My Cute Wife - Bab 172 Katakanlah Lagi Untuk Ku Dengar

Melihat ke arah Edward, Harold memberikan sebuah pertanda diam lalu menunjuk pundaknya sendiri dengan arti tembakan ini tidak kenapa-napa.

Edward perlahan menganggukkan kepalanya, sedang berpikir mungkin itu tembakan terakhir yang Rafael tembak kan tadi.

Edward tahu Horald yang pada saat Lindsay terjatuh itu, ada setengahnya itu adalah perbuatan dia, tetapi sekarang dia menyelamatkan Bryan, kenapa? Menyesal? Edward tidak mempercayai ini.

Setelah Bryan memakan obatnya wajahnya terlihat lebih membaik tetapi wajah pucatnya itu dia memegang tangan Lindsay dengan erat tanpa berkata.

“Luka tembakan pada saat itu, seharusnya memang harus dirawat jika umurnya yang terus bertambah pasti akan mengalami segala macam penyakit, apalagi dengan dia yang tidak pernah merawatnya.” Dokter ini adalah dokter yang mengecek tenggorokannya Lindsay, dia mengerutkan dahinya melihat riwayat sakitnya Bryan dan berkata : “Jangan di tahan lagi, dia telah menahan terlalu lama dan akhirnya meledak, seseorang dengan riwayat jantung bermasalah dan masih membuat dia menaiki tangga?”

Lindsay semakin bergetar sambil mengetik di telepon genggamnya lalu memberikannya kepada dokter : “Parahkah?”

“Tentu saja parah.” Dokter menurunkan kacamatanya, “Jantung itu bukan sesuatu yang kecil, untungnya hari ini tubuhnya membawa obat, bagaimana jika tidak, mungkin kalian akan membawa tubuh yang dingin kesini.”

Kaki Lindsay terasa kebas, lalu melangkah sedikit mundur.

Dokter yang melihat Lindsay seperti ini lalu mempermudah perkataannya, “Harus lebih di perhatikan lagi, selain merawatnya juga harus membuat suasan hati yang lebih menyenangkan, contohnya tenggorokanmu jika lebih cepat membaik, dia pasti akan merasa senang.”

Lindsay yang mendengar ini lalu memaksa senyumannya.

Dia tidak tahu.

Semenjak bertemu kembali hingga sekarang dia tidak pernah melihat keanehan Bryan, dan merasa di baik-baik, dia seperti seorang istri yang tidak baik.

“Tidak bisa menyalahkanmu.” Edward memegang bahunya Lindsay, “Jika dia ingin menutupinya, kecuali hingga tidak ada jalan mungkin dia tidak akan memberitahumu.”

Lindsay melihat seorang pria yang terbaring pucat, dengan dalam dia mengetahui jika hubungan dia dan Bryan ini berdiri dengan seimbang, maka pria ini adalah yang paling penting, dengan perasaan yang dalam dia dapat merasakan kehangatan juga kesakitan.

Lindsay tidak seperti Bryan, masa kecilnya tidak sebahagia itu, dengan perasaan yang berliku ini, ketika baru menikah dengan pria ini hanya untuk menjaga anak ini, hampir semuanya seperti berada di ujung bahaya, dan walaupun telah menemukan cinta, tetapi tetap saja merasa waspada, sedang Bryan sednri berbeda dia tahu apa yang di pikirkan Lindsay, menjaganya, mendekatinya, jika bisa dia akan memberikan seluruh hati ini untuknya, seperti akan memberikan semua yang terbaik untuknya.

Untung saja hotel berdekatan dengan pantai, karena ini alasan tidak menangkap dia, Radael demi menjaga semua ini tidak berani berbuat apa, maka dari itu tidak ada kematian disana.

Lindsaya sendiri menjaga Bryan seharian semalaman, dan pada akhirnya dokter meminta dia untuk beristirahat agar menjaga tenggorokannya itu, karena kebutuhan tidur tetap harus di perlukan, Lindsay sendiri tidak bisa apa-apa, meminta Levana dan Edward menjaganya dan tidur di kamar sebelah.

Setelah tidak berapa lama dia tertidur, Bryan sadarkan diri.

“Kak...” Bryan berusaha berdiri.

Edward sendiri membantunya, “Apa yang ingin di lakukan kerjakan lah nanti, beristirahatlah terlebih dulu.”

“Tidak bisa menunggu lagi.” Dengan suara Bryan yang lemah, tetapi bola mata yang tegas seperti dulu, “Belilah beberapa senjata dari Harold, lalu mintalah Levana untuk mencari keberadaan Rafael.”

“Maksudmu...” Edward terlihat bertanya.

“Kabar aku berada di rumah sakit pasti telah diketahui oleh Rafael, dari pada menunggu dia bergerak lebih baik kita bergerak terlebih dulu.” Nada Bryan mendalam, “Aku tidak dapat menahan dia lagi.”

Levana memberikan tanda “Oke”, “Kamu beristirahatlah, sisanya serahkan pada kami.”

Bryan kembali berbaring lalu menarik nafasnya dengan dalam sambil memegang dadanya, dan berkata dengan pelan : “Dimana Lindsay?”

“Dia tidur dikamar sebelah, dan telah menjagamu semalaman.”

Bryan tidak dapat menahan tawanya, “Membuat dia terkejut?”

“Menurutmu?” Edward sedikit menarik selimut, “Jika kamu ingin membuat dia merasa tenang, maka beristirahatlah.”

Penyakit kali ini seperti membuat tubuh bagian dalam Bryan meledak, ketika menunggu Lindsay terbangun dari tidurnya pria ini kembali tertidur lagi.

“Ketika tidurnya cukup dia akan sadarkan diri.” Dokter berkata dengan pelan lalu meminta Lindsay membuka mulutnya, lalu menggunakan alat untuk memeriksanya, “Baguslah, luka untuk suaramu sudah terlihat membaik, coba katakan sesuatu.”

Lindsay memandang Bryan dari samping, lalu terdengar suara senyuman dari dokter : “Terima... kasih...” Dia berkata dengan pelan seperti sebuah angin, tetapi jika di bandingkan dengan dulu ini sudah lebih membaik.

“Jangan merasa bersedih, perbanyaklah untuk latihan tetapi jangan terlalu memaksa.” Dokter mengambil alat itu kembali.

Lindsay menganggukkan kepalanya, “Baik.” Suaranya masih terdengar serak.

Kenneth menaikan alisnya melihat ke arah Lindsay, dia sendiri jarang melihat sakit yang seperti ini, perintah dokter tidaklah banyak, padahal tenggorokannya yang parah tetapi tetap saja bisa tersenyum, mungkin karena ada seseorang yang menemani, Kenneth melihat ke arah Bryan yang berbaring disana, seperti memberikan kekuatan tekanan dari pria ini.

Setelah Kenneth pergi, Lindsay berjalan ke depan jendela dan sedikit membukanya, langit yang cerah, aroma bunga di rumah sakit seperti memasuki ruangan dan hal ini seperti membuat dia terasa tenang, mengingat Bryan bisa menghirupnya, setelah melakukan ini Lindsay menemani pria yang sedang berbaring lalu tertidur bersamanya.

Setelah Bryan sadarkan diri ini sudah hari ketiga.

Dia terlebih dulu menghibur Lindsay barulah mengurus urusan Rafael.

Berdasarkan informasi yang diberikan Harold kepada Levana dia telah menemukan keberadaan Rafael, Samuel sendiri perlu bertemu dengan Bryan lalu mencari tempat malam yang dingin untuknya dan memberikan kepadanya.

Lindsay yang mendengar mereka berbicara, lalu mengantarkan air hangat untuk Bryan, lalu menulis : “Apakah Harold bisa di percaya?”

Bryan memutarkan kepalanya dan melihat, “Seharusnya tidak bermasalah, Samuel sendiri berada di pihak ini, dia tidak mungkin ingin menjaga seorang Rafael yang bisa bekerja dan membuat kesalahan kepada semua orang.”

Lindsay sedang berpikir, Harold itu adalah orang yang tidak bermasalah dan mencari gara-gara bukan?

Edward melihat ke arah Lindsay, Harold yang berada di rumah sakit tidak di ketahui adiknya ini.

Rafael telah melakukan pergerakan yang cukup besar dan dapat di pastikan dalam jangka waktu ini pasti tidak akan bergerak, dan bahkan hingga matinya berbaring dimana saja telah di pikirkan oleh Bryan.

“Malam buatkan aku bubur.” Bryan memeluk Lindsay, “Makanan rumah sakit membuat mulutnya terasa tidak cocok.”

Lindsay tahu pria ini sengaja mengatakan hal yang tidak penting ini, agar membuat hatinya tidak perlu khawatir, lalu memutarkan bola matanya dan berkata dengan pelan, “Berpikir terlalu indah.”

Walaupun suaranya pelan, tetapi Bryan penuh dengan kejutan.

“Bicara berbicara?” Bryan memegang dagunya Lindsay dan berkata dengan pelan, “Apakah sakit?”

Lindsay mengelengkan kepalanya.

Bryan tersenyum dan berkta : “Katakan sekali lagi untukku.”

Lindsay dengan pelan melihat dia lalu tersenyum : “Aku mencintaimu.”

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu