My Cute Wife - Bab 439 Menjadi Tamu

Pada saat ini Lindsay menepuk meja dan berseru : “Pasti pernah!”

Alex tersenyum malu.

Bryan mengerutkan dahinya: “Kamu tidak pernah mengatakannya.”

“Horoskop tidak mengizinkan hal itu terjadi.” Alex melanjutkannya : “Seperti yang dikatakan...” Dia terhenti sejenak tanpa berkata apapun.

Lindsay melihat ke arah Bryan yang sedang menggelengkan kepalanya.

Takut ini tidak terjadi dengan baik dan Alex tidak ingin mengatakannya, mereka tidak menanyakannya lagi.

Setelah makan, Alex terlihat sangat bahagia begitu juga Bryan ikut merasa senang, pada akhirnya Alex tidak membiarkan Lindsay mengantarnya dan menghentikan mereka karena dirinya sendiri akan memanggil taksi lalu pergi, dan Randy sendiri yang mengantarkan tuan dan nyonya pulang kerumah mereka.

Setelah duduk di mobil, langsung duduk di pangkuan Lindsay, dirinya tidak pernah mengalami sakit perut, tetapi setelah meminum alkohol dirinya merasa tidak enak badan.

Sambil memijatnya sambil berkata kepada Randy : “Kamu harus lebih memperhatikan departemen human, Bryan agak sedikit sibuk tidak sempat untuk memperhatikannya, Riley tidak akan kembali untuk sementara waktu, industry vodka di sana sedang naik daun, aku pikir kamu seorang diri akan merasa kesulitan.”

“Tidak apa-apa nyonya.” Randy tersenyum dan berkata: “Ini adalah dasar jika ingin menjadi asisten CEO Li.”

“Carilah beberapa asisten lagi.” Bryan membuka mata sambil berkata dengan pelan : “Seorang asisten berkelas harus bekerja paruh waktu dan mengemudi buatku, ini akan menjadi bahan lelucon untuk orang lain.”

Randy tertawa dengan bodoh: “Ingat.”

Setelah pulang Bryan meminum sup pereda alkohol dari Iva, dia masih berpikir untuk tidur secara terpisah dengan Lindsay karena mengkhawatirkan aroma alkohol akan masuk ke dalam perutnya lalu Lindsay langsung membawanya ke kamar utama dan menjadi diam ketika berbaring.

Untuk sementara Lindsay tidak merasa mengantuk dan berbaring di samping Bryan sambil mengagumi wajah dari suaminya.

Setelah mengaguminya beberapa saat, wechat berbunyi, dia membukanya dan ternyata Cindy mengirim foto.

Ini adalah lukisan pemandangan gunung dan air, terlihat jelas tinta di sudut yang belum kering dan lukisan dikerjakan diatas meja mahoni yang berbintik, di lihat lagi ke atas disana ada jendela dan beberapa pot tanaman hijau yang terlihat di sebuah rumah tua tetapi karena telah didekorasi dengan bagus dan hangat, lalu ada sesuatu yang menarik perhatian dari Lindsay yaitu sebuah kalung yang digantung di ornamen pohon pinus yang seolah-olah tidak lengkap, berwarna coklat kehitaman dan polanya terlihat kacau balau.

Lindsay mengirim pesan: [Apakah kamu sendiri yang mengambarnya?]

Cindy: [Ya, baguskah]

Lindsay: [Bagus! Sangat cantik!]

Cindy: [Baiklah aku akan memberikannya untukmu.]

Tanpa menunggu Lindsay membalasnya, Cindy mengirim pesan lagi: [Jadi besok kamu akan datang?]

Dengan penuh pengharapan dan bertanya dengan hati-hati

Lindsay sudah lama mengatakan jika orang biasa akan sulit menolak permintaan dari Cindy, lagipula ini bukanlah sebuah permintaan tetapi melainkan sebuah undangan, dengan segera Lindsay menyetujuinya : [Aku akan datang tepat jam 12 siang, aku akan mentraktir kamu makan!]

Kegembiraan Cindy terlihat dari layarnya: [Tidak usah, aku akan membuat makanan untukmu!]

Lindsay tersenyum lalu mematikan lampu kamar tidur dan mencari posisi yang nyaman dalam pelukan Bryan lalu tertidur.

Keesokan paginya, mendengar Lindsay akan menjadi tamu di rumah orang, Bryan dengan segera membatalkan semua perjalannya dan memutuskan untuk pergi bersama.

“Benarkah akan pergi?” Lindsay sambil berganti pakaian sambil berkata: “Gak apa-apa aku pergi sendiri saja.”

“Cindy Su bukan?” Bryan melihat cuaca dan melanjutkan untuk mencari mantel buat Lindsay : “Bahkan aku belum pernah bertemu dengannya, aku akan memastikannya sendiri, lalu kalian berdua sedang hamil, aku harus berbuat apa jika sesuatu terjadi sesuatu padamu?”

Lindsay sangat memahami kekhawatiran Bryan lalu mengangguk kepala: “Kalau begitu kita pergi bersama.”

Bryan menyetir sendiri, pada waktu akan tiba Lindsay terlihat sedikit gugup : “Sebelumnya di dalam kelas yoga aku selalu memakai salep ini, meskipun hanya sedikit tetapi akan terlihat berbeda, menurutmu apakah Cindy akan marah?”

“Jika marah kita akan pulang.” Bryan tidak memperdulikan apakah orang lain akan menyukainya atau tidak.

Pada saat mobil berbelok ke jalan Gumo, Cindy menelepon dan dengan suara yang lembut berkata : “Aku baru melihat ada sebuah mobil abu-abu, bukankah itu kalian?” Dia mengetahui bahwa suami Lindsay akan datang, dipikir-pikir pastinya dia adalah pria yang jujur.

Lalu CEO Li yang jujur itu menghentikan mobil dan turun, gang kecil yang gelap yang dihempit oleh dua bangunannya itu tiba-tiba diterangi oleh cahaya.

Cindy: “….”

Bryan membuka kursi penumpang, Lindsay turun dengan wajah di tutupi.

Dengan segera Cindy menarik perhatian: “Lindsay, ada apa denganmu?”

“Cindy, setelah melihatnya jangan marah ya.” Lindsay berkata.

“Tidak mungkin marah.” Cindy sedikit khawatir: “Ada apa yang terjadi?”

Lindsay menurunkan tangannya.

Cindy tercengang kemudian dengan cukup lama dan berhati-hati melihat ke arah Lindsay: “Lindsay... Apakah kamu berdandan?”

“Tidak, sebelumnya aku meggunak sesuatu untuk menaikan sudut mataku agar terangkat, inilah aku yang sebenarnya.” Lindsay menjelaskannya : “Aku khawatir akan dikenali orang lain.”

Cindy tidak begitu lama tiba ke kota Nan, dan biasanya dia tidak begitu memperhatikan sesuatu di internet, kebanyakan tentang sebuah lukisan, maka dari itu dia tidak begitu mengerti apa yang dimaksud oleh Lindsay.

“Suamiku lebih terkenal, aku khawatir akan merepotkannya.” Lindsay menjelaskannya.

Cindy segera memahaminya kemudian tersenyum : “Lindsay, kamu sungguh cantik.” Lalu menganggukkan kepalanya kepada Bryan dan dengan suara lembut berkata : “Suamimu juga tampan.”

Bryan mengangkat alisnya terlalu bersih bahkan kata-kata pujian yang keluar tidak membuat orang lain akan menganggap bahwa ada hal yang kotor disini.

“Terima kasih” Bryan menjawabnya.

“Rumahku di dalam, jalanan ini agak sedikit susah dilewati, jika kalian mengikuti aku.” Cindy terlihat sedikit sungkan.

“Tidak apa-apa, tunjukan jalannya!” Lindsay tertawa

Cindy sangat senang mengenal Lindsay, dia bahkan tidak membenci tempat tinggalnya dan bahkan membuat Lindsay harus menyembunyikan identitas, maka dipikir-pikir lagi pasti keluarga mereka tidak akan mudah.

Pintu masuknya adalah sebuah taman yang indah, sekarang memasuki musim gugur, bunga krisan akan bermekaran dengan sangat indah, lingkungan sekitar yang gelap seakan-akan menjadi satu-satunya halaman yang terbuang oleh cahaya keindahannya, tetapi kenyataannya tidak seperti itu.

“Paman meninggalkan sebuah bangunan buat aku tetapi aku tidak terbiasa sehingga menjualnya dan hanya merasa lebih nyaman disini.” Cindy sambil membuka pintu sambil menyambut mereka masuk, dia sangat tidak peduli dengan kehidupannya sendiri, dia sangat suka kepada Lindsay dan ingin berbagi kehidupan dengan dirinya.

Bryan mengamati halaman itu dengan seksama, terlihat seperti halaman biasa tetapi karena pemiliknya, halaman tersebut kelihatan bercahaya.

Sangat indah, begitu peka, dan bersih inilah ringkasan kata dari Bryan kepada Cindy.

“Mengetahui bahwa kalian akan datang, aku terlebih dahulu memasak nasi, kalian duduk saja di ruang tamu, aku akan mempersiapkan makanan.” Cindy memberi air buat mereka.

Ruang tamu didekorasi dengan sederhana, dinding digantungi beberapa lukisan gunung dan air, antic, bantalan sofa sudah digunakan beberapa tahun, rumbai-rumbai di bawah berwarna keputihan dan aromanya seperti bunga, Bryan tidak membencinya dan langsung duduk.

“Aku akan membantumu.” Lindsay tidak terlalu tenang.

“Tidak, tidak, tidak, kompornya sangat tua, kamu tidak bisa menggunakannya, tunggulah disini, 3 lauk akan sangat cepat dihidangkan.” Cindy melambaikan tangan kepada Lindsay dan berbalik keluar pintu, tidak lama kemudian suara sayur dingin yang di masak terdengar, nafas kehidupan yang luar biasa.

“Bagaimana?” Lindsay bertanya.

Bryan menganggukkan kepalanya: “Aku sudah tenang.”

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu