Someday Unexpected Love - Bab 184 Rahasia Kotor yang Tidak Bisa Diungkapkan (1)

Lori tiba-tiba dari belakang ambil satu pisau yang runcing bergoyang-goyang, Helena He terkejut, dia terpikir hal yang dulu, Dennil Du demi melindungi dia, baru tertusuk dengan orang gila ini, sekejap tegang menunjuk kearah Lori, dengan gugup berkata, "Kamu...kamu jangan macam-macam!"

"Aku sudah datang kemari, jelas datang mengacau, dari dulu aku pingin menusuk mati kalian, sekarang anakku juga sudah pergi, aku juga tidak ingin hidup lagi, bunuh kalian, terus aku bunuh diri, sampai di dunia bawah, roh aku juga akan mengikuti kalian, seumur abad menyiksa kalian, menyuruh kalian bertobat pada anakku!"

Dennil Du dengan tenang melangkah kedepan, Helena He segera menarik dia, berbisik, "Kamu ngapain? Tidak lihat dia sudah kehilangan akal kah!"

"Tidak masalah.", dia menempuk punggung tangan Helena He, terus melangkah kedepan.

Hati Helena He tergantung, segera berbalik terus lari, bersiap untuk memanggil orang untuk tahan orang gila ini, melihat Dennil Du selangkah demi selangkah mendekatinya, Lori bergemetaran mengingatinya, "Jangan datang kemari lagi, kalau tidak aku benaran bakal bunuh kamu!"

Dia seperti tidak kedengaran saja, terus melangkah kedepan, Lori sekejap memejam mata, dengan gilanya melambaikan pisau di tangannya, sembarang tusuk kearah dia, Dennil Du menghindar, sekejap menangkap pergelangan tangannya, sedikit bertenaga, pisau terjatuh di bawah tanah, Lori ingin membungkukkan badan untuk pungut, tapi sudah di tahan oleh para pembantu rumah.

"Kamu melepaskan aku, lepaskan aku..."

Lori berteriak-teriak, melihat dia nangis begitu sedih, Dennil Du menggunakan tatapan menyuruh para pembantu untuk lepaskan, dia terduduk di lantai, dari kantong mengeluarkan kertas putih, bergemetaran melihat tulisan diatas, nangis semakin deras.

Dennil Du pelan-pelan berjalan kesana, mengambil kertas ditangannya, Helena He segera maju kedepan lihat, ternyata adalah surat ditinggal oleh Michelle Yang sebelum berpergian dari rumah.

"Ibu, aku pergi, jangan cari aku lagi, mohon maaf anak yang durhaka, aku benar-benar hidup terasa derita sekali, kamu harus baik-baik menjaga tubuh sendiri, anggap saja aku tiga tahun yang lalu sudah meninggal, tidak pernah pulang, anggap semua ini hanyalah sebuah mimpi...."

Dennil Du selesai membaca sekejap terbengong, Helena He dengan cemas bertanya, "Jangan-jangan dia benar berpikir untuk bunuh diri kah?"

"Sekarang bagaimana?"

"Hei, kamu bicara..."

Melihat suami hening tidak berbicara, Helena He jadi sangat cemas, kalau Michelle Yang benaran bunuh diri, dia merasa dia adalah yang jadi pembunuhnya.

Dennil Du berjalan kedepan Lori, dengan yakin berkata, "Aku akan memcari anak kamu bawa pulang, kamu pulang rumah dulu tunggu kabar aku."

Selesai bicara, dia segera kearah mobil yang diluar, Helena He segera mengejarnya, "Dennil, aku pergi bersama kamu."

Kota yang begitu besar, mau kemana cari orang yang sudah depresi, kedua orang tidak ada mood untuk berbicara, menggendarai mobil terus mencari.

Sudah cari dua jam lebih, tapi tiada hasil, Helena He agak depresi berbicara, "Dennil, jangan-jangan dia pergi tempat yang spesial baginya? kita begitu buta mencari, cari sampai kapan..."

Sekali di ingati dengan dia, Dennil Du kepikiran satu tempat, segera menginjak gas, dengan cepat menuju kesana.

Mobil berhenti di tengah pinggang gunung, Helena He kejut melihat lingkungan sekitar, "Jangan-jangan? Dia mendaki gunung?"

"Naik keatas dulu."

Dennil Du turun dari mobil, Helena He juga ikut dibelakang, dia menggandeng tangan dia selangkah demi selangkah berjalan menuju kearah puncak, di pertengahan jalan Helena He penasaran tanya, "Kalian dulu sering kesini kah?"

Dia menggangguk kepala, "Disini adalah tempat aku dan Michelle Yang pertama kali ketemu."

"Hah? Kalian kenapa bisa kenal di tempat ini?", Helena He tidak mengerti.

"Beberapa tahun yang lalu, aku sendiri datang mendaki gunung, kebetulan bertemu dengan dia juga sedang mendaki gunung, jadi kami kenal dengan begitu saja."

"Jadi kamu merasa dia bisa datang kesini kah?"

Dennil Du menghela napas, "Tidak begitu yakin, lihat dulu."

Berjalan sekitar setengah jam kemudian sampai dipuncak, Helena sudah capek terdengus-dengus, dia biasanya tidak berolahraga, jadi hanya menggunakan sedikit tenaga saja, dia merasa seluruh badan dia seperti terbuyar saja.

"Masih bisa kah?" , dia tanya.

"Tidak masalah, kita lanjut."

Terus berjalan hingga di puncak gunung, akhirnya Dennil Du menghentikan jejak kakinya, Helena He mengikuti arah tatapannya lihat, disana, terduduk seorang wanita, dibawah terang bulan, bayangan punggungnya terlihat begitu dinging bagaikan patung.

Helena He terpikir novel QiongYao "Wang Fu Cliff", serasa adegan seperti ini, dengan cerita sengsara itu begitu mirip.

"Aku tidak kesana, takutnya malah merangsang dia."

Helena He mengalih tatapann kearah Dennil Du, terus menarik tangannya balik.

Dia menggangguk kepala, "Kamu disini tunggu aku, manapun tidak boleh pergi."

"Baiklah."

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu