aku bertemu dengan Tony Lou, dan juga akhirnya aku mengetahui, ternyata dia telah membawa orang untuk melakukan penyergapan di sekitar area pabrik selama tiga hari tiga malam, serta telah mendengar percakapan kelompok Wibowo Zhong dari luar jendela, barulah akhirnya dia bisa dengan segera menyelamatkan ku di saat-saat yang genting.”

Helena He tertegun memandangnya kemudian mengerutkan alis: “Maksud kamu Tony menolong mu?”

“Ya.”

Dennil Du menjawabnya dengan yakin, membuat hatinya merasa bagai di campur aduk, seluruh perasaan ada di sana, memikirkan kejadian waktu itu, ia memohon bantuan kepadanya, kemudian berlutut di depan hadapannya, tetapi dia menolaknya secara mentah-mentah, dan malah mengusirnya pergi, mengapa pada akhirnya dia mengubah pikirannya kembali?

Karena perasaannya terhadap Helena He masih seperti sedia kala, ia telah berusaha keras menekan perasaannya, tetapi rasa cintanya tetaplah bergejolak......

“Dennil, karena adik mu telah menyelamatkan mu, lalu pergi kemana kalian? Mengapa kamu tidak kembali untuk mencari Helena?”

Nyonya Guan bertanya dengan terlemas, ia bertanya, dan Helena He juga ingin mengetahuinya.

“Aku tidak bisa kembali mencarinya, karena selama Wibowo Zhong hidup meski hanya sehari saja, aku dan Helena tidak akan mungkin dapat hidup dengan tenang, dia telah merencanakannya selama dua puluh tahun lamanya, kekuatannya benar-benar besar, jika ingin menjatuhkannya, bukanlah sesuatu yang dapat di lakukan dalam satu malam saja, jadi aku mendengarkan arahan dari Tony, jika ingin mendapatkan kebahagiaan di masa depan, maka harus melepaskan semua yang ada di depan mata sekarang.”

Raut wajah acuh yang tergambar di wajah Dennil Du menusuk langsung kedalam hati Nyonya Guan, mungkin juga di saat ketika dia membuat keputusan seperti itu, akan terasa lebih menyakitkan di bandingkan dengan siapapun juga, tetapi demi masa yang akan datang, dia dapat menangung seluruh beban tersebut.

“Aku bersumpah, jika aku tidak dapat memusnahkan Wibowo, maka seumur hidup aku tidak akan menemui Helena, kalau aku tidak dapat memberikannya sebuah kehidupan yang damai, maka aku rela membiarkan dia berfikir jika aku telah meninggal, itu lebih baik dari pada membiarkan dia bersama ku dan hidup di dalam hari-hari yang penuh dengan ketakutan dan kekhawatiran, jadi setelah dari hari itu, ketika semua orang berfikir aku sudah benar-benar meninggal, aku dan Tony pergi meninggalkan Surabaya, kemudian sampailah di Kota D dan melakukan sebuah penyamaran, mengembangkan kemampuan, mengatur jaringan yang luas dan menunggu kesempatan yang tepat untuk melumpuhkan Wibowo Zhong.”

“Kita telah menunggu selama dua tahun dan tidak mendapatkan satu pun kesempatan, karena hanya dengan Wibowo Zhong datang ke Kota D, barulah kita dapat meringkusnya, dan misalnya itu di tempat kekuasaanya, mungkin selamanya kita tidak akan dapat menyentuhnya, saat aku telah hampir kehilangan kesabaran, Tony lah yang menenangkan ku, menurut informasi yang dapat di percaya, bulan tiga tahun depan Wibowo Zhong akan datang ke Kota D untuk menghadiri sebuah konfrensi besar, lalu dia menyuruh ku untuk menunggu sebentar lagi, karena selain dari itu seudah tidak ada pilihan lain lagi, oleh karenanya aku memutuskan untuk menunggu kembali, dua tahun pun aku tunggu, apakah aku masih mempedulikan lamanya satu setengah tahun lagi?!”

“Musim semi tahun ke tiga, akhirnya Wibowo Zhong pun tiba, hari itu aku dan Tony mengelilingi hampir seluruh kota, semuanya adalah orang kita, walaupun Wibowo Zhong memiliki sayap sekali pun, juga akan sulit untuk terbang keluar dari dalam genggaman tangan kira, malam harinya di saat dia menempati kamar hotelnya, ketika dia menghembuskan nafas-nafas terakhir saat hampir meninggal, dia tidak ingin terlalu terkejut, akan tetapi semuanya telah terlambat, itulah kenyataannya!”

Setelah mengatakan hal ini, Helena He dan ibu mertuanya setidaknya telah mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi, ibu mertuanya seketika masuk kedalam lamunannya, seakan ia kembali ke tiga puluh tahun yang lalu, di malam yang penuh bintang, Wibowo Zhong berdiri di depan jendela rumahnya, dan bersumpah dengan keputus asahan......

Kisah cinta sedari dulu sampai sekarang, berubah bagai sebuah racun, yang bukan melukai orang lain melainkan melukai diri sendiri.

Helena He perlahan beranjak, dengan tenang ia meninggalkan, menaiki tangga sembari memegangi ukiran dari pagar tangga, tubuhnya sedikit terhuyung, seakan ia dapat terjatuh ketika angin meniup ke tubuhnya, tiga tahun yang sulit, bukan lah orangnya yang merasa pahit, akan tetapi hatinya.

Pernah ia berpikir jikalau Dennil Du meninggal dan dapat terlahir kembali, ia pasti sangat gembira, tetapi ketika hari itu benar-benar telah datang, sebaliknya ia merasa sangat sakit sampai membuat ia sulit untuk bernapas, ia mengerti, hatinya yang sedari dulu memang sudah tersayat-sayat dan meninggalkan banyak bekas luka, lagi-lagi terkoyak kembali dan menitihkan darah beserta air mata......

Nyonya Guan menatap lekat-lekat kearah punggung menantunya, kemudian memiringkan kepala dan berkata kepada anaknya: “Pergi dan lihatlah dia, beberapa tahun ini ia melewati harinya dengan amat tersiksa, demi mu, ia telah melakukan banyak hal bodoh.”

Dia menganggukkan kepala, kemudian beranjak pergi, sesampainya ia ke pintu kamar yang terbuka, ia melihat Helena He yang sedang berdiri di sana.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu