Someday Unexpected Love - Bab 212 Arloji (2)

Nyonya Guan memasuki kamar, setelah beberapa saat, dia mengeluarkan sebuah kotak persegi ungu, berjalan kembali ke ruang tamu, dan duduk di depan Helena He.

"Aku awalnya bermaksud memberikan cincin ini padamu. Tetap bersamaku hanya akan membuatku kepeningan yang berlebihan, tapi aku tidak bisa memberikannya kepadamu sekarang."

“Kenapa?” , Helena He dan Dennil Du bertanya pada saat bersamaan.

"Sejak aku meninggalkan rumah Du, aku telah menguburkannya selama 28 tahun. aku tidak pernah memiliki keberanian untuk membukanya. Bahkan sekarang, aku juga tidak memiliki keberanian untuk melihatnya. Lusa, ketika aku kembali ke Beijing, aku akan menyerahkannya kepadamu. "

“Oh, tidak masalah.” ,Helena He agak sedikit kecewa.

Nadya Guan melihat kekecewaan di matanya, dan mendesah, "Kalau enggak aku berimu sekarang, sesampai rumah kamu baru buka saja, jangan terlihat oleh aku saja."

Helena He ingin mengulurkan tangan untuk mengambilnya, tetapi merasa kelakuan gini berarti tidak percaya kepada ibu mertuanya, jadi dia tersenyum-senyum, "Tidak perlu, berikan saja padaku ketika kamu pergi."

Dia mengangguk kepala,dan dia mengalihkan pandangannya ke putranya lagi, dan berkata dengan suara serak, "Dennil, bisakah kamu menyetujui satu permintaan ibuku?"

"Kamu bilang."

"Ketika aku menikah dengan ayahmu, kita saling bertukar token tanda cinta. Aku memberinya cincin, dan dia memberiku arloji perunggu, tetapi ketika aku meninggalkan rumah Du, lubuk hatiku sangat marah. Aku tidak membawanya pergi. Setelah bertahun-tahun, Aku tidak tahu apakah arloji itu masih ada atau tidak... "

"Kamu ingin aku membantumu mencari barang tersebut?"

"Ya, itu satu-satunya pemberian dia padaku. Aku ingin simpan sebagai kenangan ..."

Dennil Du mengerutkan kening, "Ibu, kamu cincin saja tidak berani lihat, mengapa ingin arloji tersebut?"

"Cincin itu aku yang memberi padanya, aku melihat barang yang kuberi padanya, hanya mengingatkanku dulunya betapa mencintainya, tapi barang pemberiannya berbeda lagi, beberapa tahun ini, ketika rindu padanya terasa disamping tidak ada barang yang sebagai kenangan, hati selalu merasa ada yang kosong."

Dennil Du dengan sulit menghela nafas, "Ayah sudah mati, aku khawatir agak sulit menemukannya lagi."

"Kamu seusaha mungkin saja, tidak masalah jika kamu tidak menemukannya. Bagaimanapun, kangen atau tidaknya, itu ditakdirkan untuk tidak memiliki hubungan di antara kita."

Helena He menghibur ibu mertuanya untuk sementara waktu, Melihat waktu juga sudah malam, dengan Dennil berdiri, bersiap untuk kembali ke rumah Du.

Nadya Guan mengantar anak dan menantunya ke depan pintu hotel, Helena He memegang tangan ibu mertuanya dan menjamin, "Ibu, kamu silahkan tenang saja, aku dan Dennil akan membantumu menemukannya, aku adalah seorang wanita, aku juga dapat memahami suasana hati Anda.

Setelah masuk ke dalam mobil, Dennil Du bertanya dengan santai: "Apakah menurutmu arloji itu dapat ditemukan?"

Dia menggelengkan kepalanya, "Aku tidak bisa mengatakan ini dengan baik, Kamu adalah anggota keluarga Du, kamu seharusnya lebih tahu apakah barang itu bisa ditemukan tidak."

Ketika sampai di rumah, Helena He lelah berbaring di sofa dan berkata dengan santai, "Suamiku, mengapa kita tidak pergi ke ruang kerja ayah mertua? Mungkin dia selalu menyimpannya."

"Besok saja baru cari, sudah selarut ini, ayo kita cuci-cuci kemudian tidur."

Dia menguap: "Baiklah."

Dia bangkit dan pergi ke kamar mandi, menuangkan air panas, dan kemudian badan lembut-lembut berbaring langsung, kelelahan di seluruh itu sekejap menghilang dan dia menutup matanya dengan senang.

Sekali rendam itu setengah jam. Ketika dia keluar, dia tidak menemukan siapa pun di kamar. Dia bergumam heran, "Orang pergi kemana?"

Dia mengangkat ponselnya dan meneleponnya, tetapi nada dering terdengar dari saku jas di tempat tidur, dan dia merasa lega, dia tidak mengenakan jaketnya dan tidak mengambil ponsel, sepertinya masih ada dirumah, mungkin turun ke bawah.

Dia meniup rambutnya dengan pengering rambut. Ketika meniup hingga sebagian besar kering, pintu terbuka dan Dennil Du masuk.

"Dennil, dari mana saja kamu?"

"Aku baru saja melihatmu tidak keluar sekian lama, jadi aku pergi ke ruang kerja Ayah membongkar sebentar."

“Apakah kamu menemukannya?” , dia melangkah maju dengan gugup.

"Tidak." , dia menggelengkan kepalanya, mata penuh kekecewaan.

Helena He juga sangat kecewa, dan dia menghela nafas, "Sudah dua puluh atau tiga puluhan tahun, Itu normal kalau sebuah arloji kecil hilang. Selain itu, ayah mertua juga tidak mencintai ibu mertua, jadi secara alami dia tidak akan menyimpan apa yang dia berikan padanya.

"Yah, tidurlah. Aku akan membawamu ke suatu tempat besok malam, mungkin disana dapat menemukannya."

Dia membuka matanya dengan rasa ingin tahu, "Di mana itu?"

"Rumah kami masih ada satu gudang penyimpanan."

"Ah? Kenapa aku tidak tahu? Di mana?"

"Tidur dulu, aku akan membawamu ke sana besok."

Pada siang hari berikutnya, saat siang sore, Helena He menelepon ibu mertuanya.

"Ibu, kami belum menemukan barang tersebut, tapi kami akan terus membantumu untuk menemukannya."

Nyonya Guan berkata dengan lega, "Terima kasih, kalian seusaha mungkin saja, oh ya, aku berencana untuk kembali ke Beijing besok."

"Ah? Bukankah kamu bilang lusa? Kenapa dipermajukan?"

"Ada sedikit masalah di Beijing. Aku harus kembali dan menanganinya sesegera mungkin."

"Tapi kami belum bantu menemukan barangnya untukmu."

"Tidak masalah, ya sudahlah jika tidak ketemu."

Helena He mencubit keningnya, merasa bersalah, "Apakah Dennil tahu kamu besok akan pergi? "

"Dia belum tahu, aku akan meneleponnya nanti."

"Kalau begitu aku akan pergi ke hotel bersama Dennil malam ini."

Nyonya Guan tertawa, "Aku tidak bisa melayani kalian di malam ini."

"Kenapa?"

"Temanku kembali dari Perancis. aku telah ada janji dengan dia."

"Baiklah ..."

Menutup telepon, Helena He meringkuk di atas meja dengan hati yang dekaden, juga tidak tahu apakah ibu mertuanya mempermajukan waktu kembali ke Beijing, apakah Dennil akan sedih, lagipula, dia bersama ibunya hanya dalam jangka waktu yang pendek, tetapi dia tidak bisa keterlaluan untuk memintanya untuk tinggal, karena sekarang Ibu mertua juga tidak dapat pulang ke rumah Du, asal ada Ibu mertua palsu di rumah Du, maka rubah dalam gelap baru bisa menunjukkan ekornya.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu