Someday Unexpected Love - Bab 25 Kehilangan Perjakaanku Gimana (1)

Memberontak sekuat tenaga, wanita itu mencoba untuk melepaskan diri darinya, tak tau bagaimana ia merasakan sebuah berontakan dari wanita tersebut, sebaliknya ia menambah kekuatan untuk mencengkram tubuhnya.

Di rangkul oleh Dennil Du sebenarnya sebuah hal yang sedikit memalukan, apalagi mereka sama-sama tau, semuanya hanyalah sebuah akting, tetapi kalau di pikir-pikir lagi, jikalau Dennil Du tak memikirkan posisinya, dan malah dengan para perempuan jalang berrmesra-mesraan, bukankah hal tersebut tambah membuat ia merasa malu?

Karena itu, ia menghentikan rontakannya, lalu mengeluarkan sebuah senyuman, dan membantu Dennil Du menjawabnya: Ini bukanlah pamer kemesraan, ini adalah sebuah sikap menghargai seorang isrti.

Sean Ou menarik lebar sebuah senyuman dari sudut bibirnya, yang berarti sedang mengejek ia: Kita bertiga paling mengerti perasaan satu sama lain. ia memiringkan kepalanya, lalu menatap Yoshua Fei: Bener kan, bro?

Yang ia maksud perasaan khusus tentu saja bukan mengarah ke Helena He, ia mengira Helena tak mengerti maksud dari perkataannya, sebenarnya, Helena mengerti sangat jelas apa yang ia maksud.

Sudahlah, mau berbuat apa saja terserah. Dennil Du membuka percakapan, itu berarti ia mengerti apa yang di maksud oleh Sean Ou.

Baiklah, kakak ipar saya menghormati anda!

Sean Ou mengangkat segelas beer putihnya tinggi-tinggi, lalu meminumnya dengan sekali tegukkan.

Ia menaruh gelasnya, lalu menunggu ikan memakan umpan di pancingnya, Helena tak membuat ia kecewa, ia membalasnya dengan segelas bir juga.

Sulangan berikutnya terus berlanjut ke gelas ke dua, ke tiga, sesampainya di gelas ke empat, lelaki itu sudah tak tahan lagi, hatinya yang tak tertahankan tersebut mengumpat: Sialan, kenapa wanita ini belum juga mabuk......

Sudah jangan minum lagi. Dennil Du menghalangi gelas yang berada di tangan Helena He.

Ia tak mungkin menyapu kebahagiaan Sean Ou. Helena kembali mengelakkan gelasnya dari halangan tangan Dennil, hatinya sangat mengerti Sean Ou tak akan sembarang mengajakya minum begitu saja, karena ia telah berniat mengajaknya bermain, maka iaakan menemaninya bermain, ia ingin melihat, sebenarnya apa yang sedang di fikirkan oleh Sean Ou di dalam hatinya.

Setelah gelas ke tujuh berakhir, Sean Ou sudah tak sanggup lagi, ia telah kehilangan kesadarannya lalu menaruh gelasnya dengan sekuat tenaga, dan mulai bicara sembarangan.....

Kak Dennil, sudah berapa kali aku memberitahu mu? kau.... Mengapa engkau tak mendengarkan ku? kau..... Mengapa engkau tak percaya, orang ini.... orang ini mendekatimu..... Di dalam hatinya tak ada niat baik!!

Dennil Du mengerutkan dahinya, lalu memandangi Yoshua Fei yang sedang berkumpul dengan wanita-wnita jalang tersebut, ia segera berdiri dari tempat duduknya dan menjelaskan: maaf kakak ipar, ia sedang mabuk, aku akan mengantarnya pulang.....

Aku tak mabuk! aku masih sadar! Sean Ou yang terhuyung-huyung berusaha berdiri kembali dan berkata: minum! ayo kita lanjut minum!

Yoshua Fei meraihnya lalu memarahi nya: Minum apa hah? bertarung minum dengan perempuan sampai mabuk seperti ini, gak ngerasa malu kan?

Kamu ngerti gak sih? kedua matanya melotot: Tunggu sampai aku bisa membuatnya mabuk, ia pasti akan mengakatan keluar apa maksudnya mendekati kak Dennil!

Helena tergegun, hati kecilnya baru menyadari: ternyata begitu....

Ngapain masih diam di sana! bawa pergi! Dennil Du dengan muka tak senang memarahinya, Yoshua merangkul sean, dengan sekuat tenaga membawanya keluar ruangan.

Lepaskan aku, biarkan aku bicara..... Aku bakalan menghalangi kak Dennil menikah dengan wanita ini, aku tak akan membiarkan ia mengulangi kesalahan yang sama seperti yang pernah aku alami!!

Ia masih berusaha menjerit, sepasang mata Helena He memandang ke arahnya dengan perasaan muak, seketika berteriak: Sebentar.

Sekejap seluruh ruangan menjadi hening, seluruh pandangan mata menuju ke arahnya, tak tau apa sebenarnya yang ingin ia lakukan.

Tubuhnya dengan perlahan, setapak demi setapak berjalan menuju ke arah Sean Ou, Helena dengan nada yang tegas dan tanpa ragu berkata: Aku pikir Dennil adalah orang yang tak peduli mengenai pandangan orang lain, jadi temannya juga pasti akan sama, tetapi yang saya lihat sekarang sepertinya tak begitu, melihat seseorang hanya dari sudut pandang orang lain, ternyata kamu hanyalah orang yang seperti itu.

Dennil Du tercengang melihat Helena He, ia sama sekali tak membayangkan jikalau ia dapat mengeluarkan perkataan semacam itu, walaupun hanya melihat bayangan punggungnya, ia seakan dapat melihat sepasang matanya yang dingin tersebut.

Ketika aku bertemu dengan Dennil dulu, aku sama sekali tak mengetahui siapa dia, jadi aku tak sama seperti yang kamu bayangkan mengenai tujuan dan sebagainya, sekarang tak ada, kedepannya tambah tak mungkin ada!

Setela selesai bicara, Helena He memalingkan badannya lalu berlari pergi meninggalkan ruangan, ketika ia barusan ingin menarik pintunya, dengan tak rela ia menengok ke arah belakang sekali lagi dan menekankan: Jangan melihat aku sampai sekotor itu, sebenarnya aku tak seluar biasa itu.

Dennil Du mengejarnya, ia akhirnya telah keluar dari gerbang setan tersebut, lalu menarik Hellena: Jangan marah, aku tak ada maksud jahat.

Helena menoleh ke belakang, dengan kesal dan nafas yang terburu-buru, tetapi ia juga tak ada alasan untuk marah dengan Dennil, lagian semuanya bukanlah salahnya.

Boleh gak minta tolong buat temenan sama orang yang ngerti sopan santun sedikit? kalo ketemunya sama temen yang gak ada sopan santun gitu, jangan biarkan aku buat bertemu dengannya paham?

Ia pun akhirnya tertawa, lalu menjelaskan: Kamu tak mengerti Sean, ia sebenarnya seorang yang sangat setia kawan. Sama dengan mu.

Sama dengan aku?

Helena He dengan nada tak senang pun membantah: Aku sama dia gak ada samanya sama sekali, ada uang aja bangga begitu ya? memangnya ada uang bisa sembarangan menindas orang lain seperti itu kah?

Bukan menindas, cuma karena ia setia kawannya sudah kelewatan baru bisa mengatakan hal seperti itu, hanya saja caranya yang tak benar.

Helena tak lagi menjawabnya, Dennil Du mengira ia sudah mulai tenang dan mengerti, dengan lega menghela nafas.

Sekarang aku mengerti kenapa ia selalu di pukuli.....

Kenapa?

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu