Someday Unexpected Love - Bab 11 Posisi Permaisuri

Mobilnya berhenti tepat di hotel Wanderlust yaitu hotel yang paling terkenal di kota Surabaya, ia melihat mobil Sedan mahal yang mengkilap di depannya, hati yang baru saja sedikt santai menjadi tegang kembali.

Apakah ini sebuah pesta yang sangat besar? Ia berdiri tepat di samping kanan Dennil Du, dengan gugup ia bertanya, apalagi ini adalah kali pertamanya ia menampakkan dirinya di hadapan umum.

Ini hanya perkumpulan biasa-biasa saja, tak usah gugup, Dennil Du menghibur dan menenangkannya.

Sesampainya di depan pintu masuk pesta, ketika pintu baru saja akan di dorong, Helena He menghentikan langkahnya, ia merendahkan nada bicarannya lalu berkata: atau gak kamu masuk duluan?

Kenapa? Dennil Du merasa sedikit ragu lalu menyengritkan dahinya.

Ia menepuk-nepuk dadanya, tanpa menutup-nutupi ia berkata: aku sedikit gugup.

Apakah kamu takut?

Em. Dengan keras mengangguk.

Takut kenapa?

Ia mencondongkan badannya: takut orang bertannya bagaimana kita bisa kenal.

......

Dennil Du menatap Hellena dengan tatapan penuh dengan kelicikan, tak dapat di pungkiri ia memiliki pandangan baru terhadap Helena He, mungkin saja wanita ini tak sebanding dengan penampilan luarnya yang dapat menerima semua cemoohan.

Ayo masuk. Ia menarik senyum lebar, lalu mendorong pintu masuk peesta.

Kak Dennil.... Hellena He belum tersadar, sekilas tubuh yang lembut melintas di hadapannya, lalu berbambur kepelukan Dennil Du.

Direktur Du...... Sapaan yang hangat terdengar, beberapa saat kemudian terdengar langkah wanita anggun satunya lagi datang menghampiri.

Setelah itu, berkumpul lagi wanita lainnya membentuk kerumunan, tak tau siapa yang mendorongnya dengan kuat, membuat Helena He terdorong ke samping, dengan sempoyongan ia kembali berdiri tegak seperti semula, lalu melihat ke arah wanita-wanita yang merangkul Dennil Du, ia terkejut sampai terbengong.

Ini? apaan sih......

Ia sebelumnya sudah pernah membayangkan bahwa pasti akan banyak wanita yang menjadikannya target dan mengejarnya, akan tetapi setelah melihat adegan gila ini dengan mata kepalanya sendiri, Helena He sepertinya sangat merasa terkejut.

Ia sangat merasa cemas, menikah dengan lelaki seperti ini, apakan suatu keputusan yang benar.....

Dennil Du yang di kerumuni oleh sekumpulan wanita pun melihat Helena yang tak mengerti bagaimana menghadapi situasi seperti sekarang ini, ia yang tak tertahankan lagi lalu menggunakan suara rendahnya: Permisi.

Sekumpulan wanita yang awalnya sangat bising pun seketika terdiam, barusaja ia akan menghampiri Helena He, tiba-tiba terhalang kembali.

Presedir Du kan sudah datang, jadi sudah seharusnya kita berdua membahas sebentar mengenai kerjasama dengan Pasific Shopping Mall.

Dan barang yang kami suplay jelas lebih murah 10% di bandingkan dengan pasaran lain.

Mengenai masalah bantuan yang kemarin saya jelaskan kepada anda, tak tau....

Tiga sampai lima kolega bisnis pun saling berebutan untuk bicara duluan, dalam urusan pekerjaan, Dennil Du adalah seseorang yang tegas, ia menggunakan tatapan matanya ke arah Helena untuk menyuruh ia menunggunya sejenak.

Suara Biola yang merdu seakan mengair ke seuruh ruangan Ballroom yang besar dan megah itu, Helena memandang ke arah keramaian tersebut, lalu mencari satu tempat yang sepi dan duduk di sana.

Suara Biola yang mengalun membuat ia yang semalam tak dapat tidur dengan nyenyak menjadi mengantuk, dan membuatnya menguap, dalam bayangan yang kabur bahunya di tepuk dua kali, ia membuka matanya, orang yang di berada di matanya ternyata adalah Dennil Du yang sedang terkekeh.

Udah ngantuk?

Ia meminta maaf sembari tertawa: Em, sedikit.

Dennil Du membalikan badan dan membantunya menuagkan segelas anggur mera untuknya: minum ini nih, bisa buat menyegarkan diri.

Terimakasih. Ia mengambilnya, lalu melontarkan sebuah pertanyaan: Itu, yang tadi...... bukankah memberikan sensasi seperti sedang menjadi seorang raja?

Apa? Dennil Du sedikit belum menyadarinya.

Helena He menggunakan telunjuknya lalu menunjuk dari kejauhan di sertai dengan pandangan yang dalam dari kedua matanya: wah, di kerumuni oleh sekumpulan wanita, perasaan seperti itu bukankan memberikan sensasi seperti sedang menjadi seorang raja?

Dennil Du mengikuti gerak arah tangan Helena He, seketika ia mengerti maksudnya, dengan sedikit terkekeh ia berkata: Jangan khawatir, tak peduli seberapa banyak gerombolan wanita yang mengelilingi ku, tak akan menggoyahkan posisi sang permaisuri.....

ciiihh.....

Tanpa sengaja keduanya bertatapan lalu serentak tertawa bersama.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu