My Cute Wife - Bab 128 Masalah Psikologis

Justin Li terdiam untuk waktu lama. Kemudian dia baru bertanya dengan suara serak, "Jika semua ini diberikan padauk, bagaimana denganmu?"

Bryan Li menatap lurus Justin Li. “Bagus. Kamu sudah tahu untuk peduli pada orang."

Justin Li dengan kaku menoleh kepadanya.

"Tanda tanganlah." Bryan Li dengan serius berkata, "Aku sudah menanggung beban ini untukmu selama delapan tahun dan sekarang kamu akan mengambilnya kembali. Mengenai aku, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya."

Justin Li memegang pena, dimana terasa sangat berat. Akhirnya, dia menandatangani dokumen tersebut, lalu diaktakan oleh seorang pengacara. Semua prosedurnya pun telah dilaluinya. Semenjak saat ini, Justin Li adalah kepala keluarga Keluarga Li.

Pintu bangsalnya tidak tertutup rapat. Lindsay Chu diam-diam mendengarkan semuanya di luar. Dia pun tidak membuat suara ataupun menghentikannya. Hanya saja setelah Bryan Li terbatuk pelan, dia baru saja mendorong buka pintunya.

Bryan Li melambaikan tangannya, mengisyaratkan Justin Li untuk membereskan barang-barang tersebut, kemudian dia baru tersenyum ke Lindsay Chu. “Kenapa lama banget keluarnya?"

"Menyiapkan makan malam." Lindsay Chu menggoyang pelan wadah makanan terisolasi yang dipegang tangannya.

Matanya Bryan Li berkilap-kilap. “Kamu yang membuatnya?”

"Ya." Lindsay Chu mingkem mulutnya. "Rumah sakit sudah mulai tidak memberiku meminjam dapurnya, dan kak Lucas lagi-lagi keluar membantu."

Bryan Li menyipit dan berkata, "Lucas tidak mungkin membantumu tanpa pamrih, kan?"

"Tentu saja tanpa pamrih. Apalagi yang dia inginkan dariku?" Sejujurnya tidak. Lindsay Chu ada melakukan satu hal lagi, yaitu dengan senang hati dibawa pergi Lucas Pei. Tentu saja, hal ini tidak bisa dikatakan pada Bryan Li. Kalau tidak, siapa yang akan tahu akan menjadi apa kecemburuannya.

Justin Li selesai membereskan persetujuannya, lalu dia tersenyum lembut sambil berkata sopan pada Lindsay Chu, "Bibi Kedua, aku pamit dulu."

Lindsay Chu menoleh ke Justin Li. Dalam kesannya, ini adalah pertama kalinya Justin Li bersedia untuk memanggilnya dengan sebutan itu. Dia pun merasa puas dengan hasilnya. "Baiklah." Lindsay Chu terdiam sejenak, lalu berkata, "Justin, Megan adalah gadis yang baik. Perlakukanlah dia dengan baik."

Ketika mengungkit Megan Bai, matanya Justin Li tampak agak melembut. "Aku tahu, Bibi Kedua."

Semua kejadian yang terjerat di masa lalu itu, pada akhirnya terasa seakan telah menghilang begitu saja pada perkataan singkat ini.

"Ini semua adalah kesukaanmu. Cobalah." Lindsay Chu meletakkan satu per satu piring di atas meja kecil. Wajahnya tampak tenang, tapi hatinya sebenarnya sangat gelisah.

Riley Sun mengatakan bahwa anoreksia Bryan Li menjadi agak parah. Lindsay Chu khawatir pria ini tidak akan memiliki nafsu makan.

Bryan Li pun tidak menyadari bahwa dirinya sudah tidak lagi makan dengan teratur semenjak perpisahan mereka setahun yang lalu. Dia pun tidak peduli pada kesehatannya dan hanya ingin mencicipi lagi makanan buatan Lindsay Chu.

Tetapi pada akhirnya, dia hanya makan setengah mangkuk bubur dan beberapa sayuran acar. Bryan Li baru saja pulih dari penyakit serius, jadi akan wajar jika dia tidak memiliki nafsu makan. Lindsay Chu pun mencoba untuk menghibur dirinya.

Ketika Lindsay Chu akan pergi ke kamar mandi untuk mencuci piring, begitu baru keluar, dia langsung mendengar suara orang muntah.

"Bryan!" Jantung Lindsay Chu tidak berhenti berdebar.

Bryan Li yang berada di ranjang, mencondongkan setengah tubuhnya ke depan dan hampir akan memejam matanya. Lindsay Chu segera melangkah ke depan, memapah Bryan Li kembali ke ranjang. Bryan Li agak memberontaknya. “Jangan… Linlin."

“Kamu benaran ingin muntah, kan? " Lindsay Chu pun berbisik,"Kamu juga tidak bisa menelan masakan buatanku, bukan?"

Karena perkataan ini, Bryan Li tertegun sejenak. Lindsay Chu sudah mengetahuinnya?

Setelah menyelesaikan perkataannya, Lindsay Chu membelai perut Bryan Li. Dia merasa ada goyangan yang gila di dalam sana.

Lindsay Chu menjadi sangat sedih. Apa yang sebenarnya telah dilakukannya sampai membuatnya berada di kondisi seperti ini?

"Jangan menangis..." Bersama dengan perkataan Bryan Li ini, Lindsay Chu pun baru terkejut begitu merasakan wajahnya basah. Pria itu mengusapnya air matanya, dan denan sedikit terengah-engah berkata, “Ini masalah psikologis. Aku bisa menyesuaikannya. Jangan dipikirkan."

"Jangan dipikirkan?" Sejak Bryan Li keluar dari bahaya, Lindsay Chu sampai sekarang pun tetap mencemaskannya. Bahkan jika dia ingin menangis, dia masih harus menahannya. Pada saat ini, air matanya malah tidak bisa dihentikan. Melihat lengan baju Bryan Li yang kosong itu, air matanya semakin menderas keluar. "Lukanya seharusnya bisa sembuh perlahan. Lucas bilang jika tidak bisa dijaga, nanti penyakitnya akan kambuh lagi. Kamu tidak bisa makan apa-apa, apakah kamu mau bergantung pada larutan nutrisi?"

Hatinya Bryan Li terasa sangat sakit. Dia pun membujuk Lindsay Chu dan berkata, “Aku lain kali akan makan lebih banyak, ya?"

Lindsay Chu memukul dua kali dan tidak bersuara.

Bryan Li menghela nafas panjang. "Besok, bisakah kamu membantu membuat janji dengan seorang psikolog untukku?"

Lindsay Chu menghapus air matanya, mengangguk kepalanya.

Perkataan ini harus dikatakan langsung dari mulut Bryan Li. Lindsay Chu tahu bahwa dia adalah orang yang angkuh. Mengakui bahwa ada sesuatu yang salah dengan psikologinya tentu merupakan hal yang sangat sulit baginya.

Dokter psikolognya dicari langsung oleh Lindsay Chu. Dia tidak ingin siapapun selain Riley Sun yang mengetahuinya. Selain itu, dia juga mengambil biaya konsultasi termahal, jadi tentu saja rahasianya akan sangat terjaga.

Dokternya memasuki bangsal dengan identitas sebagai bawahan Bryan Li. Lalu Lindsay Chu menutup pintunya, memberikan mereka berdua waktu selama dua jam. Jika waktunya diberi lebih, Lindsay Chu khawatir Bryan Li tidak dapat menahannya.

"Bagaimana?" Melihat dokternya keluar, Lindsay Chu segera menanyakannya.

Sang dokter memandang Lindsay Chu dan menunjukkan senyumannya. "Nyonya tenang saja. Tuan Li sendiri sangat memahami kondisi tubuhnya dan sangat juga kooperatif dengan cara pengobatanku. Meskipun anoreksianya agak serius, tetapi hasil analiisnya menunjukkan bahwa itu adalah semacam reaksi stres. Selama dia tidak mendapatkan rangsangan emosional pada saat dia sensitif, maka pemulihannya hanya masalah waktu saja."

Lindsay Chu mengangguk kepalanya. "Apa ada sesuatu yang harus kuperhatikan?"

"Nyonya pertama harus tahu bahwa reaksi stres Tuan Li berasal dari penolakan yang diberikan Nyonya. Pemikirannya akan menghasilkan sebuah usulan, yaitu tidak akan makan sebagai semacam hukuman," kata dokter dengan suara rendah.

Hatinya Lindsay Chu berdegup sejenak. Ternyata memang karena dirinya.

"Banyaklah bertanya kepada Tuan Li apa yang ingin dimakannya agar buat dia bahagia secara fisik dan mental. Yang penting harus memberi tahu dia bahwa melakukan seperti ini itu salah." Dokter pun melanjutkan, "Karena kondisi fisik Tuan Li, aku tidak membukakan resep obatnya. Singkatnya, seorang penyakit mental hanya dapat disembuhkan dengan konseling. Jika Nyonya masih memiliki pertanyaan lain, silakan berkonsultasi denganku kapan saja."

Lindsay Chu mengangguk kepalanya. “Baiklah.”

Sebenarnya, Lindsay Chu meremehkan kekuatan psikologis Bryan Li. Kepercayaannya runtuh dalam sekejap, tetapi dia telah mendapatkan kembali harapannya dan akan berdiri lebih cepat daripada siapapun.

Selama dirawat Lindsay Chu untuk beberapa waktu, CEO Li dapat merasakan kehati-hatian wanita merawatnya. Hati hitamnya pun muncul lagi.

"Linlin, aku ingin memakan sesuatu yang agak pedas nanti malam. Mulutku bahkan mau mati rasa memakan bubur selama beberapa hari ini," kata Bryan Li.

Lindsay Chu pun tampak Bahagia. Pria ini jarang memintanya sesuatu. Dia pun segera mengangguk kepalanya dan berkata, "Tidak masalah!"

Pada pagi hari, Bryan Li masih ingin muntah dan setelah muntah dua kali, dia baru bisa memaksa dirinya untuk makan. Masalah ini tidak semudah itu dihilangkan. Bahkan jika pikirannya terus memberikan usulan, itu juga tidak bisa menghentikan penolakan yang diberikan tubuhnya. Pada saat ini, Lindsay Chu memeluk Bryan Li, membantunya mengusap perutnya dan perjuangan di sana juga semakin melemah. Sampai hari ini, meskipun Bryan Li secara tidak sadar ingin muntah begitu mengungkit tentang makanan, tetapi kondisinya jelas terlihat sudah membaik.

Pada malam hari, Edward Chu dan Lucas Pei datang menjenguk Bryan Li. Mereka pun langsung melihat sesuatu yang membuat mata mereka terasa panas.

“Linlin, tulang ikan ini banyak sekali."

"Aku akan membersihkannya untukmu!"

"Ini terlalu tawar."

"Aku membuatkanmu tiger skin pepper, jadi harus tawar!"

“Perutku tidak enak…”

“Sini aku lihat." Lindsay Chu segera meletakkan pirinya, memasukkan tangan ke dalam selimut untuk mengelus perut Bryan Li. Ketika dia menoleh, dia baru menyadari dua orang yang sedang berdiri saat ini memiliki raut yang rumit.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu