Someday Unexpected Love - Bab 145 Tidak Bisa Berbuat Apa-apa (2)

Sebenarnya orang lain pada dasarnya tidak penasaran lelaki pengkhianat itu namanya siapa, karena walaupun sudah bilang, mereka juga tidak akan kenal.

Tetapi Helena yakin, jika adalah Dennil Du, maka itu akan tidak sama.

Suami putri aku adalah Dennil Du!

Lori Qin dirangsang oleh dia lalu mengeluarkan kata-kata dari mulut, Helena segera membantu dia menambah: adalah perusahaan Du direktur muda Dennil Du.

Ih……

Ditengah sekelompok orang muncul suara mengeluh, tidak tahu ada siapa yang tidak tahan berteriak: tante ini, kamu salah tidak? Bukannya nyonya ini baru adalah istri direktur muda perusahaan Du?

Helena dengan bangga membalikkan badan, mengangkat-angkat alis terhadap Lori Qin.

Makanya itu, tahun lalu bulan september, resepsi pernikahan tuan muda pertama Du aku masih mengikuti!

Michelle Yang melihat orang lain tiba-tiba mengarahkan pandangan curiga dan menyindir terhadap dia, seperti dia sudah dari orang yang dilukai menjadi orang ketiga, lalu segera memapah ibunya bangun, menundukkan kepala segera pergi meninggalkan.

Orang-orang kelompok perlahan-lahan bubar, Helena melihat dua bayangan didepan dengan langkah kaki sakit pergi meninggalkan, dalam hati sangat kesal dan sumpek.

Dia pergi kerumah orang tua sendiri, setelah selesai makan malam, Dennil Du menjemput dia pulang kerumah.

Dia tidak memberitahu masalah kejadian hari ini, mengikuti dengan dia ketawa-ketawa, hanya bilang beberapa masalah yang menyenangkan.

Helena tahu Dennil Du sekarang juga sangat terbebani, jadi, dia tidak ingin menambah beban dia lagi, hanya ada dua orang yang saling mencintai, baru tidak tega memberi tekanan kepada satu sama lain.

Tiba dikeluarga Du, baru masuk kamar, Mina membawa sup ayam masuk kemari, Helena melambai-lambai tangan: aku sudah tidak mau minum, malam ini dirumah ibu aku makan sangat kenyang.

Beberapa hari ini, Mina setiap malam selalu membawa semangkuk sup ayam masuk, dia sudah minum sampai ingin muntah.

Dennil Du selesai mandi keluar dari toilet, semaunya berkata: demi anak kita bisa tumbuh sehat dan kuat, makan semakin banyak semakin bagus.

Dia mengerutkan kening, terpaksa memegang hidungnya, lehernya mengangkat keatas meminum habis.

Malam hari, dua orang berbaring diatas ranjang, Helena berkata: Dennil, berikan nama untuk anak kita?

Dennil Du menjawabnya: Baik, tetapi aku mesti mikir dua hari, mikir satu nama anak laki-laki, satu nama anak perempuan.

Iya, beri nama yang bagus didengar sedikit ya.

Itu tentu saja.

Nama anak laki-laki harus gagah, nama anak perempuan harus indah.

Ok.

Diruang membaca kamu bukannya ada kitab suci? Bisa jadi bahan rujukan.

Baiklah, sudah tahu.

Kamu juga jangan terlalu buru-buru, pelan-pelan mikir, didalam waktu delapan bulan ini kepikiran sudah boleh.

……Dennil Du membalikkan badan: sini aku cium sekali.

Ah tidak mau……

Hanya cium sekali, sekali saja sudah cukup.

Bukannya bilang hanya cium sekali!

Jangan bergerak, aku akan sangat lembut……

Pagi hari, Helena pagi-pagi sudah bangun, dia hari ini mau pergi dengar sebuah seminar tentang ibu hamil.

Pada saat gosok gigi, merasakan perut bagian sebelah kiri ada sedikit kesakitan, mengerutkan kening, tidak terlalu pedulikan.

Setelah selesai bersih-bersih, jalan sampai samping ranjang, membangunkan Dennil Du, membantu dia mengambil baju yang mau dipakai.

Sayang, bantu aku pakai dasi.

Dennil Du paling suka Helena membantu dia memakai dasi, bisa dengan jarak dekat berhadapan dengan dia, dengan penuh perasaan melihatin dia, suasana yang lembut itu, adalah dia disebuah pagi hari, pengawalan suasana hati yang baik.

Dennil, perut aku sepertinya ada sedikit sakit.

Sakit perut? Dennil Du dengan khawatir mengerutkan kening: kenapa bisa sakit perut? Kalau begitu kita segera pergi ke rumah sakit!

Tidak masalah, mungkin semalam makan terlalu kenyang, hanya saja ada sedikit, sangat sedikit.

Kalau begitu juga harus pergi lihat sebentar, jika tidak aku mana bisa tenang.

Helena tidak senang melototi dia sekilas: sudah merasa takut? Semalam tidak seharusnya terhadap aku begitu begitu?

Bukan kan…… wajah Dennil Du langsung putih.

Hehe, begini sudah menakutkan kamu, sangat tidak ada harapan baik.

Hais, kamu benar-benar sakit atau tidak? Jangan menakutkan aku!

Dennil Du sangat khawatir, Helena mengangguk kepala: ada sedikit sakit, tetapi tidak masalah, sama seperti digigit semut saja, hampir bisa mengabaikan.

Benar-benar tidak masalah?

Iya!

Baiklah kalau begitu, jika sakitnya sangat hebat, ingat kapan saja telepon aku!

Sudah tahu.

Dennil Du menyetir mobil mengantar Helena ke tempat mendengar seminar, juga tidak lupa berpesan: ingat jika tidak enak badan, harus menghubungi aku!

Mengerti mengerti!

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu