My Cute Wife - Bab 404 Wanita Itu adalah Sumber Masalah!

Lindsay tidak mengelak, ia memang sengaja menyuruh Vixon untuk membantu Tasya, bagaimanapun Vixon juga adalah artis yang ia bawa juga dulu, sia-sia kalau tidak menggunakan kesempatan seperti ini.

Melihat Tasya sibuk berbincang-bincang dengan Vixon, Lindsay pun pergi keluar dan menelepon Bryan.

"Hn?" pria itu jelas sedang sibuk bekerja, suaranya terdengar sangat berat dan serius, ditambah dengan suara ketikan keyboard, "Rindu padaku?"

"Iya, aku rindu padamu."

Begitu mendengar perkataan Lindsay, Bryan pun segera menghentikan pekerjaannya, lalu memegangi handphonenya dengan erat sambil bersandar pada kursi, "Kau sudah selesai bekerja?"

"Iya, Tasya sedang berbincang-bincang dengan Vixon."

"Tasya Liu syuting?" tanya Bryan,

"Iya, aku sudah tanya bagaimana pendapatnya, dia bilang dia mau syuting." jawab Lindsay.

"Boleh juga." suara Bryan terdengar santai, "Yang penting bisa mendapatkan uang."

Lindsay pun tertawa dan berkata, "Dasar kapitalis!"

"Kapitalis yang sukses." ralat Bryan, "Nanti malam kujemput kau pulang? Kita tidak usah makan di rumah, makan di restoran barat saja."

Memang, rasanya sudah lama dia dan Bryan tidak makan makanan barat, setelah dipikir-pikir, akhirnya Lindsay pun menjawab, "Baik."

Vixon adalah seorang penggila kerja, baru saja Tasya mengungkit masalah syuting, ia langsung bersemangat dan segera mendiskusikannya bersama, saat Lindsay masuk ke dalam ruangannya, ia pun melihat Tasya sedang mendengarkan ucapan Vixon dengan sangat serius, namun Lindsay pun tahu jelas bahwa Tasya tidak sama dengan Vixon, Vixon memang benar-benar suka bermain film, sedangkan Tasya, ia lebih terlihat seperti dikejar sesuatu dan terpaksa harus membuat dirinya jauh lebih hebat dan kuat.

Apa itu kemiskinan?

Lindsay menyimpan sebagian besar dari pernyataan Tasya sebagai kebenaran, hanya dari EQ dan paras wajahnya saja, bukan masalah yang sulit baginya untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang baik atau seorang suami yang baik.

Ia sepertinya memiliki sebuah beban yang sangat berat yang sedang ia pikul, ia sedang berusaha keras untuk melepaskan beban itu.

Dengan adanya bantuan Vixon, Lindsay sama sekali tidak perlu khawatir, ia duduk di atas sofa, lalu mengetuk-ngetuk mejanya dengan sedikit gelisah.

"Kak Lin, kau sedang apa?" tanya Vixon tiba-tiba sambil tertawa.

Lindsay langsung menjawab, "Menunggu telepon dari Kak Bryan mu."

Lindsay, "......"

Tasya pun langsung tertawa terbahak-bahak.

Lindsay sedikit bingung, "Apanya yang lucu?!"

"Tidak lucu, tidak lucu!" kata Tasya sambil melambai-lambaikan tangannya.

Vixon juga ikut tertawa, "Kak Lin, kau pergi saja dulu, setelah semua selesai aku akan mengantarkan Tasya pulang."

Baru saja selesai bicara, Bryan pun menelepon Lindsay, Vixon langsung melambaikan tangannya dan berkata, "Pergi saja sana."

"Kalau begitu, kalian hati-hati di jalan ya!" kata Lindsay sambil berjalan keluar.

"Tidak masalah." jawab Tasya sambil menjulurkan lidahnya.

Lindsay pun segera berlari ke bawah, Bryan sedang bersandar di depan mobilnya, pria itu tidak mengenakan jasnya, ia mengenakan kemeja biru tua dan celana panjang hitam, tubuhnya tampak sangat tinggi, lengan tangannya agak sedikit terlipat ke atas, pergelangan tangannya yang putih itu pun terpapar di luar.

Sorotan mata Lindsay terlalu berapi-api, Bryan yang awalnya sedang menundukkan kepalanya pun langsung melihat ke arah Lindsay dan menatap matanya, ia tersenyum dan berkata, "Linlin Chu, apa yang sedang kau intip?"

"Mengganti-ganti nama orang seenaknya sendiri saja." kata Lindsay, sambil menepuk dada Bryan dengan pelan, rasanya agak sedikit empuk.

Sorotan mata Bryan pun mendalam, sambil tersenyum ia berkata, "Ini adalah bagian terlemahku, kau harus lebih pelan sedikit saat memukulnya."

"Aku tahu." Lindsay maju ke depan, kelihatannya ia hendak mencium Bryan, namun ia malah langsung minggir.

Bryan menarik nafasnya pelan, dalam hatinya ia berpikir, dasar anak tengil, tunggu saja nanti malam, kau memohon sampai menangis pun tak akan ada gunanya.

Lindsay tentu saja tidak takut, dengan hubungannya bersama Bryan yang sangat mesra seperti sekarang ini, ia bisa melakukan apapun yang ia suka.

Bryan sudah memesan tempat makan mereka, ia tahu Lindsay tidak suka tempat yang tertutup, oleh karena itu Bryan memesan tempat duduk yang berada di sebelah jendela dan menghadap pada air mancur musik.

"Jujur." Setelah semua pesanan mereka sudah lengkap, Bryan pun memotongkan daging steak Lindsay sambil berkata, "Hanya dengan paraw wajah Tasya Liu saja, sudah cukup untuk menjadi hiasan di dunia entertainment."

"Jarang sekali." kata Lindsay yang sudah tak sabar untuk menyantap makanannya itu, "CEO Li yang hebat bisa memuji kecantikan seorang wanita sepertii ni."

Bryan pun memberikan daging steak yang sudah ia potong pada Lindsay, lalu berkata dengan santai, "Hiasan ya hiasan, istri ya istri, sama sekali tidak selevel, mengerti?"

"Oh!" ujung bibir Lindsay pun terangkat ke atas.

Dasar istri bodoh, keluh Bryan dalam hati, meskipun wanita dengan wajah yang sepuluh kali lipat lebih cantik dari Lindsay muncul di hadapannya, sudah tak ada tempat lagi yang tersisa di dalam hatinya.

Efek obat Lingxian sangatlah kuat, baik untuk Lindsay ataupun Bryan, obat itu sangatlah memantu, menyingkirkan segala rintangan buatan manusia, dan hanya akan membuat kedua orang itu saling menghargai kebersamaan mereka.

"Nyonya Li?" sapa seseorang sambil tersenyum, Lindsay pun mengangkat kepalanya, dan melihat Tania Yu.

Lindsay juga kagum pada wanita ini, setelah kejadian di toko perhiasan waktu itu, ia masih saja bisa menyapa dirinya dengan santai seperti ini.

"Nona Yu." balas Lindsay.

Tania tidak sendiri, ada sepasang pria dan wanita di sebelahnya, wajah kedua orang itu sangat familiar di televisi, namun karena mereka tidak begitu terkenal, Lindsay tidak tahu nama mereka.

Bryan sama sekali tidak mengangkat kepalanya, orang-orang ini sama sekali tidak pantas untuk dihiraukan.

"Cepat makan." Bryan pun memberikan kaki kepiting yang sudah ia kupas pada Lindsay, daging kepiting itu putih dan empuk.

Lindsay menerimanya dan mencocolnya dengan saos, "Kau tidak boleh makan ya."

Lindsay memperhatikan makanan-makanan yang bersifat dingin dengan ketat.

"Kenapa Nyonya Li seketat ini?" tanya wanita yang berada di samping Tania.

Pria yang ada bersama mereka pun segera menarik lengan baju wanita itu, Tania juga membalikkan kepalanya dan melotot ke arahnya, dasar tidak tahu diri! Kau pikir Bryan adalah pria yang mudah tergoda sembarangan seperti itu?

"Apa maksudnya?" Bryan pun membuka mulutnya sambil mengambil tisu dan mengelap jari-jarinya dengan elegan.

Meskipun nada suaranya sangat datar, namun kedengarannya sangat menekan dan menakutkan.

"Ma, maaf ya CEO Li!" sang wanita dan teman-temannya segera merasa ada yang tidak beres setelah mendengar perkataan yang sangat menakutkan itu, dan segera meminta maaf.

Lindsay malam menghiraukan mereka, jarang sekali dia dan Bryan bisa berkencan berdua, ia sama sekali tidak ingin ada orang lain yang mengganggu mereka berdua, oleh karena itu ia berkata, "Kalau tidak ada apa-apa, kalian juga pergi makan saja."

"Baik." Pria dan wanita itu pun langsung membalikkan badan mereka dan pergi dari sana.

Tania juga ikut berjalan beberapa langkah, tak lama ia pun membalikkan badannya, "Nyonya Li, apa Anda yakin ingin membuat Tasya Liu naik daun?"

"Tasya mau berusaha, talentanya tinggi, wajahnya juga cantik, apa kau tidak merasa bahwa dia dilahirkan untuk masuk ke dalam dunia entertainment?" tanya Lindsay balik.

Tania tercengang, ia paling membenci Tasya, lebih dari apapun.

"Nyonya Li, Tasya Liu itu......"

"Kalau kau mau menjelek-jelekkan Tasya di hadapanku, tidak perlu, karena sama sekali tidak ada artinya." kata Lindsay santai.

"Bukan begitu!" Tania sedikit panik, "Tasya Liu tidak sesederhana itu! Nyonya Liu, dia adalah wanita yang sangat berbahaya, kalau Anda tidak ingin terlibat banyak masalah, sebaiknya......"

"Masalah?" potong Bryan dengan suara dinginnya, ia membalikkan kepalanya perlahan-lahan dan menatap ke arah Tania, "Aku sangat penasaran, masalah sebesar apa?"

Masalah sebesar apa...... Tania menatap Bryan, hatinya pun telah putus asa, ia sudah ditakdirkan untuk menjadi anak buangan, kalau orang biasa saja masih tidak apa, setidaknya dirinya masih bisa mengulang semua lagi, namun masalahnya lawannya sekarang adalah Bryan Li.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu